Prologue

50K 2.6K 169
                                    

Work ini Na publish pertama kali 29 Mei 2017, sudah mengalami beberapa kali unpub, dan Na republish 05 Agustus 2020 dengan versi cetak. Tapi yang perlu diingat, karena sudah terbit, jadi Na TIDAK AKAN mempublish SEMUA PART. Kalau mau versi cetaknya, silahkan langsung ke IG Penerbit Galaxy (at galaxymedia).

Let me introduce the main casts of this story :

Kang Haneul As Bintang Aruna


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Mimi (member GB Oh My Girl) As Farah Nabiha



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Am so thankful if u don't mind to show your love here 😙

🌟🌟🌟

"Jelas kalau Mbak wanita yang hebat."

Tersenyum, aku menatap foto yang tengah dipegang wanita dalam pangkuanku.

"Mungkin ini terdengar membosankan, tapi ... apa sedikitpun kamu enggak cemburu kalau aku bicara tentang Farah?" tanyaku sambil menatapnya lekat.

Kepalanya menggeleng tanpa ragu, "sampai suatu hari nanti rambut kita memutih, aku enggak akan pernah keberatan Mas cerita tentang Mbak Farah setiap Mas kangen dia, seperti hari ini."

Aku terdiam.

Lintang, dia jelas tahu apa yang aku rasakan hari ini. Sejak bangun tidur, suasana hatiku memang tak seperti biasanya. Pikiranku langsung tertuju ke Farah, semua kenangan yang kami punya, bahkan sampai detik terakhir aku melihatnya, semua benar-benar masih terekam dengan sangat jelas. Dan itu juga yang membuatku bertahan di dalam kamar, menekuri rindu yang menggulungku begitu hebat.

"Anak-anak ke mana?" tanyaku berusaha mengganti topik pembicaraan.

"Dira sama Cakra ikut Kak Caca ke toko depan, bahan kuenya ada yang kurang."

"Kalian benar-benar akan membuatnya?"

Lintang tersenyum sambil mengangguk, "Dira bilang, enggak afdol kalau merayakan ulang tahun tapi enggak pakai tumpeng nasi kuning dan kue."

Kali ini aku yang dibuat tersenyum, putri kedua kami, sejak dia mulai tumbuh besar, justru dia yang paling antusias menyiapkan tumpeng dan kue ulang tahun untuk siapapun yang ulang tahun di rumah ini, padahal sekalipun aku dan Lintang tak pernah mengajarinya.

"Mungkin akan agak lama, soalnya mereka bilang mau main sebentar di taman," kata Lintang masih di posisi yang sama, "jadi, sambil nunggu mereka, mau berbagi sedikit sama aku? Siapa tahu kangennya Mas yang banyak-banyak itu bisa sedikit berkurang, dan Mas jadi agak legaan."

Aku terkekeh geli mendengarnya meniru cara bicara Caca waktu kecil, putri sulung kami. Sepasang mataku teralih antara Lintang, dan wanita dalam bingkai foto yang dipegangnya. Sosok yang enggak kalah hebat seperti Lintang, dan akan tetap tinggal di salah satu ruang hatiku seumur hidup, bersanding dengan Lintang dan ketiga anak kami.

Sosok Farah Nabiha ...

... cinta pertamaku.

🌟🌟🌟

I'll see you next part 💋

Lost Star (Tidak Lengkap, Sudah Terbit di Galaxy Media)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang