'Si Cewe Jutek?' 4

32 33 20
                                    


"Sekian penampilan dari saya, thanks"
Ucap ku begitu selesai menyanyikan lagu.

PLOK! PLOK! PLOK!

Semua orang bertepuk tangan menyukai penampilanku, aku tersenyum menuruni panggung.

--o0o--

"Good job Aiko!" Komentar tante Michel begitu aku turun.

"Iya, bagus sekali.. Aku sudah memotret mu tadi.." Sahut Eri.

Aku hanya tersenyum tipis dan duduk disofa merah yang telah disediakan.
Aku menyerahkan gitar pada supir agar segera disimpan dimobil.

"Kamu ada memotret ku dengan mode flash?" Tanya ku pada Eri.

Dia memberiku jus dan menjawab, "Apaan sih? Tidak kok, lagian dikamera ku gak ada mode flash"

Aku bingung dan meminum jus ku.
Demi kepastian, aku meminjam kamera Eri dan melihat-lihat foto didalamnya.

.

.
Totalnya ada 5 buah foto ku dan itu bukan saat dimana aku merasa ada yang memotret ku pakai mode flash, ini sama sekali berbeda.
Berarti memang bukan Eri, tapi siapa?
.
.
Pertanyaan itu terus tergiang-giang difikiranku. Aneh!

--o0o--

Aku permisi ke toilet. Ingin merapikan dan menambahkan lipstik ku yang memudar.

Aku menanyakan arah toilet pada tante Michel dan segera menuju kesana.

"Fyuuh.. Aku sangat benci jika dipotret tanpa pengetahuan ku! Kalau nge-fans kenapa tidak bilang terang-terangan coba!.."
Ngomel ku didepan cermin sambil mengoleskan lipstik dibibir.

.
.

Setelah memperbaiki lipstik, aku mencuci kedua tangan dan kembali ke acara.

"Aiko!!"

Aku menengok kebelakang, ada yang memanggilku.
Takuya!?

"Penampilan mu tadi keren..!" Puji nya menghampiriku.

What? Takuya ada diacara ini? Ada perlu apa dia? Apa hubungan dia dengan tante Michel?

.
.
Aku menatap pakaian Takuya dari atas ke bawah. Dia memang undangan! Dia memakai seragam jas dengan rapi.

Wait! Takuya menggantong kamera dilehernya.
SRL! Kamera merek SRL!
Setahuku, kamera yang berkesan kuno itu memiliki mode flash, deh.

Tiba-tiba terlintas difikiranku.
Jangan-jangan...

"KAMU MEMOTRET KU YA!!!"
.
.

Aku berteriak kencang pada nya, aku benar-benar marah, ternyata dia orang yang memotret ku diam-diam. Dasar nggak sopan!!
.
.

"Ko.. Jangan nge bentak begitu.. Iya aku memotretmu, penampilan mu memukau sekali tadi.." Ujar nya tanpa dosa.

.
.

Dengan emosi, aku segera menarik kamera SRL nya dan melemparnya ke lantai.

BRAK!!

Seketika, kaca-kaca dikamera itu pecah dan rusak.
Taka menatapku melotot, wajahnya merah padam. Tapi aku gak takut, emang salah dia! Batin ku.

"APA YANG KAMU LAKUKAN AIKO!!!"
Bentaknya.

"I DON'T LIKE YOU TAKE MY PICTURE WITHOUT PERMISSION!!" Balas ku dengan suara lebih keras.

"TAPI KAMU MERUSAK KAMERA KU!!"

Aku ngotot, tambah emosi.
"SIAPA DULU CARI MASALAH?!"

.
.
Aku menatap tajam Taka dan segera melangkah pergi.

"TUNGGU!"

Taka mencegat lenganku, aku terhenti dan menoleh kebelakang.

Dengan masih emosi, dia menarik tanganku dan membawaku mengikutinya.

"LEPASKAN! LEPASKAN TANGAN KU!"
Teriakku, tapi dia tak peduli.
Cekatan tangannya begitu kuat, sampai aku menahan sakit dilenganku.

--o0o--

Kamipun sampai dihalaman belakang rumah tante Michel.
Ada apa dia mengajakku kesini!?

Dia melepaskan tanganku, aku memijit pelan tanganku yang nyeri.

"BAYAR PERBUATANMU!"
Bentaknya.

Aku bingung! Apa maksudnya?

"JANGAN DIAM AJA!"
Lanjutnya.

"Apa? Bayar apa?!" Tanyaku dengan nada sadis.

Wajah Takuya tambah merah padam, dia frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya.

Sebelum dia memulai ngomong,aku mengawalinya.
"I'm not gonna pay! It's.. Not wrong to me!! I Don't Know!"

"HYAAA!!!.."

Takuya mengangkat tangannya hendak menamparku, sontak aku langsung memejamkan mata...

"TAKUYA!!!"

Tiba-tiba tangan Takuya berhenti di udara, aku memberanikan diri membuka mata, suara siapa itu??
.
.
Tante Michel! Eri!
Mereka!
.
.
Mereka berlari menghampiri kami.
Eri segera mengamankan ku dibelakangnya.

"Apa yang kamu lakukan, Takuya!?
Tante kecewa sama kamu! Akan tante laporkan sama mamah kamu!!"

Seru tante Michel dengan marah dan membawaku pergi dari sana.
.
.

Maksud perkataan tante?
Ah, sekarang aku tahu. Ternyata, Takuya adalah anak teman tante Michel, makanya dia dapat hadir pada acara ini.

.

Sekilas,aku menatap wajah Takuya.
Dia merasa bersalah dan mencoba menjelaskan pada tante. Tapi, terlambat!
Tante tidak mau mendengarkan penjelasan nya.

--o0o--

"Kamu tidak apa-apa kan Aiko?? Ada yang luka hah?"

Tanya tante sambil membolak balikkan tubuhku.
Aku menggeleng, "nggak ada kok tante" jawabku.

"Maafkan Taka karena kejadian tadi ya,nanti tante sendiri yang akan marahi dia"

Aku mengangguk pelan.

"Tante aku pamit pulang terus ya"
Sahut ku.

"Iya-iya, hati-hati dijalan", jawabnya.

Aku dan Eri segera menaiki mobil.

--o0o--

"Kamu ada masalah apa lagi sama dia!?"
Tanya Eri yang marah padaku.

"Jangan cari masalah terus dong Aiko!"
Lanjutnya.

Aku menatap keluar jendela, menghiraukan ocehan Eri.

Eri yang tau aku menghiraukannya, makin ngomel panjang-lebar.
Supir didepan jadi tak fokus menyetir karena suara Eri yang terus mengganggu.

"Shut up Eri!"
Ucapku seketika.

"Tapi ko.."

"SHUT UP!"
Suara ku makin meninggi, akhirnya daripada membuat ku marah, Eri pun terdiam.

.
.

Tiba-tiba aku teringat akan kejadian tadi, saat aku membanting kamera Takuya.
Itu memang salahku, kenapa aku kebawa emosi saat itu, seharusnya hanya tinggal menyuruh dia menghapusnya saja, selesai.

.
.
Tapi.. Aku telah merusak kamera kesayangannya...
Wajar saja jika dia sangat marah tadi...

.
.

--o0o--

BERSAMBUNG

Hihi akhirnya si Aiko merasa bersalah juga :D

A I K OOn viuen les histories. Descobreix ara