Story 1

1.3K 83 8
                                    

Dihari pertama aku datang ke kota itu, ada bintang jatuh melintas.

Saat ada bintang jatuh melintas, tangkaplah.
Begitulah kata mama-ku

⭐⭐⭐

Disaat Luhan sedang asik membuat kue di dapur, tiba-tiba saja ibunya menghampirinya dan berkata kepada Luhan mengenai calon tunangan, dan itu membuat Luhan bingung dengan maksud ibunya.

"Calon tunangan?!" Tanya Luhan, gadis cantik berumur 17 tahun yang belum memiliki pacar.
"Buat siapa ?!" Tanya lagi dengan wajah bingungnya.

"Buat lulu dong. Masa mama, mama-kan sudah punya papa." Jawab nyonya Xi Yoona yang tak lain ibu dari Luhan.

"Sudah 17 tahun, tapi gak punya cowok, dan sekarang dihari ulang tahunmu malah asyik membuat kue, mama-kan jadi khawatir." Jelas nyonya Xi dengan raut wajah yang di buat khawatir.

"Tapi aku suka kok!" Ucap Luhan geram.

"Makanya coba kamu temui calon pilihan kakek." Ucap nyonya Xi dengan wajah ceria.

"Gak mau!! Pasangan ideal ku itu. Seperti papa dan mama." Tolak Luhan kesal.

"Akan ku temukan cowok yang seperti papa. Aku gak mau tunangan!"

"Kalo begitu hmm..." Gumam nyonya Xi, sambil memfikirkan sesuatu. Setelah beberapa menit berfikir, nyonya Xi mendapatkan sebuah ide. "Kalau begitu lebih baik kamu pergi ke Akademi WINGS." Usul nyonya Xi
"Eh?"ucap Luhan bingung

" Akademi Wings? Berkumpul... Jadi bukan cuma 1orang?! Hah?! " batin Luhan.

"Calonmu berkumpul disana. Jadi kamu sendiri yang harus menolaknya." Jelas ibu Luhan. "Itu tempat bertemunya papa dan mama lho. Mungkin saja, kisah cinta Lulu juga ada di sana. Dengar Lulu, saat bintang jatuh melintas, TANGKAPLAH." Ujar ibu Luhan memberisaran kepada Luhan.

⭐⭐⭐

Luhan Pov

3 hari kemudian...

Aku diusir dari rumah oleh ibu ku, agar aku pergi ke Akademi Wings.

"Jadi... Itu Akademi Wings?" Ucap ku sesampainya disana, sambil memerhatikan sebuah bangunan megah yang berdiri tegak, dengan sekeliling bangunan itu di penuhi dengan banyak pepohonan dengan suasananya yang tenang.

"Kau Xi Luhan ?" Tanya seseorang yang tiba-tiba saja muncul, dan berjalan menghampiriku. Yang membuat ku terkejut.

"Wah cowok cakep." batin Luhan saat ia melihat seseorang dengan tubuh yang tinggi, telinga lebar seperti peri, mata biru, dan juga rambut pirang. gumam ku dalam hati yang masih memandangi pria itu dengan mata berbinar.

"I...Iya." jawab ku gugup, setelah sadar dari kegiatan mari memandang pria itu.

"Aku datang menjemputmu. Nama ku park Chanyeol. Kamu bisa memanggil ku Chanyeol." Jelas Chanyeol.

"Arigatou."

"Saat ini Asrama sedang di renovasi, jadi kamarmu belum siap." Ucap Chanyeol memberitahu Luhan.

"EH?" Kejut Luhan dengan kedua mata rusanya yang sudah melotot lebar.

"Makanya Luhan akan tinggal di rumahku."jelas Chanyeol.

"Eh? Apa?" batin Luhan.

"Anu, rumah Chanyeol... Sejenis hotel?" tanyaku dengan raut muka khawatir.

"Ya begitilah." jawab chanyeol dengan senyum lebar.

"Serius, nih?! Aku tinggal satu atap dengan cowok ini?!" Tanyaku panik ke pada diri sendiri, yang untungnya tidak di dengar oleh Chanyeol.

METEORITE GUARDIANWhere stories live. Discover now