CHAPTER 2: ROBOT KUCING

Start from the beginning
                                        

"aah.. maafkan aku. Aku tidak dapat mengerti hal itu. Aku terbiasa dengan hal yang normal. Aku bahkan sering berimajinasi bagaimana rasanya jika aku dapat menjadi orang yang berpengaruh. Aku ingin bisa menjadi orang yang bisa mengerjakan soal-soal dengan mudah menggunakan kemampuanku sendiri. Ternyata orang sepertimu pun bisa mengalami hal seperti itu. Aku merasa bersyukur." Jawab Citra.

"tidak, tidak apa. Itu adalah hal yang normal. Memiliki teman banyak, mengadakan acara organisasi, mengerjakan tugas, dan hal lainnya. Sedangkan aku hanya bisa dirumah hanya untuk merancang ide-ide untuk membantu orang-orang yang tak ku kenal. Aku menyukai hal itu, tetapi kekosongan didalam diriku menyiksa diriku."

"jadi seperti itu rasanya. Tetapi banyak orang yang ingin menjadi seperti dirimu, seperti aku"

"iya, aku tau hal itu. Hanya saja, mereka tidak mengetahui dibalik kelebihan ini ada hal yang harus dikorbankan. Ah sudahlah. Kita jadi membicarakan hal yang aneh ya. Maaf aku orangnya canggung."

"ah tidak apa-apa. Aku senang bisa berbicara denganmu. Aku bisa mengetahui seperti apa rasanya dari sudut pandang dirimu. Kalau begitu, ayo kita lanjutkan jalan-jalan kita. Setengah jam lagi acara utama seminarnya segera dimulai" ajak Citra.

"oke baiklah. Hmmm... ada salah satu stand yang menurut ku menarik. Itu standnya." Isthika menunjuk stand yang menampilkan robot kucing. Citra pun mengiyakan.

Ternyata stand yang Isthika dan Citra datangi mempresentasikan robot kucing untuk orang-orang yang alergi terhadap kucing. Bulunya dibuat dari plastik sintesis dan tidak akan rontok sehingga aman untuk dipelihara. Jadi orang yang alergi kucing dapat merasakan seperti apa rasanya memiliki kucing.

Saat melihat-lihat stand, tiba-tiba Citra ingin pergi ke kamar kecil. Lalu Isthika hanya sendirian berdiri diantara orang yang lalu lalang di stand tersebut. Dan hal yang tak diduga terjadi.

"wah lucunya robot ini, tetapi aku lebih memilih kucing asli. Karena mereka mempunyai perasaan yang tidak dimiliki robot." gumam isthika.

"mirip sekali dengan kucing asli." Celetuk seorang lelaki disamping Isthika.

"hah, siapa orang ini? Oh tidak, dimana Citra? Kok dia lama sekali... kalau aku pergi nanti dia bingung mencariku. Oh cepatlah pergi dari sini..." pikir Isthika. Namun, perhatian lelaki itu malah teralihkan saat melihat Isthika.

"aaaa.. dia malah melihat kesini... apa yang dia pikirkan? Duh, aku tidak suka situasi ini." Pikir Isthika sambil melirik ke tempat lain. Namun, Isthika memberanikan diri untuk menatap lelaki itu. Tetapi, lelaki itu masih memperhatikan Isthika dengan tatapan dingin.

"Isthika~~" Citra tiba-tiba memanggil dari arah belakang.

"Citra, kamu lama sekali" kata Isthika.

"hehe, maaf ya. Aku tadi berbincang dengan temanku sebentar. Oh, hai ketua KIR" sapa Citra ke arah lelaki yang menatap Isthika tadi.

"hey. Temanmu kah?" tanya lelaki itu kepada Citra

"oh iya, dia ini Isthika, Isthika itu-" tiba-tiba Isthika menggenggam tangan Citra sebagai isyarat.

"eee... Isthika itu teman baruku hehe. Perkenalkan Isthika, ini Rion, ketua Organisasi KIR disekolah ku, Rion, ini Isthika" lanjut Citra sambil menyenggol Isthika.

"... a-aku Isthika, salam kenal." Respon Isthika dengan gugup.

"ya, salam kenal. Aku Rion" jawab Rion kepada Isthika.

"...."

Tiba-tiba mereka beku ditengah keramaian acara tersebut.

"oke. Kalau begitu kami pergi dulu ya Rion." sahut Citra mencairkan suasana.

Isthika dan Citra pergi meninggalkan daerah stand. Tak lama kemudian acara seminar sudah dimulai. Isthika dan Citra duduk ditempat yang sudah disediakan. Tempatnya dibagi menjadi 2 bagian. Isthika dan Citra duduk dibagian kanan. Dan tidak sengaja Isthika melihat Rion duduk dibagian kiri. Entah kenapa, Isthika tidak fokus dengan seminar.

"hey Isthika, kau kenapa melamun? Apakah kamu masih memikirkan robot kucing yang tadi?" tanya Citra pada Isthika.

"ah, apa? Tidak, tidak. Aku memang seperti ini. Aku sering berpikir sampai lupa aku sedang apa." Jawab Isthika agak terjekut.

"oh jadi begitu. Ku pikir kau marah aku terlalu lama meninggalkanmu."
"ah, tidak, tidak apa apa."

Isthika terus saja melamun sepanjang seminar berjalan. Lalu saat dirinya melihat ke arah kiri, Isthika melihat sosok yang tadi ia temui. Ya, si ketua KIR. Entahlah, Isthika merasa ada sesuatu dari dirinya. Setelah seminar selesai, Isthika dan Citra membeli gantungan berbentuk kucing yang sama.

Bersambung ke Chapter selanjutnya :v

#Sesicurhatpenulis
Maaf eak kalo bertele-tele ceritanya, soalnya waktu oe bikin cerita oe panjang-panjangin biar banyak halamannya sesuai target tugas :v wkwkw
Btw bentar lagi bakal nyampe ke bagian paling gaje dan kegajean akan semakin meningkat jadi mohon bersabar eak.. ini ujian *plak 😂
Jan lupa komen n vote eak😘😅😂

PROGRAM YANG HIDUPWhere stories live. Discover now