"One Day"

695 46 63
                                    

Happy reading




Sebelum kita melangkah kebabak selanjutnya author ingetin bagi yang masih belom cukup umur dan penderita homophobic harap mengingkir karna author takut menghambat pertumbuhan kalian.
Tapi jika kalian bandel yaaaa mau gimana lagi author gak bisa tanggung jawab kalau masa pertumbuhan kalian tersumbat oleh otak yadong author.





Setelah dongwoo mencoba menenangkan sunggyu akhirnya dia bisa sedikit tenang meskipun masih terisak.

Malam semakin larut sunggyu masih terisak dan tak bisa tidur, di otaknya masih bertanya-tanya tentang hubungannya dengan woohyun, apakah akan secepat ini berakhir? Dan kenapa berakhir dengan kenyataan bahwa woohyun tak mencintainya.


Dikamar seberang tak kalah galaunya dengan kamar sunggyu.
Woohyun mendudukan dirinya di kursi tempat kerjanya.
Woohyun selain mahasiswa dia juga sering membantu sang oppa dalam urusan bisnis, karena IQ woohyun sangatlah dibutuhkan diperusahaan sang appa.

"aaaaarrrrrggghhh"
Teriak woohyun sambil membanting apa saja yang ada disampingnya. Lalu dia bersimpuh di lantai yang dingin itu dan merogoh saku celananya mencari ponselnya.

"Lee sungjong"
Teriak woohyun dengan amarah yang sudah sampai puncaknya.
Woohyun menelpon sungjong dia kaget dengan kejadian yang begitu tiba-tiba ini.

"Yaaaaakkk Lee sungjong apa yang kau katakan pada sunggyu?"
Ketika sambungan telpon sudah tersambung.

"Oohh tak banyak kok aku hanya menceritakan moment bahagia saat bersamamu, tentang kau yang mengatakan bahwa kau mencintaiku setiap detik, Bukan masalah besar kan? Apakah dia marah? Kau tak bisa menyalahkanku. Lagi pula masalah kecil dalam sebuah hubungan akan membuatnya makin menarik bukan?"

Sungjong yang diseberang sana pun tertawa karna candaannya  bisa membuat kekasih sahabatnya itu marah.

"Sialah kau Lee sungjong kau melakukan ini dengan sengajakan?"
Amarah woohyun semakin menggebu-gebu.

"Kenapa? Kenapa kau kesal? Ketika kita bersama aku tak pernah melihatmu sebingung ini. Bulan lalu ketika aku marah padamu kau bahkan tak menyadari bahwa aku sedang marah padamu, waktu Valentine's kau mengirimkan masker wajah untukku dengan tulisan Aku berharap kau menutup mulutmu? Ku pikir ini saatnya membalas perbuatanmu dan sunggyu sangat membantu dalam hal ini hahahahaha"

Woohyun langsung menutup telponnya meremas kepalanya dengan frustasi.

Dikamar sebelah dongwoo melihat sunggyu dengan raut muka penuh dengan amarah. Dia paham perasaan sunggyu saat ini sedang tak baik. Dia berpikir sekarang idenya untuk mencari pacar ia urungkan terlebih dahulu. Berada dalam sebuah hubungan memiliki masalah tersendiri,  dan memiliki rasa sakit tersendiri.

Sunggyu tak bisa tidur dia terus menerus mengguling-gulingkan badannya kesana kemari masih memikirkan kejadian yang sudah membuatnya stres.
Saat sedang berguling-guling dia mendengar ponsel yang ada dibawah bantal berbunyi. Dia melihat layar ponselnya disana tertera nama pohon toge.
Dia setengah berfikir tak berniat mengangkat telpon dari woohyun. Tapi ponselnya terus berdering.
Mau tak mau akhirnya dia mengangkat telponnya dan tak berkata apapun.
Hanya isakan yang ada saat itu.

Woohyun yang mendengar sunggyu masih terisak pun tak sanggup terus-terusan seperti ini, akhirnya dia berpikir sejenak dan kepalanya mengeluarkan lampu yang sangat terang.

"Dekatkan telingamu ke dinding"
Ucap woohyun pada sunggyu.

Sunggyu mendengar perintah woohyun dia tak menolaknya dan dia menurutinya.

Nobody Knows But Me (Like Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang