Chapter 1

90 6 0
                                    

Hujan turun deras malam ini.
Seorang gadis merapatkan jaket bulunya sembari memutar bola matanya yang menahan kantuk.Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Pukul sembilan malam. Tapi kenapa laki laki itu belum juga datang menjemputnya. Bukankah laki laki itu sudah berjanji akan menjemputnnya malam ini.

"Itaya, kenapa kau masih disini?" Tanya Alice yang baru saja selesai membereskan alat alat musik. Itaya mendongak dan menatap Alice malas. Alice tersenyum.

"Oh.. nunggu Nando ?" Tebak Alice kemudian duduk di samping Itaya. Itaya mengangguk.

"Iya, tapi d.ia belum juga datang sampai sekarang. Dasar laki laki menyebalkan!!!" Gerutunya.

"Coba kau telfon mungkin saja dia lupa atau_"

"Sudah!! Tak ada jawaban" sela Itaya cepat.

"Sebentar lagi Alex datang. Apa kau mau ikut bersamaku?" Ujar Alice menawarkan. Itaya tersenyum.

"Ah tidak!! Jika aku ikut denganmu yang ada aku akan mengacaukan kencanmu" ujar Itaya menggoda Alice. Alice tertawa.

"Aku tidak keberatan kau ikut bersamaku. Lagian aku dan Alex hanya berteman ta" ujar Alice menyangkal.

"Hei...!!" Alice melambaikan tangannya kearah pintu masuk. Itaya ikut menoleh penasaran. Alex berjalan mendekati mereka seraya melempar senyum.

"Hai Itaya.. kau masih disini? " Tanya Alex.

"Iya, aku sedang menunggu temanku." Ujar Itaya. Alex menganggjk mengerti. Kemudian menoleh kearah Alice disamping Itaya.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Alex memastikan. Aice mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu ayo!! " Ajak Alex.

"Kau yakin tidak ikut bersama kami ta?" Alice memastikan. Itaya menggeleng.

"Tidak!! Kau duluan saja .. mungkin sebentar lagi Nando akan datang" ujar Itaya walau ia ragu apakah Nando akan menjemputnya.

Itaya mendengus pelan setelah Alice dan Alex menghilang dari balik pintu masuk studio. Gadis itu merogoh isi tasnya. Mengeluarkan ponsel hitam kesayangannya. Tangannya memencet tombol yang sudah di hafalnya di luar kepala. Butuh waktu sedikit lama sampai terdengar suara dari seberang.

***

Dering telepon membangunkan Nando dari tidurnya. Laki laki itu mengerjap ngerjapkan matanya,sementara tangannya meraba raba mencari sumber suara ponselnya. Siapa yang berani mengganggu tidurnya malam malam begini?. Ia membaca nama yang mjncul di layar ponsel sebelum akhirnya terkesiap. Ia melupakan sesuatu!!!!.

"Iya ta?"

"Nando..!!!! Kenapa kau belum menjemputku!!" Omel gadis itu dari seberang.

"Oke oke aku minta maaf. Aku berangkat sekarang. Kau jangan pulang dulu ! Tunggu aku disana!!" Ujar Nando bingung. Laki laki itu meloncat dari kasurnya sesudah mematikan telepon. Bergegas ke bagasi.

***

Itaya mendecak sebal. Ia melempar pnselnya kasar ke dalam tas. Dasar laki laki menyebalkan!! Bagaimana bisa ia mematikan telepon sebelum Itaya menunpahkan semua kekesalannya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan studio. Sepi. Sepi sekali. Hanya ada satu dua orang yang masih ada disini. Itupun sudah bersiap siap untuk pulang. Ia tidak bisa terus berdiam diri di sini. Sebentar lagi studio akan tutup.

Ia melempar pandangan keluar ruangan. Hujan. Tak ada pilihan lain. Ia harus pergi sekarang sebelum ia terjebak disini. Itaya merapikan penampilannya sebelum akhirnya bergegas pulang. Gadis itu berjalan menyusuri trotoar. Membiarkan air hujan turun dan mengguyur tubuhnya yang semakin menggigil kedinginan. Tak ada taxi ataupun bemo yang lewat. Jalanan lengang. Sepertinya dugaannya benar. Sudah tidak akan ada lagi taxi ataupun transportasi yang bisa ia naiki. Kalaupun ada itu pasti yang terakhir. Tiba tiba sorot lampu mobil menyilaukan pandangannya. Mobil itu berjalan mendekat kearahnya. Itaya terdiam. Mengamati mobil di depannya. Seorang laki laki turun dari mobil dan berlari kearahnya.

The Highest Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang