Chapter 5 - Three idiots

41 2 2
                                        

Yuhuu. Authors kembali:)
Part nya agak panjang ni guys.
Maaf ya kalau bosenin. Konflik agak ada nantinya.
Happy reading guys.

---------------------------------

~~•~~

"BANG! Lu parkir mobil kek nya kurang jauh" kesal Alison seraya memperlambat jalannya.

"Yepi yepi alright, gue juga capek ni-" ucap bang Vin sementara tangannya mengelap keringat, "Tu lihat tisu aje mpe item. Gendong dong. Kaki gue kaga kuat lagi nopang hidup yang berat iniii. OH NOO!!!"

Bang Bee menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang,"Bacot lu pada". Ia kembali berjalan santai tanpa mempedulikan rengekan demi rengekan.

Semenjak kapan bang Be dingin? Ouch bang Be sebenere dingin namun hilang saat ia bersama keluarganya.

"Yaelahh, gue tu cuma mengutarakan p.e.n.d.a.p.a.t. Lu bolos mapel PKn apa? Pantes kaga tau deh hak orang lain--aww"

"Diem apa gue jahit tu mulut" ancam bang Be, setelah ia menjitak dahi milik bang Vin.

Bang Vin mengerucutkan bibir ke depan karena kesal. Sesekali ia menoleh ke samping melihat bang Be yang selalu memasang muka dingin.

Aku tersenyum sendiri melihat tingkah laku mereka dari belakang. 'Hal-hal kecil mampu menjadi besar jika itu bersangkutan dengan orang yang kita sayang'.

Kami sedang berada di perjalanan menuju rumah kedua kami. Semasa kecil kami sering berkunjung ke sini.

"Cepetan Alison. Gue pen ndaratin ni pantat. Pegel tauk! Jalan 100m" cecar bang Vin yang kini berada agak jauh di depan.

Aku segera berjalan cepat mengampiri mereka.

Tampaklah sebuah rumah klasik nan indah namun memiliki sejuta kenangan

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Tampaklah sebuah rumah klasik nan indah namun memiliki sejuta kenangan. Kami berhenti sejenak sebelum sampai depan pintu.

"Kaga berubah ye bang"

"Yepi yepi alright"

"Lu pada kaga masuk?!" ucap bang Be, lalu berjalan menuju pintu seraya menekan password 808080.

Klik

Pintu terbuka. Aku dan bang Vin berjalan masuk menyusul bang Be.

Tatanan dalam rumah masih sama seperti dulu, walaupun kini sudah banyak mainan anak-anak.

Sayup-sayup terdengar suara berisik, kami melangkah mendekat menuju ruang tengah.

"KAK ICON"
"KAK BE"
"KAK VI"

Terlihat anak-anak berhamburan ke pelukan kami bertiga. Kami menyambut mereka setengah duduk. Kami berpelukan sejenak. Melepaskan rindu pada mereka.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jun 06, 2017 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Hidden MemoryDove le storie prendono vita. Scoprilo ora