4.1: Laura

227 29 0
                                    

Hari ini, adalah hari Jumat. Aku berencana untuk menemui Kevin klien termudaku, ini pasti akan sangat sulit karena baru pertama kali ini aku mendapatkan klien seorang anak kecil.

Kenapa Ibunya tidak meminta pada Organisasi Anak untuk mengurusi hal ini, mungkin karena Ibunya seorang pengacara terkenal. Ia takut reputasinya akan jatuh, ya itu bisa juga.

Aku menemui Kevin saat jam pelajaran olahraga, mengawali percakapan yang membosankan sehingga ia pergi untuk membaca di perpustakaan. Tapi saat itu aku cegah, aku mengatakan padanya akan mengajak dia jalan-jalan sepulang dia sekolah. Sangat disayangkan ternyata ini menjadi mimpi buruk, ia mengajakku ke sebuah rumah besar dan tua. Aku kagum padanya, menceritakan kisah sebelum dia lahir. Kisah Amityville Horror. Sampai sekarang pun aku masih ingat kata-kata terakhirnya yang membuat bulu kudukku berdiri.

"Tapi menurutku, kita telah berdiri tepat di depan rumah yang populer dibicarakan banyak orang di Amityville."

Di saat itu, aku mulai mengajaknya untuk masuk kembali dalam mobil. Matahari sebentar lagi akan terbenam.

Kevin mengingatkanku pada diriku sendiri. Di umurku yang lima tahun, aku tidak pernah menginginkan keanugrahan itu tiba. Tapi, aku tidak bisa menolaknya. Ayahku tak menganggap hal itu serius dan aku mencoba untuk bisa melupakan dan melenyapkannya. Namun, yang aku lakukan percuma. Menginjak umur sebelas tahun, semua penerawanganku tentang masa lalu dan masa depan seseorang yang setiap kali kujumpai telah terlihat dan terlintas begitu saja. Aku begitu kacau dan tak tahu harus apa, Ayah membawaku pada orang pintar. Dia berkata aku adalah seorang anak magenta yang bisa membaca pikiran orang, masa lalu, masa depan, dan melihat apa yang tak bisa orang lihat. Menurutku, itu sangat aneh. Ayahku tak percaya hal seperti itu.

***

Sesampainya di rumah Kevin, aku diperkenalkan oleh Mrs. Truman--Ibunya Kevin kepada guru Kevin di sekolah. Aku terkejut saat Mrs. Truman mengatakan bahwa aku adalah saudaranya, kenapa Mrs. Truman berbohong?

Ted Potter, dia pria yang berpenampilan sangat berantakan. Seluruh rambut menutupi wajahnya, tampak rumit hidupnya. Tapi, cukup wibawa bagiku. Sesuai dengan profesinya yang seorang guru.

Seusai pria itu pergi, aku mengklarifikasi tentang perkenalan tadi, "Saudara?" Aku melirik pada Mrs. Truman.

"Ehm, Ms. Sanabria bisa kita bicara sebentar? Silakan masuk." Mrs. Truman berlalu pergi duluan, sedangkan Kevin menatapku tak acuh dan pergi bersama pria tua yang selama ini aku lihat selalu bersama Kevin.

"Silakan duduk, Ms. Sanabria." Mrs. Truman mempersilahkanku duduk, dia bagaikan sang Ratu. Di ruang kerjanya yang besar sebesar lapangan bola, dia terlihat berkuasa di tempat ini. 

"Oh, ya terima kasih." Aku pun duduk.

"Maafkan aku telah lancang mengatakan bahwa kau adalah saudaraku," kedua Jari-jari Mrs. Truman terlipat di atas mejanya. Seperti aku yang sedang di sidang olehnya.

"Ah, iya. Aku juga ingin menanyakan hal ini." Sambungku.

"Oh, kau tampak cocok dengannya."

Candaannya sangat renyah sekali, "Haha, anda bisa saja."

"Anda mau minum apa?" Matanya mengalihkan mataku.

"Mengapa kau tidak mengatakan kalau aku seorang psikiater yang sedang menangani Kevin?" Tanyaku mengabaikan tawarannya.

Matanya kemudian menatapku tajam.

Aku melanjutkan perkataanku, "Apa kau takut pada reputasimu?"

Mrs. Truman bangun dari duduknya, kedua tangannya mengepal di atas meja.

"Ms. Sanabria, kenapa aku menyerahkan Kevin kepada anda? Karena aku percaya kau pasti bisa menyembuhkannya!" Nada tinggi Mrs. Truman terlihat jelas menandakan dia emosi.

"Aku bukan dokter, walaupun secara basicnya aku memang dokter tapi aku tidak bisa memberikan ramuan obat padanya dan memang kadang aku memberikan ramuan pada klienku, tapi jika klienku mendapatkan kasus yang parah. Sedangkan Kevin... " Aku menghela napasku, "... Dia tidak sakit, dia sehat hanya..." Aku menatap Mrs. Truman yang menundukkan wajahnya, "... Dia membutuhkan Kasih sayang seorang Ibu." Ucapku seperti membisik padanya.

Mrs. Truman terdiam lalu mengambil selembar cek putih dari laci mejanya. Dia menuliskan angka di atas kertas putih itu dan menyerahkannya padaku.

"Apa ini cukup Ms. Sanabria? Katakan saja bila kurang aku akan menambahkannya."

"Tidak, aku tidak meminta jumlah yang tinggi. Aku hanya ingin menolong anda Mrs. Truman."

Aku terkejut. Mrs. Truman berurai air mata, tak sanggup berdiri ia mulai duduk dengan lemasnya.

"Mrs. Truman! Maafkan aku jika aku berkata yang bukan-bukan, aku..." Ucapanku dipotong olehnya.

"Malaikat kecilku yang telah kunanti hadir di dalam hidupku yang baru..."

Kini aku mulai memperhatikan dengan setiap cerita yang dikatakan Mrs. Truman.

"... Aku tidak ingin kenangan Indah itu pergi begitu saja, aku belum siap menerima semua ini." Mrs. Truman tampak tak seperti Ratu lagi dia bagaikan seorang Ibu yang telah rapuh dan seperti kehilangan anak yang dia sayangi.

"Kenapa harus aku?" Mrs. Truman menatapku, "Anak kecil berumur sebelas tahun, sekarang tidak seperti malaikat kecilku lagi." Tatapannya kembali menunduk.

"Kevin bukan anak kecil lagi Mrs. Truman masa pubertasnya yang mengubah hidupnya." Jawabku menenangkannya.

"Tidak." Dia menggeleng membantah jawabanku,"Satu hal yang tidak bisa aku lupakan, dia menatap Ibuku tertidur lelap. Hanya diam, tidak mengucapkan satu katapun... " Mrs. Truman terdiam lama.

"Maksud anda,  kevin telah membunuhnya neneknya?" Tebakan konyol yang aku lontarkan.

"... Aku seorang Ibu yang kejam bila aku menuduh anakku membunuh neneknya. Hanya saja... " Mrs. Truman kembali menatapku serius, "... Aku melihat tatapannya, malaikat kecilku telah hilang. Bisakah anda mengembalikan malaikat kecilku, Ms. Sanabria?"

Hatiku rasanya ingin copot. Pertanyaan yang membebaniku. Bibir gemetar, semu, berdiri pun tak kuat menahan ombak ini. Apakah aku bisa menolong, Mrs. Truman?

***

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENNYA YA SEHABIS BACA CHAPTER INI, SUATU KEHORMATAN UNTUK AUTHOR BILA KAMU READERS MEM-VOMENT KARYAKU.

LOVE FROM LAURA :)

PS: BACA JUGA YA KARYAKU YANG BERJUDUL "INSOMNIA" GENRE PARANORMAL ^^

PS: BACA JUGA YA KARYAKU YANG BERJUDUL "INSOMNIA" GENRE PARANORMAL ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

THANK YOU READERS ❤

PRODIGY Where stories live. Discover now