Perasaan Angkasa

227K 15.9K 874
                                    

Karna rasa ini datang tanpa di rencanakan.

🔸🔸🔸

Pagi ini Angkasa tak terlihat datang ke rumah Audy. Audy tersenyum getir. Mungkin, Angkasa sudah berkata pada ibunya tentang Audy yang tak ingin lagi di antar.

Audy memakan sarapannya dan meneguk segelas susunya. Setelah ia menyalim tangan Tyas, ia segera berjalan ke luar rumahnya. Langkahnya terhenti melihat Erick yang sudah menunggunya.

Audy mengeryitkan dahinya, lalu berjalan menemui Erick.
"Kak Erick? Ngapain di sini?" tanya Audy.

"Mau anter lo lah, emangnya gak boleh?" tanya Erick dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

"Hmm, gue kan bisa sendiri ke sekolahnya" ujar Audy.

"Ceritanya nolak nih?" tanya Erick. Audy dengan cepat menggeleng.

"Enggak kok kak. Ya udah deh, gue bareng lo" ujar Audy pasrah. Erick tersenyum manis.

"Ya udah, ayo naik" ajak Erick. Audy mengangguk lalu naik ke atas motor Erick.

Setelah itu, motor Erick melaju meninggalkan halaman rumah Audy dan seseorang yang mengamatinya.

Angkasa.

Laki laki itu punya niat untuk menjemput Audy, dan kali ini tanpa di minta oleh Dian. Bahkan kali ini, Angkasa ingin mengantar gadis itu sampai sekolah tanpa menurunkannya di halte.

Namun rencananya hanya sebatas rencana. Audy sudah pergi lebih dahulu dengan Erick. Angkasa memang memasang wajah datarnya, namun hatinya ribut tak karuan.

Angakasa mengusap wajahnya gusar lalu memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya.

⚫⚫⚫

Audy berjalan menyusuri koridor dengan tatapan para siswi wanita yang menatapnya sinis. Itu semua karna Audy di antar oleh Erick.

Audy menghentikan langkahnya ketika melihat Kintan, teman seangkatannya yang pernah menumpahkan jus jeruk ke seragamnya sedang berbicara dengan Angkasa.

Seketika, Audy mengingat saat Angkasa menyerahkan seragamnya kepadanya. Audy tersenyum sendiri.

Namun nafasnya menjadi memburu melihat Kinta memegang tangan Angkasa. Dan yang membuatnya kesal, kenapa Angkasa diam saja?

Audy terus menatap mereka, hingga pandangan Angkasa menatapnya.

Deg!

Audy jadi salah tingkah. Dia jadi bingung harus apa. Ia memutuskan untuk membuang muka. Audy merutuki kebodohannya sendiri.

Dia berjalan cepat menuju ke kelasnya, berusaha untuk tetap menyestabilkan dirinya.

Sedangkan Angkasa, laki laki itu tetap memasang wajah datarnya.

"Kak Angkasa, dari tadi diem aja sih, susah amat di ajak ngomong" gerutu Kintan.

"Ya udah pergi" ujar Angkasa dingin.

Kinta mengerucutkan bibirnya.
"Gue harus buat kak Angkasa luluh"

Into You [SEGERA DITERBITKAN]Where stories live. Discover now