"Kau adalah tunanganku," ujarnya memutuskan perkataanku. "Dari awal aku mencarimu – aku sudah tahu dengan status hubungan kita. Sepasang kekasih? Hubungan itu terlalu..."

"Tidak berarti? Kurang menggambarkan hubungan kita?" tanyaku menatapnya dengan lelah.

Hunter mengangguk. "Kau adalah tunanganku dan aku berniat untuk menikahimu suatu hari nanti. Kau harus mempercayaiku. Aku belum siap untuk menceritakan rahasiaku."

"Hunter. Aku menghargai keputusan yang kau ambil tentang status hubungan kita. Kau tidak tahu betapa hatiku gembira ketika mendengar kau mengatakan kalau aku adalah tunanganmu." Aku tersenyum sedikit. "Tapi, aku tidak bisa terus menerus menjalani hubungan kita dalam kegelapan. Aku memberimu waktu maksimal satu minggu untukmu menceritakan apa hubunganmu dengan Anna."

"Audrey."

"Dan, siapkan pakaianmu kita akan berangkat ke Madrid dua hari lagi." Hunter menatapku seolah–olah aku adalah alien. "Kau beruntung karena abuelaku ingin melihat wajah tunanganku. Dan aku akan mengadakan genjatan senjata denganmu untuk tidak mengecewakan abuela."

"Tapi, kau mengatakan kau tidak memiliki keluarga lagi selain Kate," ujarnya dengan bingung.

"Sayangnya, dia bukan keluarga sedarahku. Abuela Soraya adalah mantan pengasuh mom yang sudah kuanggap seperti abuelaku sendiri. Kau telah diselamatkan oleh abuela kalau abuela tidak meneleponku, aku bersumpah tidak akan berbicara denganmu hingga kau mau menceritakan tentang masa lalumu."

"Dan sampai keberangkatan kita dua hari lagi, jangan menampakan wajahmu di depanku Presscot!" ujarku bersungguh–sungguh kepadanya. "Jika sampai kau memperlihatkan wajahmu di depanku. Aku bersumpah akan mengubah keputusanku yang akan merugikanmu. Dan aku akan menyetir mobilku sendiri hari ini. Jangan ikuti aku!"

*******

Aku memegang handphoneku dengan perasaan galau yang melanda. Telepon atau tidak. Tidak. Kau yang bilang sendiri kepadanya untuk tidak menggangguku sampai keberangkatan kami ke Madrid dan ini baru setengah hari berlalu sejak terakhir kali aku bertemu dengan Hunter di tempat parkiran. Aku sudah sangat merindukannya. Sangat merindukan Hunter Presscot.

Suasana di apartemen sangat sepi. Alexa sedang asyik pergi berkencan dengan Henry. Lagi? Tadi, aku menawarkan untuk menjaga Aurely – maksudku, agar aku tidak sendirian di apartemen ini. Tapi, sayangnya Henry ingin menghabiskan waktu dengan dua bidadarinya. Iyuks? Henry mengajakku ikut bergabung dalam acara mereka. Tentu saja, aku menolaknya. Aku tidak ingin menjadi lalat pengganggu di acara keluarga mereka.

Beberapa waktu lalu, aku mendapatkan ide untuk menelepon Ryan dan menyuruhnya untuk menemaniku di sini – tapi, seketika itu aku langsung teringat kalau hubunganku dengan Ryan belum membaik. Jelas, ini pertengkaran terlama kami yaitu lebih dari satu minggu kami tidak berbicara satu sama lain.

Frustasi? Jelas. Tapi, aku menolak untuk mengalah darinya. Sifat keras kepalaku ini memang selalu menjadi kelemahan utamaku. Tapi, apa yang harus kulakukan kalau egoku lebih menang daripada kata hatiku.

Dan beberapa saat kemudian, aku menemukan ide untuk mencari informasi tentang seseorang. Aku membuka laptopku dan mengetik nama Anna Throne di google. Tidak beberapa lama kemudian, muncul berbagai artikel tentang seorang Anna. Aku membuka satu persatu link dan membacanya dengan serius. Aku mencari fotonya bersama dengan seseorang dan aku menemukan seorang wanita tua yang kuduga adalah ibunya.

Kesimpulan yang kudapat setelah membaca segala informasi tentangnya di internet adalah Anna Throne adalah seorang model terkenal di usianya yang masih menginjak dua puluh empat tahun. Dia memulai karier modelnya sejak berumur delapan belas tahun. Dia cantik, pintar dan merupakan model baik– baik dalam artian tidak pernah melakukan pelanggaran.

Beauty of Possession (REPOST, FINISH)Where stories live. Discover now