Teman selamanya!

97 3 1
                                    




Semenjak saat itu Soon dan Sara berteman baik. Mereka selalu bemain bersama selam libur sekolah beberapa minggu itu hingga akhirnya saat libur telah habis dan saatnya masuk sekolah. Sara sudah siap dengan kemeja putih dan rok merah khas anak Sekolah Dasar dengan tas punggung Pink di punggungnya. Rambutya dikuncir dua seperti biasanya, ia menunggu mamanya di halaman depan. Sara berangkat sekolah bersama dengan mamanya yang berangkat kerja.  Ia melihat halaman rumah Soon yang tepat disebelah rumahnya lalu mendadak mengingatkannya ia tidak pernah menanyakan apakah Soon sekolah atau tidak dan dimana ia sekolah. Ia hendak menghampiri rumah Soon untuk menanyakan ia sekolah dimana namun mamanya sudah menarik tangannya untuk segera masuk mobil karena sudah hampir terlambat. Akhirnya ia berangkat sekolah tanpa tahu Soon sekolah dimana.

Sesampainya dikelas Sara duduk di kursi nomor dua dari belakang dekat dengan jendela, Sara suka merasakan angin yang berhembus dari jendela menerpa kulitnya. Tidak ada yang spesial hari itu, matematika tetaplah sulit dan membosankan. Sara memutuskan mengambar beberapa bungga matahari dibelakang bukunya. Lalu keasikannya tiba-tiba teralihkan karena wali kelas yang mengajar Bahasa Indonesia masuk di tengah pelajaran matematika.

"Selamat siang anak-anak ibu punya pengumuman yang menyenangkan untuk kalian semua. Kalian akan mendapatkan teman baru yang sangat menarik. Oh iya teman kalian ini orang tuanya berasal dari negara yang jauh dari sini jadi kalian harus berteman baik dengannya yaa agar dia tidak kesepian."

Teman baru? Sara sontak mengehentikan aktivitas menggambarnya. Matanya penuh dengan semangat untuk mendapatkan teman baru. Ia meletakkan pensilnya dan menutup bukunya lalu fokus kedepan menanti kedatangan si anak baru. Sara sudah beinisiatif untuk mengajaknya main kerumah, pasti Soon akan senang bertemu dengan teman baru! Sara menahan tawanya membayangkan Soon yang malu-malu bertemu dengan siapapun teman barunya ini nanti.

"Ayo masuk, jangan malu-malu."

Pintu kelas dibuka, Sara sudah memfokuskan dirinya penuh pada teman barunya. Namun hal yang tidak terduga terjadi, sosok yang muncul dari balik pintu itu adalah sosok yang tidak asing lagi untuknya. Mata kecil indah kecoklatan yang jernih dan rambut coklat yang terlihat lezat namun tunggu rambut itu sudah dipangkas habis, berbeda dengan sosok yang ia lihat disebrang jendela  namun tetap saja itu rambut coklat dan mata indah yang sangat ia kenal milik siapa lagi kalau bukan Soon. Tapi kenapa ia memangkas rambutnya, terlebih lagi yang membuat Sara kaget ialah Soon tidak memakai rok merah sepertinya tapi celana tiga perempat dengan dasi merah panjang yang seharusnya dipakai oleh laki-laki. Apa mamanya salah membelikan baju untuknya?

"Kenalkan teman-teman ini teman baru kita, namanya Kim Jasoon. Papanya berasal dari negeri yang jauh dari sini, jadi kalau kalian penasaran tentang dunia luar kalian bisa bertukar cerita dengan dia."

Soon berjalan menuju papan tulis lalu menulis namanya.

K I M J A S O O N

Lalu melingkari kata Jasoon dua kali.

"Kalian bisa memanggilku Jasoon. Aku baru pindah kesini bulan ini jadi masih banyak hal baru untukku, mohon bantuannya."

Lalu Soon membungkukkan badannya 90° di depan kelas membuat seisi kelas hening. Sara hanya dapat tercengang, ia tahu benar bahwa anak didepannya ialah Soon nya, Soon dari Jasoon, Jasoon adalah Kim Jasoon yang ada didepan kelas sekarng. Bukan karena Soon masuk sekolah atau bahkan kelas yang sama dengan Sara yang membuatnya kaget, mengetahui bahwa Soon adalah laki-laki yang membuatnya tidak dapat mengatup mulutnya.

Setelah beberapa waktu membungkuk Soon kembali berdiri lalu tersenyum ke semua teman sekelasnya, senyum yang sama seperti senyum yang selalu Sara lihat. Sara masih tercengang tidak dapat berkata-kata dikagetkan oleh suara Soon yang memanggilnya dari depan kelas. Soon baru menyadari ternyata Sara beada disekolah bahkan satu kelas dengannya.

"SARA!"

Soon dengan santai melambaikan tangannya pada Sara, seisi kelas langsung menoleh pada Sara.

"Jasoon kenal sama Sara?"

Tanya wali kelas.

"Iya, Sara tetangga daan teman baikku!"

"Bagus lah kalau begitu, bagaimana kalau kamu duduk di belakang Sara saja? Gadis, kamu pindah ke sebelah Rere ya biar Jasoob duduk disitu."

Soon atau lebih tepatnya sekarang Jasoon berjalan dengan senyuman lebar duduk dibelakang Sara.

"Baiklah kalau begitu Ibu harap kalian dapat berteman dengan baik dengan teman baru kalian, selamat belajar!"

Sara merasakan punggungnya ditepuk beberapa kali dari belakang. Sara menoleh dan memadangi Soon yang sama sekali terlihat tidak seperti Soon biasanya kecuali mata indahnya. Rambut cepaknya benar-benar membuatnya terlihat seperti anak lelaki pada umumnya. Sara yang hanya diam saja tidak membalas senyuman Soon membuatnya mengerutkan alisnya.

"Kenapa? Apa ada yang salah denganku?"

"Tidak, selama ini aku pikir kamu bukan laki-laki."

"Benarkah? Apa aku terlalu cantik untuk jadi laki-laki?"

Tanya Soon antusias.

"Tidak, kamu terlalu jelek untuk jadi laki-laki."

Jelas Sara berbohong.

"Tidak apa aku jelek asalkan kamu tetap mau jadi temanku, Ra."

Sara tidak menyangka bahwa ada laki-laki seperti Soon yang tidak menyebalkan seperti laki-laki yang lain, seperti teman satu kelasnya, teman satu kompleknya ataupun ayahnya dan kakak laki-lakinya. Apa karena dia berbeda? Karena dia cantik seperti perempuan? Tanpa sadar Sara tersenyum lalu mengulurkan jari kelingkingnya pada Soon.

"Teman Selamanya?"

Soon langsung menyambut tangan Sara tanpa pikir panjang lagi.

"Selamanya Teman!"

Pada saat itu Sara tidak menyadari, makna menjadi teman selamanya sebenarnya, batasan-batasan yang ada dari kata teman, apa yang harus direlakan dan dilepaskan menjadi teman selamanya. Sara maupun Soon tak menyadari itu, bagi mereka berdua saat itu teman selamanya sudah bagai memiliki seluruh dunia dan seisinya.





tiga part diatas adalah penggalan awal mula cerita mereka dimulai, dimana Soon dan Sara baru bertemu dan berjanji untuk berteman selamanya. cerita ini akan dilanjutkan dengan percepatan waktu saat mereka sudah duduk dibangku kelas tiga SMA, bagaimana ceritanya? baca part selanjutnya!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Under The TreeWhere stories live. Discover now