Maerd on 3

24 4 3
                                    

Pikiran ini selalu menghantui Vin dan lain-lain. Kenapa semua menjadi aneh? Ada hal yang salah dengan kehidupannya? Apa yang telah ia perbuat sehingga menjadi seperti ini?

Paman Afkar selaku orang yang paling dewasa dalam keadaan ini, hanya dapat menenangkan kedua saudarinya dan menghibur mereka. Ya, mereka semua butuh hiburan. Memang bukan saat yang tepat, mereka juga harus melapor kejadian-kejadian yang terjadu kepada pihak yang berwenang.

Paman Afkar membuka handphonenya. Membuka aplikasi pembelian tiket pesawat yang terpercaya. Ia memasukkan namanya, nama Vin dan nama kak Cell. Ia memesan 3 tiket pesawat pulang-pergi ke Jepang. Jadwal penerbangan mereka besok. Paman Afkar sebelumnya belum memberitahu Vin dan kak Cell atas rencananya. Ia berniat membuat kejutan untuk mereka berdua. Itung-itung kejutanlah buat mereka setelah masalah hidup yang tak terduga terjadi.

*Drap...Drap...
Bunyi langkah kaki seseorang masuk dari pintu ruang tamu. Paman Afkar menunggu langkah kaki itu menuju ruang makan. Ya, paman Afkar sedang di ruang makan sambil meneguk teh manisnya.

4 menit berselang. Langkah kaki itu tidak juga memasuki ruang makan. Paman Afkar pun menuju ruang tamu. Tak ada siapa-siapa. Ia memanggil Vin, tak ada yang menyahut. Ia menyebut nama kak Cell, tak ada yang menyahut. Paman Afkar langsung menaiki tangga. Membuka kamar Vin, ada sesosok jiwa memakai jaket merah anggur dan mengenakan hoodie serta syal. Ia sedang mencari-cari sesuatu di dalam laci meja di samping tempat tidur.

"Hei" Ucap paman Afkar. Sosok itu membalik. Paman Afkar kaget itu Vin dengan tatapan takut.

"Ada apa Vin?" Tanya Paman Afkar bingung melihat tingkah Vin.

"Mm.. N-nkel, it-tu, Coin emas keberuntungan Vin tiba-tiba hilang" Ucap Vin gugup

"Lho, kok bisa hilang? Emang tadi Vin letakin dimana?" Tanya Paman Afkar.

"Rasanya Vin letak di dalam laci kemaren sore. Kok tiba-tiba gak ada, Nkel?" Vin balas bertanya.

"Yah, nkel gak tau. Masuk kamar ini aja Nkel jarang"

"Duhh, gimana ni Nkel"

"Mikirnya nanti aja, tenangin aja diri Vin dulu, sapa tahu nanti ingat"

"Yaudah Nkel"

"Ganti baju trus temenin Nkel nge-teh ya" Ucap Paman Afkar sambil menutup pintu kamar Vin.

Di dalam kamar, Vin masih penasaran kemana coin emas nya menghilang. Ia ingat terakhir kali ia letakkan ke dalam laci meja. Paman Afkar dan Kak Cell juga jarang memeriksa laci meja Vin. 'Ada yang aneh' pikir Vin. Ia mengganti baju lalu menuju lantai bawah.

"Sini minum" ajak Paman Afkar.

"Iya" Ucap Vin sambil duduk di depan Paman Afkar.

Sore itu mereka habiskan dengan berbincang-bincang bersama. Hingga klakson mobil menghentikan pembicaraan mereka. Pintu rumah terbuka lalu tertutup. Satu pasang kaki itu melangkah ke arah ruang makan.

"Haiii" Sapa pemilik satu oasang itu ramah.

"Haiiii" Sapa Vin dan Paman Afkar. Kak Cell langsung mengambil gelas mengisinya dengan air dan langsung meneguknya.

"Haus kak?" Tanya Vin.

"Gak haus lagi, kering ha" Ucap Kak Cell setelah puas meneguk air di tangannya.

"Kita udah ngumpul sekarang kan. Jadi, Nkel mau ngasih surprise" Ucap Paman Afkar tiba-tiba.

"Yah, Nkel ngasih surprise bilang-bilang, gak asik" Goda kak Cell.

"Paman mau kasih tau sekarang, makanya di bilang. Emang Nkel harus umpetin terus?" Balas Paman Afkar.

"Hahaha..." Tawa Vin. Sudah lama Vin tidak memperlihatkan tawa hangatnya dengan gigi gingsulnya. Paman Afkar dan Kak Cell senang melihat keluarga paling kecil itu tertawa.

"Jadi...." ucap Paman Afkar.
"Jadi, Nkel memesan tiket pesawat buat kita bersama. Kita bakalan ke Jepang bersama. Udah lama kita gak pergi bareng-bareng kan? Menurut Paman ini saat yang tepat juga buat nenangin pinkiran kalian"
Sedetik setelah Paman Afkar menyelesaikan ucapanya, Vin dan Kak Cell langsung berteriak dan terlebih lagi Vin yang langsung lompat-lompat.

"Yeeeee.... Kapan kita berangkat Nkel?" Tanya Vin semangat.

"Mm, besok!" Ucap Paman Afkar semangat juga.

"Besok?!! Yah, nkel kok gak bilang-bilang kalo besok, Vin ada janji nih" Ucap Vin cemberut.

"Janji apa emangnya?" Tanya kak Cell.

"Janji pergi bareng Nkel dan Kak Cell ke jepang" Vin langsung tertawa terbahak-bahak.

Kak Celk dan Paman Afkar yang melihat hanya terdiam dan saling berpandangan. Tak mengerti apa yang lucu dari kata-kata Vin.

"Garing-" Jawab Vin sambil memunculkan Pokerface-nya


















Coment-coment yuk mba, mas, tante, oom, dan mahkluk khayangan lainnya *Ups-

Always read my imagination,please😻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang