15

75.3K 5.8K 354
                                    

Aera yang melihat pemandangan didepannya kaku. dia tidak tahan untuk berdiri, apa apaan?

Jaebum tiba-tiba menggandeng tangannya yang sudah terasa dingin di kulitnya. lalu menariknya keluar dari lorong loker. Gadis itu masih diam, dia menurut ditarik oleh Jaebum. pemandangan tadi sungguh membuatnya shock.

pelukan Taehyung ..
tatapannya ..
dan ucapanya ..

itu semua miliknya. Aera yang biasa mendapatkan itu. semua dari Taehyung tadi untuknya. bukan untuk wanita itu.

rasanya ingin menangis tapi tertahan. sakit. sungguh.

apa aku mulai mencintainya .. ?

Jaebum membawanya kebelakang sekolah, tempat yang Taehyung datangi untuk mengomeli gadis itu karna Jaebum. Aera ingat jelas itu.

Jaebum beranjak kedepannya, menatapnya. "Berkencanlah denganku" ucap Jaebum terlihat pasrah. Aera mengangkat kepalanya. "wae? kenapa harus aku?"

"Kumohon .. " lirihnya. "Haruskah aku?" Jaebum mengangguk.

"Haruskah aku yang menjadi pacar pura-puramu?" tanyanya mengehela nafas .

"buat aku mencintaimu .."

Aera diam. Kenapa jadi seperti ini? Apa yang terjadi?

"Jangan hanya karna tadi pagi ..."

"Ada apa dengan kau dan Taehyung? kenapa dengan tadi pagi? kalian bertengkar?"

"lebih dari itu .." jawabnya membuat Aera semakin dibuat bingung. ada apa sebenarnya? "kumohon .. berkencanlah denganku" lirih Jaebum lagi. Gadis itu perlahan mengeleng.

"aku tidak bisa"
"wae? kau menyukai Taehyung? ya!sadarlah! dia sudah berkencan dengannya!"

••.

Aera menuju kelasnya gontai, ia sehabis membasuh wajahnya di toilet.

sedari tadi Aera hanya mendengarkan ocehan Tzuyu tentang bagaimana cara Taehyung mengajaknya berkencan dan lainya. dan itu membuatnya muak

"hah .. bagaimana bisa dia berkencan dengan orang lain saat ada tunanganya disini" gumannya monolog. dia ingat tawaran Jaebum untuk menjadi kekasihnya. Aera masih mempertimangkan tawaran itu

sebetulnya gadis itu tidak bisa jika berkencan dengan Jaebum. dia sudah berjanji dengan eommanya agar setia pada satu orang.

dan takdirnya adalah Taehyung ..

ah! Kenapa harus namja aneh itu, sialan!

"jika aku memberitau eomma .. apa dia akan marah?" gadis itu menggeleng "heeii, harusnya dia yang kena marah. kenapa aku?" lanjutnya

"apa kau sekarang berbicara dengan khayalanmu?" ucap seseorang dari belakang. Aeramenengok dan melihat Jaebum sudah merangkulnya dari samping.

"Jaebum .."
"wae?"
"tidak bisakah kau melepaskan ini? aku ingin kekelas"

Jaebum menarik kunciran Aera dan membuat rambutnya bertebaran. "YA! NEO--"

Gadis itu mencoba mengambil kunciranya yang berada ditangan Jaebum. namun dia kalah tinggi. "apa kau sependek itu? ayo ambil ini" ejeknya mengangkat tanganya sehingga Aera tidak bisa menggapainya.

"Ya! kau benar-benar!"

mereka terus begitu tanpa sadar Taehyung memperhatikan keduanya yang terlihat sedang tertawa. belum lagi jika Taehyung melihat jika Jaebum mengacak rambut Aera dan memeluknya.

Taehyung rasanya ingin menarik Aeera dan menguncinya. namun gengsi mengalahkannya.

"jadi kalian benar-benar berkencan? kalau begitu .. liat nanti Im Aera"

••.

hari ini sungguh hari yang panjang bagi Aera. membuatnya lelah dan ingin segera tidur di ranjangnya.

Gadis itu mengetuk pintu rumahnya. salah, rumah Taehyung. Mengingatnya membuat hatinya miris.

Tidak ada jawaban. Aera membukannya dan ternyata tidak terkunci.

Saat dia menutup pintu, gadis itu sudah melihat Taehyung bersender di tembok dengan penampilan yang berantakan.

dasinya yang hilang entah kemana. Almet kuning yang dibuka dan menyisakan kemeja yang dikeluarkan. Dan rambut yang acak-acakan

Oh sungguh dia seperti pengemis.

Aera ingin menghampirinya namun tertahan

'kalau begitu ambil saja, dia tidak ada hubunganya denganku ..'

Mengingat hal itu membuat hatinya miris lagi.

Dia tidak ada hubungannya denganku .. '

'kim Taehyung, dan sekarang kita ini apa? seorang majikan dan babunya?' batin Aera berteriak

Gadis itu mengabaikan Taehyung yang menatapnya. berpura pura tidak ada sesosok makhluk yang sedang menatapnya. Saat akan menaik tangga. Taehyung sudah didepannya. jika Aera tidak mengerem mungkin dia sudah menghantam dadanya.

Aera mendongak kesal. 'kenapa dia bisa setinggi ini? Membuat leherku ingin patah saja'

"apa?!"

Taehyung diam.

Aera mulai jengkel. Dia melangkah kesisi badanya namun Taehyung sudah didepannya lagi. Taehyung menatapnya seolah Aera adalah kelinci percobaannya.

"apa kau benar-benar berkencan dengannya?" tanya Taehyung tajam. Aera mengutuknya dalam hati. Dia menghela nafas sebentar "apa urusanmu?" jawabnya tidak peduli

"apa urusanku? oh astaga, Aera. Apa kau tidak mempunyai hati? kau sudah mempunyai tunangan dan kau berkencan dengan seseor--"

"lalu bagaimana dengammu?!" potongnya, dia menggigit bibirnya berusaha tidak menangis. "bagaimana denganmu yang berkencan dengan orang lain juga?! memeluknya seolah tidak mempunyai beban, ketika kau mempunyai tunanganmu juga disini!"

"aku tidak akan melakukannya jika kau tidak memulainya!" balas Taehyung teriak.

deg.

Aera sudah tidak bisa menahannya. ingin menangis, ketika Taehyung berteriak padanya.

"aku sudah mengatakannya untuk jangan berdekatan denganya! dan kau tetap mendekatinya seolah kau jalang yang--"

Plakkk

Dia sudah tidak bisa menahannya sekarang, pipi nya sudah basah karna air matanya.

"jika aku jalang maka kenapa kau menerima jika bertunangan denganku?! hanya karna dekat denganya kau bilang bahwa aku jalang?!" nafas gadis itu memburu "ya, Kim Taehyung berfikirlah! kau memeluknya dan dia hanya merangkul ku, sekarang siapa yang akan kau sebut jalang huh?! jika kau tidak suka denganku. putuskanlah pertunangan konyol ini dan menajauhlah dari hidupku!"

Aera melepas cincin yang ditangannya dan membuangnya kelantai, lalu berlari kekamarnya.

Taehyung menatap gadis itu hingga masuk kamar nya. Dia memungut cincin sambil memegang pipinya yang perih. sehabis ditampar.

"astaga Aera, tega sekali kau menamparku .." lirihnya mengusap pipinya yang merah. Tamparan gadis itu sangat kencang.

tbc,

Cherish You Where stories live. Discover now