36 : end

120K 6K 624
                                    

Aera menepuk jidatnya, ia lupa jika Taehyung menyita handphone nya. "bagaimana sekarang caraku pulang?" Guman nya menggaruk kepalanya

Sekarang sudah cukup larut jika pulang naik bus, Rumahnya lumayan jauh dari gedung,

akhirnya Aera pasrah berjalan. Namun, baru sampai perempatan depan. Ada mobil berhenti didepannya. Kaca mobil terbuka "tidak dijemput lagi? ingin bersamaku?"

gadis itu tersenyum merekah, dia langsung masuk kedalam mobil Vernon "tumben sekali, kau habis pulang kerja ya?" Vernon mengangguk,

Di dashboard depan, hp Vernon getar. "Aera, tolong ambilkan hp ku" suruh nya menatap jalan. Gadis itu mengambil hp Vernon lalu menyodorkan padanya.

Tunggu, seperti nya dia mengenal nomor itu. Vernon masih meracau dengan hp nya

Tak lama dia mematikan sambungannya, "siapa yang menelfonmu?" Tanya nya penasaran

"Ah, e-- temanku, teman kantor" jawabnya,

Aera mengangguk paham, Vernon membelokkan mobilnya, gadis itu langsung menatapnya tajam "ya! Rumah ku lewat sana!" teriaknya menunjuk belakang "Arra, arra ayo kita jalan-jalan dulu, aku bosan"

Gadis itu menatapnya bertanya "kau tidak akan menculik ku kan?" Vernon tertawa "ya! Mana mungkin, bisa dikuliti aku dengan Taehyung jika menculikmu"

Setelah satu jam lamanya Vernon membawanya mutar-mutar kota Seoul, Aera sampai rumah, "gomawo Vernon-ahh," Vernon mengangguk dari dalam mobil lalu melajukan mobilnya,

AeraPOV

aku membuka pintu rumah, Tunggu, kenapa gelap sekali? Aku mendongak, kamar Taehyung juga gelap "kemana anak itu pergi?" gumanku berjalan masuk rumah

"Taehyung?" panggil ku, Tanganku meraba-raba mencari saklar lampu, disini benar-benar gelap. Aku tidak bisa melihat apapun

Braakk

Pintu depan tertutup, aku melotot. Bulu kudukku mulai berdiri. Sekarang benar-benar aku tidak bisa melihat apapun "Taehyung! Jangan bercanda, cepat nyalakan lampunya!"

Prang

Suara sendok jatuh, aku benar-benar takut sekarang Aku meletakkan tas di depanku, "Taehyung, ini tidak lucu!"

Suara benda jatuh sekali lagi, sekarang aku menangi. Takut. Kejadian saat di ruang music 3 tahun lalu tiba-tiba saja muncul dikepalaku.

"Tae-taehyung! Ja-jangan bermain-main! Ka-kau akan mati jika ket-ketauan!" teriak ku sesegukan,

Sekarang seperti suara petasan, bukan-bukan ini suara balon meletus Aku berjongkok takut. "kumohon .."

Ting, ting

Suara piano? Sejak kapan aku dan Taehyung punya piano?

Aku kembali berdiri,

Berjalan mengikuti suara piano. Tiba-tiba lampu yang berada di tengah menyala menyinari bawah nya yang piano dengan seseorang yang memainkannya.

"Taehyung?"

Bukan, itu bukan Taehyung. Dari raut wajahnya itu sama sekali bukan Taehyung Dari arah belakang ku sekarang ada yang memainkan gitar dengan nada pelan. Aku berbalik, raut wajah nya tidak terlihat. Tapi aku yakin itu bukan Taehyung

Dari arah depanku tiba-tiba lilin menyala, di semua sisi bagian rumah. Aku masih menatap semuanya bingung

Ada apa sebenarnya? Ini bukan ulang tahun ku kan?

Dengan sekejap, semua lampu menyala menyoroti arah depanku dan tempatku berdiri. Mata ku mengerjap silau. Aku melihat kearah depan, Bingo!

Akhirnya aku melihat Taehyung disana, dia duduk dikursi tinggi. Kakinya menyilang, ada gitar ditangannya dengan mic panjang didepan tubuhnya

Cherish You Where stories live. Discover now