Chap 12

3.2K 453 14
                                    

"Lakukan dengan rapi. Jangan sampai orang lain tahu akan hal ini."

"Baik, Yang mulia." ketiga namja dengan pakaian seba hitam itu meninggalkan ruangan dengan langkah yang mengendap-endap sebelum menghilang dalam sekejap. Raja baya itu menatap sebuah lukisan naga emas yang terpajang cantik dihadapannya dengan tajam serta kilat penuh dendam.

"Kita lihat siapa yang akan menjadi Raja yang sesungguhnya, Yang mulia Raja Jung Yunho." Raja baya itu berguman lirih dengan nada pongah sebelum tawa licik menggema pada ruang gelap nan sepi itu. Dilangkahkan kakinya meninggalkan ruangan diikuti beberapa pengawal.

...

"Bagaimana wilayah mereka bisa diserang."

"Hamba juga tidak tahu, Yang mulia. Setelah melakukan penyerangan pada desa wilayah barat kerajaan Baekje dua hari yang lalu, dini hari tadi tiba-tiba saja istana Baekje dikepung oleh pasukan tak dikenal. Namun Ratu dan Putra mahkota dapat menyelamatkan diri. Saat mereka tengah bersembunyi disuatu tempat. Kemungkinan beberapa hari lagi mereka akan sampai di Silla untuk berlindung."

"Baiklah. Untuk jenderal Kim siapkan pasukan dalam perjalanan kita besok pagi, dan jenderak Yook untuk menyusul lusanya. Lakukan dengan diam-diam, jangan beritahukan hal ini kepada Raja Ilhoon untuk sementara waktu hingga aku pergi. Persiapkan jiga beberapa prajurit ditiap perbatasan, untuk menjemput rombongan Ratu Baekje."

"Baik, Yang mulia." Yunho mulai meninggalkan ruang rapat itu diikuti para pengawal.

"Panglima Park, siapkan dua baliton untuk menyerang mundur mereka serta selusin prajurit pilihan. Aku rasa ada orang yang berkuasa dibalik penyerangan ini." Yunho berkata kepada salah satu namja muda nan gagah yang tengah berdiri didepannya.

"Baik, Yang mulia." ujar namja itu seraya membungkuk sopan pada Yunho sebelum pergi melangkah menjauh.

Kerajaan Baekje adalah kerajaan dibawah pimpinan Silla. Mereka kerap kali melakukan kerja sama yang saling menguntungkan, dan setahu Yunho Baekje tidak pernah bermasalah dengan kerajaan lain. Baekje adalah kerajaan kecil yang bergantung dengan Silla, bagaimana mungkin ada orang lain yang menyerang Baekje?

...

Sejak dini hari tadi para dayang tengah sibuk mempersiapkan keperluan Yunho yang hendak menuju istana Baekje, bahkan Jaejoong ikut turun tangan untuk membantu Yunho mengenakan baju perang emas khusus untuk dikenakan namja tampan itu. Yunho menatap lekat Jaejoong yang tengah sibuk memakaikannya baju perang dengan manik bulat yang mengerjap lelah serta memerah, sepertinya namja cantik itu tidak tidur semalaman.

Diraihnya jemari lentik itu yang membuat siempunyanya mengangkat wajahnya untuk memandang Yunho. Para dayang mulai meninggalkan mereka berdua dalam kesunyian yang hangat. Yunho mulai mendekap pinggang ramping istrinya dan menyusupkan kepalanya di bahu putih Jaejoong yang harum untuk menyesapnya pelan. Lalu menatap mata bulat yang terlihat lelah itu.

"Ada apa dengan mata indah ini, Ratuku?"

"Yang mulia... hamba tidak apa-apa, hanya saja hamba sangat mengkhawatirkan keselamatan anda."

"Apa yang harus kau khawatirkan, Ratu? Aku telah berkali-kali dihadapkan dengan sembilah pedang yang tajam pada setiap penyerangan dan hal ini sudah biasa terjadi padaku."

"Tapi tetap saja hati hamba terasa resah setiap kali membayangkannya, Yang mulia." Yunho hanya mendekap tubuh mungil Ratunys untuk sedikit menenangkan hati Jaejoong. Manik musangnya menatap langit yang mulai memperlihatkan cahaya terang nan hangat.

...

Yunho mengepah kudanya cepat ketika melihat sebuah pemukiman penduduk yang ada dihadapannya. Setelah melakukan perjalan selama dua hari serta melewati beberapa gunung dan hutan akhirnya mereka tiba di Wiryeseong, sebuah desa kecil yang merupakan salah satu wilayah kekuasaan Baekje. Yunho mulai menuruni kudanya diikuti para prajurit seraya menuntun kuda mereka untuk melewati desa itu secara bergantian.

OannesWhere stories live. Discover now