열넷

1.3K 131 22
                                    

Holla, long time no see my beloved reader. I'm BILY's writer, I would like to say thank you very much for every comments and likes on the last chapter. I didn't think that two last chapter will make you all 'dumb-dumb' and curious like that. And last, I would like to say sorry because I can't update early, I was so busy. Ok, I don't want to talk too much. So, this is the story...

-=JJ=-

Tokyo, Jepang 2002.

Jepang. Sudah seminggu penuh Hyukjae berada di negara kecintaannya ini, namun ia masih belum dapat melupakan kejadian yang menimpa Yoora minggu lalu. Hatinya tetap tidak tenang meski ia sudah mempercayai Changmin untuk mengurus semuanya. Hatinya terus bertanya-tanya, apakah semua akan berjalan lancar? Bagaimana jika Changmin tidak dapat menangkap pelakunya?

Suara benturan ponsel dengan meja yang dibuat oleh Hyukjae memenuhi ruangan itu. Ia terlihat santai dan lenggang meski sebetulnya ada setumpuk dokumen di ujung meja yang menanti untuk diperiksa. Matanya yang seakan kosong hanya menatap bagaimana ujung ponsel itu membentur meja dan menciptakan bunyi yang konstan, terus begitu sejak beberapa saat lalu.

Fikiran pria itu melayang-layang. Dia gelisah, jelas karena kasus Yoora belum selesai. Ini bahkan sudah seminggu, namun ia belum mendapat satupun kabar baik dari Changmin maupun Kyuhyun. Ia sadar, ia bukan siapa-siapa dan tidak terlalu penting untuk dikabari perihal kelanjutan kasus Yoora. Namun bukankah setidaknya ia berhak tau? Ia bahkan yang menemukan Yoora pertama kali. Tidak adakah yang berniat memberikan kabar tentang itu? Ia hanya terlalu bingung jika harus menghubungi Changmin atau bahkan Kyuhyun, apa yang harus dia katakan jika Changmin atau Kyuhyun justru curiga dengan rasa khawatir Hyukjae yang begitu berlebihan?

Hyukjae tak tahu harus bagaimana ia melampiaskan seluruh rasa khawatirnya. Menemui Yoora? Tidak mungkin, alasan apa yang akan ia berikan pada Kyuhyun? Padahal Hyukjae belum lama mengenal Yoora. Lagi pula, Yoora hanya mantan pegawainya dan semua orang tahu bahwa Hyukjae adalah pimpinan yang cukup tak acuh pada para pegawainya. Bagaimana bisa ia tiba-tiba terlihat sangat peduli? Bahkan hanya untuk seorang mantan pegawai.

Walau bagaimana pun Hyukjae berfikir, ia hanya memiliki satu cara untuk melampiaskan seluruh rasa penasaran dan khawatirnya. Ya, ia harus melakukannya sendiri agar ia tak perlu merasa gelisah seperti ini. Bukannya ia tidak mempercayai Changmin atau Kyuhyun, namun mereka seakan terlalu lambat. Bahkan yang ia tahu, Kyuhyun selalu memiliki koneksi yang luas. Namun semua ini justru terasa semakin aneh saat seminggu sudah berlalu, namun tak ada kabar satupun mengenai kelanjutan kasus.

Sebelum itu, ia harus memastikan satu hal. Hyukjae menghentikan kegiatan membenturkan ponselnya, pria itu dengan cepat menghubungi seseorang di Korea sana.

-=JJ=-

Seoul, 2002.

Kyuhyun menatap Yoora dari kejauhan, hari sudah menjelang sore namun wanita itu masih terlihat nyaman duduk disana. Ia baru saja datang dan menemukan kamar Yoora kosong, dengan segala ketakutannya, ia segera menghubungi suster khusus Yoora. Namun begitu suster itu mengatakan Yoora berada di taman sejak dua jam yang lalu, ia kembali menjadi tenang. Tanpa fikir panjang ia segera melesat ke taman tersebut, meski sudah merasa tenang, namun ia harus tetap memastikan bahwa Yoora memang benar berada disana.

Melihat Yoora yang terlihat nyaman disana, membuat Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk menghampiri wanita itu. Pria itu justru asyik sendiri memandangi punggung dari seorang wanita yang akan melahirkan anaknya. Tanpa disadari, bibirnya melengkung mengukir sebuah senyuman yang pernah menghilang.

Dua hari lalu, Changmin mengatakan bahwa perkembangan Yoora cukup baik, namun ia tidak dapat memprediksikan apapun. Yoora terlihat cukup baik saat melihat Kyuhyun kembali, berbanding terbalik dengan perkiraan Changmin bahwa Yoora akan histeris saat melihat Kyuhyun. Maka dari itu, semua ini justru terlalu aneh.

[KYU✔] But, I Love YouWhere stories live. Discover now