Part 1

54.5K 4.4K 556
                                    

Palembang, Agustus 2018.

Perhelatan akbar wisuda Politeknik Negeri Sriwijaya ke-34 berlangsung sangat meriah. Mahasiswa dan mahasiswi yang telah berubah menjadi alumni itu mengembangkan senyum bahagia mereka. Ajang foto-fotoan dari selfie hingga grufie pun menjadi pemandangan dimana-mana.

Tetapi tidak bagi Gia. Gadis itu menundukkan wajahnya lesu dan berkali-kali menolak permintaan temannya untuk berfoto. Gia tidak semangat sama sekali karena pacarnya tidak bisa hadir di moment berharga ini.

"Hey sayang. Senyum dong."

Meskipun tidak bisa datang, tapi Rendy, pacarnya Gia, masih sempat menelponnya via video call. Itu pun karena dia sembunyi-sembunyi dari bosnya di kantor.

Gia memakai handset untuk dapat mendengar suara pacarnya ini. Kalau tidak, alhasil suara bass yang sexy dari Rendy itu sama sekali tidak  terdengar. Bagaimana tidak, kalau di sini saja berisik sekali.

"Aku benci sama kamu. Kamu kan udah janji dateng ke wisuda aku waktu itu," balas Gia sambil cemberut.

"Maaf sayangku. Aku gak tau kalau hari ini temenku ada yang sakit, jadi aku disuruh gantiin shift nya sama bos," jawab Rendy dengan raut sedih.

Gia menghembuskan nafasnya. Dia merasa tidak enakan karena terlalu kekanak-kanakan. Padahal dia berjanji jika Rendy sudah mendapat kerja yang mapan, dia tidak akan bertingkah manja lagi padanya seperti dulu.

Karena itulah, Gia pun tersenyum manis dan berubah tidak sedih lagi meskipun Rendy tidak bisa datang ke wisudanya. Toh, pacarnya itu masih bisa datang saat wisudanya yang lain. Kan Gia baru D3, belum S1, atau bahkan S2.

"Gak papa kok sayang. Tapi gantinya ntar malem ke rumah aku ya. Bawain bunga sama coklat pokoknya," ucap Gia maksa.

Dia memang tidak malu lagi minta ini-itu dengan Rendy. Lagipula mereka sudah pacaran hampir 3 tahun.

Rendy Hikmawan, kakak tingkat di kampusnya yang lebih tua setahun dari Gia. Mereka berpacaran saat Gia menginjak semester 2, tetapi proses PDKT-nya sejak Gia lagi diksarlin. Rendy itu kakak pembimbing kelompok dimana Gia berada.

Setelah lulus tahun 2016 kemarin, Rendy akhirnya diterima di Pusri, salah satu BUMN ternama di Palembang dan menjadi perusahaan paling di incar seluruh wisudawan di kota Pempek itu.

"Iya nanti aku juga beliin boneka teddy bear yang besar ya sayang. Sekarang kamu foto-foto sama teman kamu, terus kirim ke WA aku. Aku mau lihat semuanya," kata Rendy dengan senyum merekah.

"Yeyeye oke sayang!! Love you! Jangan lupa ke rumah."

"Love you too. Siap tuan putri!"

Sambungan video call itu pun terputus. Mood Gia yang semula buruk, kini kembali ceria. Tidak apa-apa kalau Rendy tidak bisa datang siang ini, kan nanti malam dia bakal datang juga.

Ugh.. rasanya Gia tidak sabar.

"Gi, ayo selfie dong." ajak Meta, teman sekelasnya.

"Hayuk lah. Jangan lupa pake efek percantik ya biar jerawat aku hilang," kata Gia sambil ketawa.

"Haha pasti dong. Senyum yang lebar say!"

Cekrek~

Setelah itu, Gia semakin banyak membuat foto kenangan bersama teman-temannya, bahkan lebih banyak dari foto bersama orang tuanya sendiri di sepanjang masa perkuliahannya itu.

Papa dan Mama Gia tidak bisa hadir karena terlalu sibuk bekerja di luar negeri. Mereka hanya mengirimkan ucapan selamat melalui video call.

Walaupun begitu, Gia tidak terlalu ambil pusing. Dia sudah biasa, bahkan sangat biasa, ditinggalkan oleh orang tuanya seperti itu. Jika ditanya apakah dia sedih, jawabannya pasti iya. Siapa yang tidak sedih kalau orang tua tidak bisa hadir di acara wisuda anaknya sendiri?

I See You [COMPLETE]Where stories live. Discover now