Extra Part: Sayonara

Start from the beginning
                                    

"Kenapa di sini? Kaki aku hampir putus rasanya naik tangga nggak ada habis-habisnya."

Senyum Ellie kembali berubah menjadi kecut, "Kai dulu pernah ngajak aku ke sini. Di sini banyak dandelion dank alau sore pemandangannya keren banget! Aku," Ellie kembali mengendikkan bahunya, "Aku tahu kecil kemungkinan Kai datang makanya milih ketemuan di sini. Kai yang nemuin tempat ini jadi ini tempat dia dan..."

Renata menghampiri Ellie lalu merangkul dan mengusap bahu Ellie berulang kali, "Kita ngerti, kok. Cuma lain kali bilang lokasinya gimana jadi aku nggak salah kostum gini."

"Kamu nggak saltum," Mirza berucap lirih dengan wajah yang seketika berubah menjadi semerah kepiting rebus.

Renata refleks menyikut perut pacarnya/ lebih karena terkejut dan upaya terakhir untuk menutupi salah tingkah. Bagaimana pun dia masih belum terbiasa dengan pujian yang dilontarkan Mirza. Sementara Endra dan Ellie memilih untuk pura-pura tidak mendengar atau melihat.

"Jadi," Endra kembali berusaha mengalihkan pembicaraan, "Foto-fotonya kita mulai sekarang?"

"Ya!" Ketika sahabatnya langsung menjawab sambil mengangkat tangan mereka yang terkepal ke udara.

Sedetik setelah itu mereka sudah heboh bergaya dan saling memfoto. Tentu lebih banyak Ellie yang memotretkan mereka. Sebisa mungkin cewek itu mengabadikan momen kebersamaan mereka dari angle terbaik. Tangannya seakan tidak mengenal kata lelah. Tanpa henti dia menekan tombol Rana.

Renata yang berputar sambil tertawa memamerkan kebahagiaannya.

Mirza yang sedang menghabiskan sebotol minuman bersoda sambil memperhatikan Renatan.

Endra yang tersenyum dan menatap tajam ke arah lensa kamera seakan dia sedang menatap Ellie.

Punggung Mirza dan Endra yang saling merangkul sementara tangan yang lain meninju udara.

Renata yang tanpa sadar meletakan kepala di bahu Mirza. Mereka terlihat nyaman dan saling melindungi.

Setelah bersenang-senang selama hampir dua jam sekarang mereka semua kelelahan. Ellie diam-diam sedang memperhatikan Mirza dan Renata yang duduk di ujung lantai dengan kaki mengantung di udara. Dia bahagia melihat akhir kisah Renata dan Mirza sekaligus sedih karena tahu sebentar lagi mereka harus berpisah. Tanpa sadar Ellie mendoakan kebahagiaan kedua sahabatnya. Walau terancam LDR tapi bukan berarti hubungan mereka tidak akan berhasil.

"Wefie?" Endra menghampiri sambil menggenggam Polaroid Ellie dan tepat ketika Ellie berpaling cowok itu menekan tombol rana, "Thank you!."

"Lihat!" Ellie berusaha merebut zink zero paper dari tangan Endra tetapi dia kalah tinggi. Sambil tersenyum jail sahabatnya mengangkat tangan setinggi mungkin hingga Ellie tidak mampu meraihnya.

"Nggak. Ini buat aku."

"Buat kamu?"

"Aku bakal naruh aku di meja belajar kamar asrama," dia kembali tersenyum jail, "Sekali lagi."

"Eh!"

"Yang ini buat aku simpan di loker."

"Yang barusan jelek banget, Nyet! Kasih ke gue! Nyet, kasihn ke gue, Nyet! Kita foto ulang. Please!"

"Nggak. Kamu kelihatan manis, Ini cukup buat aku," Endra menyimpan kedua lembar foto ini di saku dalam dompet lalu kembali mengantonginya. Dia tahu kalau Ellie tidak akan berani mengambilnya. Mereka memang bersahabat tetapi bukan berarti mereka bisa bebas menyentuh. Ada peraturan yang tidak tertulis yang selalu mereka patuhi.

"Eh, sekali lagi!" Endra kembali menekan tombol rana sebelum Ellie siap, "Yang ini buat kamu. Simpan baik-baik, siapa tahu kamu nanti kangen banget sama aku terus..."

The Salad Days [Completed]Where stories live. Discover now