Kyuhyun sendiri merasa hal positif itu bukanlah pertanda baik. Yoora tidak baik-baik saja, namun sepertinya wanita itu menahannya. Menahan gejolak takut saat melihatnya, menahan rasa benci di dalam lubuk hatinya. Walau bagaimanapun, Kyuhyun menyadari bahwa ia pernah hampir membunuh Yoora beserta anaknya. Bagaimana bisa wanita itu tetap baik-baik saja setelah semua ini?

Changmin pernah mengatakan bahwa Yoora sejujurnya merasa takut dengan dirinya, namun wanita itu justru menampik seluruh ketakutannya dengan modal kepercayaan bahwa apa yang dilakukan Kyuhyun pasti memiliki alasan. Ya, memang benar, namun itu hanyalah sebuah alasan yang tak berdasar. Bagaimana jika Yoora tahu nanti? Apakah wanita itu akan tetap bersamanya?

Getar ponsel dalam sakunya membuat Kyuhyun mengalihkan tatapannya dari Yoora. Pria itu mengambil ponsel tersebut dan menatap layarnya lama. Sebuah panggilan dari ayahnya. Haruskah ia menerima panggilan tersebut? Hatinya menjadi bimbang, belum pernah sekalipun ia mengabaikan panggilan dari pria yang selama ini telah membesarkannya, namun bisakah sekali ini saja ia mengabaikannya? Terlalu beresiko jika ia berani untuk menjawab panggilan tersebut saat ini.

Panggilan itu hanya dibiarkan Kyuhyun hingga berakhir dengan sendirinya, begitu terus hingga tiga panggilan tak terjawab. Biarlah, sekali ini saja ia ingin egois dan melupakan segala-galanya. Ia ingin normal dan menikmati kehidupannya bersama Yoora, biarlah seperti mimpi. Meski sekejap namun Kyuhyun akan mengingatnya sebagai hal terindah yang pernah ia miliki.

Pria itu memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berjalan perlahan menghampiri Yoora. Terlihat wanita itu masih sangat fokus entah melihat apa hingga tak menyadari bahwa Kyuhyun telah berdiri di belakangnya.

Pria itu terkekeh tanpa suara, terlintas sebuah ide di kepalanya. Ia sedikit menunduk lalu membawa tangannya menutup mata Yoora. Tubuh wanita tersentak. Kyuhyun tahu bahwa Yoora terkejut, namun anehnya Yoora tidak memekik dan meronta. Namun justru wanita itu hanya berkata dengan datar, "Cho Kyuhyun, ini benar-benar kekanakkan."

Dengan kikuk Kyuhyun melepas tangannya, disaat yang bersamaan Yoora juga menoleh ke belakang. "Kau tahu itu aku?" tanya Kyuhyun kebingungan sementara Yoora hanya mengangkat bahunya dan kembali menghadap depan.

"Ya! Shin Yoora, kau tak menjawabku?!" Pria itu dengan kesal menghalangi pandangan Yoora dengan tubuhnya. Yoora mendongak, "Ya! Kau sedang apa, huh?" Yoora tak mau kalah, bisa-bisanya Kyuhyun tiba-tiba datang dan mengganggu kesenangannya. Ia mendorong tubuh Kyuhyun ke samping agar tidak menutupi apa yang sedang ia lihat, namun apalah daya, ia hanya bisa mendorong Kyuhyun sedikit. "Ya! Cho Kyuhyun, minggir!" teriaknya kesal, ia menatap Kyuhyun dengan mata yang melebar. Memperlihatkan bahwa ia tidak sedang main-main.

Mendapat tatapan seperti itu bukannya membuat Kyuhyun takut, pria itu justru merasa heran dengan Yoora. Tidak biasanya Yoora seperti ini. Hatinya bertanya-tanya, apa yang sedang wanita itu lihat? Bunga? Suster? Pasien? Atau...ah! Pasien yang tampan? Mata Kyuhyun membulat saat hal itu terfikir dalam otaknya. Dengan cepat ia menoleh ke belakang namun yang ia lihat hanya bola yang menggelinding ke arahnya.

Kyuhyun menatap bola itu hingga berhenti tetap di depan sepatunya. Ia hanya menatap bola itu, tanpa berniat mengambilnya. Hanya beberapa detik sebelum ia kembali ingat tentang tujuannya berada disini, Shin Yoora. Ia segera menoleh kembali ke arah wanita itu namun sialnya, wanita itu sudah tidak berada disana.

Kyuhyun segera mengedarkan pandangannya guna mencari keberadaan Yoora saat ini. Dan pria itu kembali bernafas lega saat menemukan Yoora sedang bersama dengan anak kecil. Sepertinya anak itu baru saja terjatuh jika dilihat dari bajunya yang kotor. Wanita itu terlihat mengusap air mata anak tersebut, lalu tersenyum manis padanya dan bagai sihir ajaib anak itu langsung tersenyum juga. Kyuhyun tahu senyum wanita itu menular, ia bahkan pernah merasakannya. Merasakan sihir ajaib Shin Yoora.

[KYU✔] But, I Love YouWhere stories live. Discover now