“umma adalah tipikal orang tua pengatur, aku tidak akan jadi ibu yang seperti itu jika sudah tiba waktunya nanti” gumamku dalam hati
Aku menghentikan langkahku tepat di depan toko barang-barang elektronik. Dari jendela toko aku bisa melihat TV dengan layar paling besar sedang menyetel salah satu acara talk show terkenal dengan bintang tamunya adalah salah 1 boy-band yang baru saja mengeluarkan album pertamanya tapi sudah memiliki banyak penggemar, terutama dari kalngan remaja putri, yaitu “SHINee”.
Aku melihat jinki oppa, dia sedang menjawab pertanyaan, sambil sesekali tertawa melihat reaksi rekan-rekannya…
“Dia tidak berubah sama-sekali” gumamku pelan
“Senyumnya, tawanya, caranya bicara, semua masih sama dari dua tahun yang lalu. Tapi sekarang dia tidak memakai kaca mata lagi, dia juga sedikit lebih kurus… tapi aku senang kau baik-baik saja oppa” lirihku dalam hati.
Aku berhenti dari lamunanku ketika seorang anak laki-laki terjatuh di depanku dan menagis.
“gwaenchanh-ayo?” tanyaku sambil berjongkok dan membantunya bangun.
“aku, aku kehilangan ibuku” jawab anak itu sambil menangis.
“ehh,, ibumu?!! Dimana kau kehilanganya? Ehh, ani.. apa kau tau nomer telpon yang bisa ku hubungi” tanyaku padanya, dia terlihat berpikir sebentar kemudian menjawab
“ne..” jawabnya sambil sesenggukan
“baguslah kalau begitu,.. ulji mal-ayo.. noona akan menelphonenya sekarang..” ucapku padanya sambil tersenyum
Lalu aku melepaskan tas ransel kecilku dan ingin mengambil ponsel di dalamnya..
Tiba-tiba saja dengan cepat anal itu merampas tasku kemudian berlari dengan cepat. Aku yang kaget, terdiam sesaat kemudian langsung mengejarnya.
“jamkkan man-yo…” teriakku padanya… tentu saja dia malah berlari semakin cepat.
“ya .. gajima…..” teriakku dengan nada vocal tertinggi.
“aiga… bagai mana anak kecil bisa lari secepat itu..” gumamku kesal
“yaaaaaa……….. bocah kecil, berhenti ditempat.. berhenti!” teriakku sambil menambah kecepatan berlariku… agak sulit berlari dengan membawa gitar ini…
“yaaaaaaaa…’ teriakku sambil berusaha menarik punggung anak ini yang berada persis di depanku.. hampir saja aku bisa menngkapnya, jika saja tasku tidak tersangkut di sela tiang listrik yang ada banyak di gang kecil ini, lalu membuatku kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
“bruuukkk… awwww…” rintihku
“anak nakal…. Berhenti!!” triakku kencang sekali… sambil memegangi lututku yang berdarah.
Anak itu berhenti sebentar dan menengok ke arah ku. Dari wajahnya dia terlihat menyesal, tapi kemudian dia berbalik dan bersiap untuk berlari lagi, jika saja seorang namja yang sangat tinggi tidak menahan dan menarik tangannya.
“ehh..” gumamku melihat kejadian di depanku saat ini
Namja itu mengunci tangan anak itu kebelakang, kemudian menahan tanganya dengan satu tangan, lalu segera mengambil ransel kecilku dari tangan anak itu dan dengan cepat dia mendorong bocah itu untuk berjalan ke arahku lalu memberikan ranselnya padaku dan berkata…
“ini tasmu, dan bocah ini… aku akan membawanya ke kantor polisi” ucap namja itu tegas
Anak nakal itu kemudian mulai menangis lagi dan meronta mencoba melepaskan tangannya. Tapi itu percuma, kekuatan anak ini pasti tidak ada apa-apanya di banding namja yang menurutku sangat tinggi ini, aku juga tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karna dia memakai topi..
YOU ARE READING
^^Mungkin Memang Bodoh...!!!^^
FanfictionMungkin Aku Memang Pintar dengan IQku yang mencapai 197, ini adalah karunia Allah. Memiliki keluarga yang kaya adalah bukan pilihanku. Dilahirkan dengan kepintaran tanpa harus belajar keras itu juga diluar kuasaku. Jatuh cinta itu juga bukan pilihan...
(Part 2) Anak Nakal..................
Start from the beginning
