Ch 9 - Terlalu

2.2K 264 41
                                    

Jimin benar-benar merubah sikapnya pada taehyung dan jungkook. Tidak hanya sigap melayani untuk kebutuhan yang itu, tapi juga untuk kebutuhan 'yang lain'.

"Kalian kasar sekali, bagaimana kalau bayiku kenapa-kenapa.."

Kalau sudah seperti ini, jimin tidak akan bisa bangun dari tempat tidurnya. Hari minggu yang seharusnya jadi surga baginya, kini akan menjadi alam mimpi yang panjang.. Atau justru..

"Jimin, jangan tidur lagi ayo masakan sesuatu~"

"Aku tidak bisa.. Badanku rasanya seperti habis dibantingkan kedalam tumpukan jarum lalu diangkat dan ditiskan setelah diguyur banyak air lemon.. Perih dan sakit dan menyakitkan dan perih dan sakit dan-"

"Dan sebenarnya sangat nikmat tadi malam."

Jimin memincingkan matanya kearah jungkook.

"Kau mungkin begitu. Tapi aku tidak."

"Ah benarkah?"

Jawabnya sambil menaiki tubuh jimin yang terlentang sempurna.

"Iya.. Iya.. Iya.. baiklah kau benar. Menyingkir dariku, jungkook."

"Tidak sebelum kau mengatakan seperti apa yang kukatakan tadi.."

"Jungkook, jangan begini. Aku sangat lelah..."

Kata jimin, sembari mendorong-dorong wajah jungkook yang mulai menciumi lehernya.

"Jungkook. Jangan lagi, kasihan jimin. Besok dia kan harus melakukan pekerjaan rumah sendirian."

Itu memang benar. Karena jimin sekarang adalah satu-satunya yang akan melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari, mengingat seokjin dan yoongi pergi mengikuti suaminya masing-masing.

Jangan tanyakan apa yang dilakukan jiyong, karena jimin sudah tidak ingin membuat ibu mertuanya itu kerepotan. Sekarang dia sudah mahir, jadi biarkan ibu keduanya itu menikmati masa tuanya dengan tenang.

'Tapi hari ini..'

"Hey jungkook!! Kau dengar aku kan?!!"

"Humphh.. Kau mengganggu kesenanganku."

"Sekarang giliran kau yang mencuci pakaian dan menyetrika yang sudah kering kemarin."

"Kenapa aku yang melakukannya?! Aku akan mencuci piring saja."

"Tidak bisa, jungkook. Minggu lalu aku sudah melakukannya."

"Kau mencurangiku."

"Apa maksudmu dengan mencurangi eoh? Bilang saja kalau ingin lepas tanggung jawab."

"Kau lihat seprai ini!! Ada banyak sperma. Dan kau tahu betul noda seperti ini tidak akan hilang dengan mesin cuci."

"Aku tidak peduli pada teknik seperti apa yang akan kau gunakan. Pokoknya minggu ini adalah giliranmu."

"Oh sekarang aku tahu kenapa minggu lalu kau suruh jimin menelan habis semuanya. Itu karena kau ingin melakukan pekerjaan dengan mudah."

"Kenapa kau menuduhku seperti itu?? Kau sendiri kan yang bertanya ingin seperti apa kita menggagahi jimin malam minggu yang lalu. Justru harusnya kau menyalahkan dirimu sendiri yang mengusulkan untuk menembaki jimin dengan senjata kita setiap kali mencapai kepuasan."

"Ha!! Baiklah!!! Minggu depan tidak hanya cairan putih saja, aku ingin ada cairan merah yang kental juga di seprai ini biar kau tahu rasa."

'Jungkook sudah gila, Tuhan.. Dia akan melakukan BDSM padaku T_T'

"Tidak akan kubiarkan!! Sudah cukup aku setuju padamu untuk memperlakukan jimin seperti hewan di atas ranjang. Lebih dari itu, aku sendiri yang akan menahanmu."

[End] LalatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang