[4/10]

9.3K 1.4K 30
                                    

My House

"Rumahku?" tanya Todoroki pada (Name).

Kembaran Katsuki itu pun hanya mengangguk dengan bersemangat.

"Baka-nii pernah ke rumahmu, kan? Aku penasaran seperti apa rumahmu." jelas (Name),

"Tapi rumahku..." Todoroki terdiam, bingung ingin menjelaskannya dengan kata-kata.

(Name) hanya memperhatikan Todoroki dalam diam.

"...oh, tidak boleh ya?" tanya (Name) tersenyum memaklumi, "Maaf karena aku meminta hal yang menyusahkan." sambungnya, "Sampai jumpa besok, Shouto."

Baru saja (Name) ingin berjalan, tiba-tiba Todoroki meraih pergelangan tangan (Name), menahan (Name) untuk berjalan. (Name) menoleh dengan heran.

'Aku yakin Oyaji tidak akan pulang sampai malam...' pikir Todoroki.

"Maaf tadi aku sedikit melamun." ucap Todoroki, "Kau boleh ke rumahku kok."

(Name) berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya menghadap Todoroki.

"Apa boleh? Maksudku, aku tidak marah saat kau tidak ingin aku pergi ke rumahmu." ungkap (Name).

Todoroki mengangguk.

___

"Whoa..." kagum (Name) melihat rumah bergaya Jepang yang ada di depannya, "Kereeen..."

"Menurutmu begitu?" tanya Todoroki sedikit tersenyum geli melihat ekspresi kagum (Name), "Menurutku biasa saja."

(Name) langsung menoleh—yang berhasil membuat Todoroki terkejut karena langsung terjadi kontak mata—dan mengembungkan kedua pipinya, "Itu karena kau tinggal di dalamnya! Apa kau tidak tersesat tinggal di rumah besar ini? Apa kau tidak kesepian? Apa kau tidak lelah keliling di rumahmu?"

Pipi Todoroki sedikit merona, lalu dia menoleh ke arah lain.

"Aku lahir dan besar disini... jadi aku sudah terbiasa dengan ukurannya." jawab Todoroki.

(Name) heran dengan pipi merah Todoroki, tapi kemudian menggelengkan kepalanya.

"Apa kau tidak kesepian? Maksudku, apa ada banyak orang yang tinggal disini?" tanya (Name).

Todoroki kembali menoleh pada (Name).

"Selain aku, ada dua kakak laki-laki, satu kakak perempuan, Oyaji, dan tentu saja kembaranku."

(Name) terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk mengerti.

"Aku sebenarnya penasaran, tapi aku tidak akan menanyakannya." ucap (Name).

'Mengenai ibuku, ya?' pikir Todoroki.

"Kalau begitu sampai nanti, Shouto." ucap (Name) memutar tubuhnya.

"Eh? Hanya itu?" tanya Todoroki.

"Aku hanya penasaran rumahmu seperti apa. Mungkin di kesempatan selanjutnya saja aku masuk ke rumahmu." jawab (Name), "Sampai jumpa besok, Shouto." sambung (Name) sambil tersenyum.

Pipi Todoroki kembali memanas, sebelum akhirnya dia membalas senyum (Name).

"Sampai jumpa besok, (Name)."

My Powerful Crush (Todoroki Shouto)Where stories live. Discover now