8 | Sebaris Puisi Untuk...

Start from the beginning
                                    

"Yaa.. Gitu deh" jawab Brian tanpa semangat sambil gegoleran memeluk bassnya

 Gitu deh" jawab Brian tanpa semangat sambil gegoleran memeluk bassnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"'Ya gitu deh'-Nya si bangsat satu ini mesti ada apa-apanya. Ditolak cewek mana lo?" tanya Jav iseng sambil ngulik materi lagu yang akan mereka bawakan di malam puncak Festival Sastra.

"Boro-boro ditolak, kenal aja nggak" bisiknya lirih

"Lah naksir cewek mistis lo? Gak kenal aja bisa langsung ditolak!" sambung Waksa

"Jadi penasaran nih, anak mana sih Bang?" tanya Dewa antusias

"Kalo gue tau udah gue samperin kali, Wa" jawabnya dalam hati

"Udah, gosah galau gitu. Yok kita latihan!" seru Surya sambil gebukin satu-satu personilnya yang gegoleran pake majalah kampus yang lumayan tebel itu.

Brian yang kena gebuk paling akhir cuma ngulet sambil mungut majalah yang dipake Surya buat bangunin mereka tadi.

Iseng-iseng ia buka majalah itu dan matanya kembali terpaku ketika ia membuka kolom puisi.

"Shit nama itu lagi." batin Brian

"Kayaknya gue dikutuk, guys" ujarnya sambil menerawang

"Salah makan lo Bri?"

Brian diem aja, cuma nunjukin majalah yang ia baca tadi ke teman-temannya, masih dengan tampang merana.

"Paan sih ni curut?!"

Keempat personil lainnya berkumpul mencari tahu apa yang Brian risaukan.

"Bagus ya puisinya" puji Dewa

Dijawab anggukan dari Brian, ikut setuju.

"Dapet inspirasi lirik lo dari puisi ini?" tanya Waksa

Brian cuma geleng-geleng.

"Bri, lo mendadak sariawan apa gak punya gigi sih sampe gak bisa ngomong gini?" tanya Jav kesal

"Gue semaleman udah gak bisa tidur gara-gara puisi itu terngiang di kepala gue mulu. Nah ini nambah satu lagi, artinya malam ini gue gak bakal bisa tidur lagi." jawabnya masih manerawang sambil berjalan keluar Ruang Musik

"Tu anak kenapa sih?" tanya Surya penasaran

"Kesambet setan majalah kali"

###RUANGMUSIK###


"Bri, gausah bantu-bantu juga kalik. Lo kan statusnya jadi guess star, masak ikut angkut-angkut properti panggung gini" seru Jagat

Brian yang kelewat selo, H-1 sudah nongkrong aja di Fakultas Ilmu Bahasa. Ya secara jarak dari fakultasnya ke FIB cuma tinggal kayang doank udah nyampe.

Sebenarnya ini salah satu daya upayanya untuk mengenyahkan barisan puisi indah itu dari isi kepalanya, yaitu dengan menyibukkan diri hingga ia tak mampu lagi berpikir tentang hal tersebut. Selain itu, inilah satu-satunya cara untuk menemukan siapa penulis puisi yang beberapa hari ini mengusik pikirannya.

Ruang MusikWhere stories live. Discover now