CHAPTER 3: RION ABHICANDRA

68 4 3
                                        

Sudah 1 minggu berlalu sejak acara seminar. Isthika dan Citra sudah bertukar kontak dan E-mail. Isthika merasakan rasanya berteman dengan yang seumuran dengannya. Rasanya seperti memiliki saudara. Citra kembali sekolah seperti biasa, dan Isthika kembali bereksperimen dengan komputernya. Isthika pun menghubungi Citra melalui e-mailnya.

“hey Citra, apa kabarmu? Aku ingin bermain denganmu. Aku bosan dengan besi-besi ini. Maukah kau datang ke rumahku siang ini? Bawa saja tugas-tugasmu, siapa tahu aku bisa membantumu.” Ajak Isthika kepada Citra melalui E-mail. Citra pun merespon E-mail Isthika. Citra akan datang ke rumahnya.

*triiiiing.... triiiiiing.....* suara bel pintu di rumah Isthika berdering.

“Isthika~~” seru Citra dari depan gerbang rumah Isthika.

“Selamat datang, nyonya Citra. Silakan masuk.” Sambut android pelayan yang di dandani seperti manusia yang memakai pakaian pelayan berwarna hitam putih.

“wah, bahkan penjaga gerbangnya adalah robot. Oke baiklah.” Jawab Citra.

Sesampainya didalam rumah Isthika, Citra di antarkan oleh robot pelayan Isthika. Citra ditunjukan jalan menuju kamar Isthika. Karena memang rumah isthika cukup besar untuk dihuni hanya 3 orang. Suasananya begitu futuristik dengan nuansa warna putih sebagai warna dasarnya.

wah.. rumah sebesar ini hanya dihuni 3 orang? Bagiku, tempat ini cukup untuk 3 keluarga lebih tepatnya.” Pikir Citra.

Sesampainya Citra didepan kamar Isthika, Citra memencet tombol disamping pintu kamar Isthika, lalu keluar hologram dari tombol tersebut.

“siapa yang memencet tombol?” respon Isthika dengan nada bercanda dari hologram tersebut. Walaupun Isthika sudah tahu itu adalah Citra.

“aku adalah Citra, bolehkah diriku masuk, wahai penghuni kamar?” jawab Citra dengan cekikikan.

“mari masuk, wahai tamuku yang ku undang.” Isthika menjawab.

Lalu pintu kamar Isthika yang terbuat dari besi terbuka dengan otomatis.

“hey Isthika~” Citra mmenghampiri Isthika yang sedang duduk didepan komputer dipijok kamarnya.

“Hey Citra, apa kabarmu kawan?” sapa Isthika sambil bediri dari meja komputernya.

Lalu mereka berdua berbincang-bincang. Isthika ternyata jika sudah kenal dengan seseorang, dirinya sangat terbuka dengan orang tersebut. Dan orang itu adalah Citra. Bahkan, Isthika mencurahkan isi hatinya tentang 'seseorang' yang membuat hatinya tidak karuan.

“hey Citra, akhir-akhir ini, kenapa ya aku memikirkan dia terus?” tanya Isthika pada Citra sambil bermain game online RPG bersamanya.

“hah? Memikirkan siapa? Wah, kamu pasti memikirkan ku ya? Haha, kalau kamu rindu dengan ku, bilang saja” canda Citra.

“heh, kalau aku rindu sama kamu mah, tinggal ku ajak kamu main kesini” jawab Isthika.

“kalau begitu siapa? Hey itu musuhku, kenapa kamu yang ambil hadiahnya..”sahut Citra.

“itu... dia si ketua KIR, dia itu orangnya seperti apa? Eeh.. maaf maaf, aku ambil saja soalnya sudah mau hilang hadiahnya, hehe.” Jawab Isthika.

“hmmmm.. dia orangnya kaku sekali dengan perempuan, dan senang main game, yah tapi bisa di bilang pintar juga. Dia juga suka main sepak bola. Padahal, laki-laki jaman sekarang hanya suka main game online daripada main dilapangan.” Jelas Citra kepada Isthika.

“oh jadi begitu. Hey gunakan senjata pamungkas, kita serang bersama sekarang.” Saran Isthika saat mereka berdua sedang melawan boss didalam gamenya.

PROGRAM YANG HIDUPDove le storie prendono vita. Scoprilo ora