Prolog

2.4K 32 0
                                    

Cowok itu sedari tadi hanya terdiam di pojok bangunan sekolah, seraya mematik rokok. Dilihatnya jam dari tangan yang sudah lebam sisa pertempuran kemarin.Ia sudah tidak mampu mengingat apapun, Ia telah knock out oleh minuman haram tersebut.

Kemudian matanya gelap, tubuhnya bahkan tidak bisa bergerak sama sekali lantas rokok yang Ia genggam pun terjatuh.

∆∆∆

"Eh Sam, lo kenapa?" teriak Kevin dari kejauhan, Ia berlari menghampiri cowok yang tak sadarkan diri tersebut.

Kemudian terdengar suara pijakan sepatu yang sangat kencang, Cakra dan Bayu mengejar Kevin yang berlari secepat kilat.

"Bay, coba lo cek detak jantungnya." ucap Kevin dengan nafas engap-engapan. Bayu melekatkan telinga ke dada bidang milik Samuel.

"Masih berdetak." Bayu mendesis pelan.

"Uhuuuuk.." Samuel memuntahkan isi perutnya. Matanya terbuka, seketika Ia melihat cahaya yang memancar tepat ke arah kelopak matanya.

"Eh." Samuel bergumam,Ia sempat berdiri tetapi tidak dapat menopang berat badanya.

"Udah lo jangan berdiri dulu Sam, mabok lo."seru Kevin sembari mencengkram bahu si bengal itu.

"Eh lo siapa berani berani nyentuh gue hah!?" Samuel membantingkan lengan temannya itu.

"Ini gue Sam, temen lo." Kevin mencoba menyadarkan ingatan Samuel dengan menepuk bahunya.

"Sam, bego sadar lo!" bisik Bayu.

Tiba-tiba mereka tertegun, Samuel sudah tidak berontak. Tetapi baru saja berapa detik. "Gue hajar lo Johan." Samuel beralih menjadi lebih kacau, tangan kedua temannya itu terlepas.Ia mengambil botol minumannya lalu ia lemparkan ke arah Kevin.

Praaaaak-

Kevin menghindar gesit. Tapi sial, botol vodca menembus kaca ruang guru.

Disisi lain, di sebelah sebuah kaca yang pecah, ada lelaki paruh baya yang memandangi dengan tangan kanan memegang secangkir teh, guru muda yang tiba tiba berjeda memainkan komputer dihadapannya.

Hening.

Samuel tetap bergeming dengan kesadarannya, pelipis Kevin berdarah terkena pecahan kaca.

Tidak ada seorang sahabat yang rela meratapi sahabatnya sendiri yang berubah dahsyat. Ingin rasanya menyadarkan ingatan Samuel, ini bukan masalah ketidak setia kawanan, tetapi ini tentang orang yang ingin menyelamatkan masa depannya.

Langkah Bayu dan Cakra terhenti beberapa saat.

"Elo ko diem aja?" Bayu berteriak menyaksikan Kevin yang masih mematung, anak itu mengawat pelipis mata yang sudah berubah menjadi semu merah.

"Duluan aja sana, ini itung itung ucapan terima kasih gue karena si bangsat ini," Bayu dan Cakra terdiam, lalu mengangguk.

"Uhuuuuuk." Samuel memutarbalikkan kedua tangannya yang tergores serpihan kaca.

"Sam, lo gapapa kan?" jelas jelas saja Samuel enggak baik-baik saja. Mulutnya mengeluarkan darah, tangannya terluka.

Gubrakkkk-

Cowok bertubuh jangkung itu terjatuh, kepalanya menghantam sisa beton yang berubah menjadi pondasi. Tubuhnya bahkan terperosok ke rerumputan liar.

Kevin jelas tidak dapat menggotong tubuh jangkung tersebut. Kemudian disusul dengan sahutan keras wanita paruh baya di ujung lorong sana, ujung bangunan sekolah ini merupakan tempat yang sangat jauh dari keramaian. Berada tepat dibelakang koridor jendela ruangan guru, tetapi perlu jalan memutar untuk tiba di sini.

"Kenapa dengan Samuel?" ujar wanita yang kira kira umurnya kurang sepuluh tahun dari setengah abad.

Alis matanya yang tebal sedikit naik, mukanya cemas. Ia baru saja kemarin memperingatkan sang anak bengal ini, ada perasaan lelah dihatinya. Di satu sisi terlepas dari tingkah laku anak ini yang berdasarkan guru lain bisa dibilang berandal, Samuel tetapklah tipikal murid pintar.

"Kamu berantem HAH?!" bu Diana menoleh kepada bercak noda darah yang terlihat kontras dengan seragam putih Samuel.

"Saya nggak ada waktu buat berdebat, lebih baik Ibu bantu angkat temen saya." Kevin mengerutkan dahi, mata cokelatnya menatap bu Diana, kesal. Kemudian disusul langkah gedebuk dikejauhan.

"Cepet bawa ke UKS." ujar laki-laki paruh baya itu, rambut putih serta pigmen wajah yang letih tergambar dari ekspresi datarnya.

"Iya iya pak." sahut Kevin dan Bu Diana, laki-laki berbadan kurus kecil itu tak ayal adalah pak Burhan alias kepala sekolah SMA Pelita raya.

Disepanjang koridor menuju UKS, Kevin mendapat tatapan ganjil dari para siswa siswi.

"Ko cowok itu bisa pingsan juga sih."seru salah satu siswi berambut kuda dikerumunan.

"Walaupun dia suka bikin ulah ternyata dia cute kalau lagi pingsan." beberapa cewek alay mendekat penasaran, mereka langsung disuguhi tatapan kesal dari bu Diana.

"Pasti pacarnya khawatir deh? Eh pacar yang mana ya?dia kan banyak deketin cewek, untung ganteng." Timpal yang lain.

"Eh cewek gatel, berisik banget lo!!" Kevin menghentikan langkah kakinya, melirik ke gerombolan cewek tersebut.

Selepas menuju UKS, anak laki-laki itu merebahkan temannya yang terkulai tidak berdaya.

"Sam, sadar goblok!" ucap Kevin frustasi.

∆∆∆



Tatkala Cinta Jatuh [Completed]Where stories live. Discover now