1.3 : Ted

326 39 8
                                    

[TED]

Anak itu berdiri di sebelah Mrs. Mayer, tampak rapih dan terlihat dewasa. Rambutnya hitam di semir memakai pomade, layaknya pangeran william dari Inggris. Walaupun umurnya sebelas tahun, bagiku dia anak laki-laki berumur dua puluh tahun keatas yang sudah sangat matang. Tapi aku tahu tubuhnya adalah seorang anak laki-laki ingusan.

Mrs. Mayer datang ke kantorku pasti karena suatu alasan, tidak lain yaitu tentang anak kecil di sebelahnya. William Kevin Forbes, Kevin nama panggilannya. Mrs. Mayer berambut putih lebat yang begitu rapuh di hadapanku ini-- masih saja memiliki semangat baja untuk mengajar. Aku sangat kagum dengannya, dia terus menerus menceramahiku, lebih tepatnya menasehatiku tentang anak didikku.

Kevin, kembali membuat Mrs. Mayer mengoceh di mukaku. Tidak lama kemudian, aku akhirnya mendapatkan kembali kebebasanku dengan Mrs. Mayer keluar dari kantorku. Aku merasa lebih lega. Sekarang tinggal aku dan Kevin, aku yakin anak jenius ini memiliki seribu alasan yang dapat menangkis semua pertanyaanku.

Awal yang menarik berbincang-bincang dengan anak berumur sebelas tahun, memiliki begitu banyak kosakata yang tidak wajar bagi anak seumur dia. Kata-kata yang masih aku ingat. Dengan pandangan lurus dan tanpa gugup ia berkata kepadaku, "... zaman sudah berubah Mr. Potter cobalah untuk berkembang, sedikit." Tekanan terakhir begitu alami dan tanpa di buat-buat. Disinilah permainan berakhir, bisa dikatakan aku telah Game over. Untuk kalah secara bijak, aku mengambil surat laporan dan kuberikan langsung kepada Kevin.

"Berikan surat ini kepada Ibumu." Bibirku gemetar saat mengucapkan hal ini, sungguh tampak bodoh dihadapannya. Aku ini seorang guru juga menjadi wali kelas, memiliki gelar S2. Kenapa aku harus gugup berhadapan dengan anak sebelas tahun? Itu benar-benar bukan sifatku, tapi terkadang aku menganggapnya seperti anakku sendiri. Kevin sangat mirip dengan anak perempuanku yang cantik seperti Ibunya. Kevin berlalu pergi keluar dari kantorku, sehingga ingatan yang kelam dan mungkin bahagia kembali teringat.

◆◇FLASHBACK ON ◆◇

Duduk terdiam dan gelisah kini ada pada diriku, menanti anak pertamaku. Saat itu aku terus berdoa agar mereka berdua selamat, menunggu selama dua jam menanti tidak ada kabar yang keluar dari ruang persalinan.

Tidak lama Dokter keluar dan mengatakan sesuatu padaku bahwa Istriku harus melahirkan secara Caesar, sungguh kabar yang mengejutkan untukku. Tidak pernah aku harapkan hal ini.

Suara lengkingan tangis anak pertamaku terdengar sampai keluar ruang persalinan, aku begitu senang hingga tidak sadar air mata jatuh di pipiku. Dokter mempersilakan aku bertemu dengan Istriku dan anakku. Anak perempuanku sangat mirip dengan Istriku, dia cantik dan nampak suci.

"Lihat sayang, ini anak kita." Aku menggendong anakku ketika aku meminta seorang perawat untuk diberikan kepadaku. Istriku menangis senang sama sepertiku, saatku dengar tangisan peri kecilku.
"Ted..." Panggil Istriku lembut, tidak sanggup untuk memanggilku dengan keras.

"Ya sayang, kau ingin berikan nama peri kecil kita apa?" Tanyaku masih dengan suasana gembira.

"Terserah kau."

"Bagaimana kalau Caitlyn Janvier Potter. Bagus bukan? Janvier nama belakangmu dan Potter nama belakangku." Senyum kegembiraan kutunjukan ke Istriku.

Dia menganggukan kepalanya tanda setuju dengan nama itu juga tersenyum manis dan mengatakan sesuatu yang membuatku kehilangan dia selamanya.

"Jaga peri kecil kita baik-baik."

"Tentu saja, kita akan menjaganya dengan penuh kasih sayang."

"Tidak, hanya kau sendiri. Aku serahkan seluruh tanggung jawabku padamu."

Senyumku yang mekar melihat peri kecilku mulai pudar, aku menatap kearah Istriku tercinta yang sudah menutup rapat matanya.

"ANAAAAAA!!" Teriakku, aku benar-benar tidak menerima kepergiannya. Kini aku harus mengurusi peri kecilku sendiri, menatap mata peri kecil ini yang begitu suci dan tanpa ada rasa dosa dalam dirinya. Apakah aku sanggup merawatnya hingga besar? Apakah tanggung jawab yang diberikan dari Istriku, aku bisa mempertanggung jawabkannya? Aku seorang laki-laki yang telah meraih gelar master dalam ilmu Matematika, aku masuk jurusan Matematika, pelajaran itulah yang sangat aku sukai, begitu rumit sehingga aku begitu penasaran mencari-cari akar permasalahannya dan jika sudah ditemukan hasilnya kau akan merasa puas dan memiliki suatu kehebatan dalam sendiri.

◆◇FLASHBACK OFF ◆◇


Dalam kantorku, terpajang dua foto yang terus aku pandangi dan tidak pernah aku lewati. Itu adalah fotoku dengan Istriku dan aku bersama peri kecilku yang berumur sebelas tahun. Aku merasa bersalah, pada Caitlyn karena aku, peri kecilku telah pergi menyusul menemui Ibunya di surga. Aku yakin mereka melihatku di sini yang begitu seorang diri dan berantakan sekali. Mulai dari rambut, kumis, jambang dan jenggot menjadi lebat di wajahku. Aku begitu sangat rapuh tanpa mereka, ini semua kesalahanku, memang salahku...

***

DIMOHON UNTUK VOTE N' COMMENTNYA MAKASIH ^^

PRODIGY Where stories live. Discover now