Somin tertawa. Yang gadis kecil itu tunjuk adalah pipinya yang merona berkat blush on. "Aku suka memakai lipstik dipipi. Apa kau mau?" ia berniat menggoda anak kecil yang polos itu.

"Bukankah lipstik hanya dipakai dibibir? Mommy tidak pernah memakai lipstik dipipi sepertimu."

"Kalau begitu bagaimana jika Hanna bantu eonnie menghapus ini?"

Hanna mengangkat tangannya mengusap pipi Somin. Wajah gadis itu terlihat serius persis seperti ekpresi Sehun.

Kenapa perpaduan wajah Hanna didominasi wajah Yoona sunbaenim? Pikir Somin.

"Kenapa sulit sekali ya?" gumam Hanna.

"Kau harus mengusapnya seperti ini.."

Hanna tertawa merasa geli karena Somin mengusap pipinya dengan benda bulat berbulu yang menjadi gantungan kunci diponselnya.

"Hanna?"

Keduanya menoleh. Somin membulatkan mata melihat sosok seniornya mendekat. Ia juga terpaku pada kecantikan wanita itu yang masih sama seperti dulu.

"Mom?" panggil Hanna pada wanita cantik yang memberi tatapan bingung padanya. Sampai akhirnya Somin juga membuka mulut ingin mengeluarkan sepatah kata.

"Eonnie?"

oOo

Matanya tak berkedip menatap pada gadis berbadan langsing, wajah tirus dan cantik dihadapan Yoona.

Ia berpikir keras siapa gadis itu yang sudah memanggilnya dengan panggilan yang terbilang akrab. Eonnie.

Merasa kesulitan mengenali ia pun memilih menyerah berpikir. "Maaf aku tidak mengenalmu nona. Hanna ayo kita pulang."

Hanna menghampiri Yoona dan memeluk Ibunya yang hanya bisa sebatas perut. Gadis kecil itu menggeleng dalam pelukkannya.

"Aku mau tunggu daddy."

"Eonnie dia...maksudku Hanna adalah anakmu?"

"Iya. Maaf nona darimana kau tahu namanya dan kenapa dia bisa bersamamu?"

"Jadi eonnie menikah dengan Sehun?"

Yoona menyernyit. Gadis dihadapannya mengenali dirinya, Sehun dan juga Hanna.

"Siapa dia, Hanna?" tanyanya pada Hanna.

"Somin eonnie."

"Somin?"

"Apa eonnie lupa padaku? Aku Jung Somin. Gadis gendut yang selalu mengikuti untuk meminta bantuanmu."

Yoona memasuki pekarangan kampusnya. Ini tahun kedua ia berkuliah. Dua tahun lagi ia akan lulus dan mendapatkan gelar untuk menjadi seorang  desain Mode khususnya fashion tas.

Lorong kampusnya cukup ramai membuat Yoona sedikit kesulitan karena membawa sebuah gulungan besar bahan tekstil untuk praktek hari ini.

"Biar aku bantu, eonnie."

"Terim..astaga kau lagi."

"Aku tidak akan bosan mengganggu eonnie karena aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikan tugasku dari dosen Park."

"Kau bisa minta orang lain."

"Tapi kau yang terbaik dijurusan ini."

"Aku sudah sibuk tolong jangan membuatku semakin sibuk."

"Sebentar saja eonnie.."

Spring Rain (Yoona-Sehun) Where stories live. Discover now