Self

31 5 0
                                    

"Penghuni, tak ada"

"Komunikasi, cek"

"Halaman, aman"

"CCTV, cek"

"Pencuri, masih ada dilokasi"

"Lokasi Aman" Ujar gadis berumur 15 tahun yang sangat lihai dan cerdik. Gadis ini bernama Vin. Memiliki rambut kecoklatan sepunggung yang jika tertiup angin akan terbang dan jika disiram air rambutnya akan basah. Gadis ini sama dengan gadis sebayanya. Tapi yang mengherankan ia adalah seorang pencuri handal. Ia tak ingin menyombongkan diri dengan menyebut dirinya sebagai 'pencuri handal' ia hanya ingin disebut seorang 'Juru Hoki'. Setiap rencana perampokan yang dibangun oleh Vin dan satu orang kakaknya bernama Cell, selalu berjalan mulus tanpa ada kendala sedikitpun. Apa yang dia lakukan selalu tampak mudah walaupun resikonya tampak besar.

Vin sudah mendalami pekerjaan 'Juru Hoki' ini sejak ia duduk dibangku SD. Awalnya ia hanya iseng melakukan pencurian dengan maksud membuktikan dirinya bukanlah seorang cupu. Ia mencuri barang kosmetik gurunya dan berniat akan mengembalikannya lagi setelah ia berhasil membuktikan dirinya bukanlah seorang cupu kepada teman-teman. Rencana vin mencuri kosmetik gurunya pun lancar dan proses mengembalikannya berjalan mulus. Setelah itu terjadi, otak Vin selau dapat berpikir cepat dan mulus apalagi tentang 'pencurian'

Kini, ia masih mencuri. Tetapi dengan niat yang mulia, walaupun cara yang ia lakukan 'kotor'. Ia mencuri barang dari seorang pencuri yang sedang mencuri. Ia selalu tau, dimana letak lokasi yang akan dicuri. Dengan sigap ia akan menuju tempat tersebut bersama Kak Cell. Dan menunggu pencuri itu berhasil mencuri. Lalu ia akan mencuri barang yang dicuri oleh pencuri. Dan uang yang ia dapatkan sepersen pun tak ia nikmati sebagaimana pencuri-pencuri lainnya. Uang yang ia dapat kan ia berikan ke panti asuhan ataupun kepada orang-orang yang meminta-minta di pinggir jalan.

Karena dalam pikirannya, uang yang digunakan untuk korupsi oleh koruptor adalah uang milik negara dan panti asuhan menurutnya adalah tanggung jawab negara. Walaupun terkadang ada beberapa panti yang mendapat dana dari negara. Tapi tak semua panti yang mendapatkan dana. Ia berniat menjadi seorang 'distributor bayangan' antara negara dan panti asuhan.

Vin menyumbangkan uang hasil curiannya pun semata-mata tak ingin disebut sebagai 'donatur' tetapi karena ia pernah merasakan hidup di sebuah panti asuhan. Vin dibesarkan di panti asuhan sejak ia berumur 1 tahun, panti asuhan seperti sebuah kampung halaman baginya. Semenjak Vin menginjak umur 6 tahun.  panti asuhan tempat Vin tinggal bangkrut karena dana yang tak memadai. Vin terpaksa dibuang ke jalan oleh kepala panti tanpa memikirkan ia akan tinggal dimana, siapa yang akan memberi ia makan.

Hingga kini, Vin bertemu seseorang yang dianggapnya kakak. Kakak yang selalu mengajarkannya hal baru. Kakak yang terlihat lembut dan penuh kasih sayang seperti seorang ibu. Kakak yang terlihat gagah dan berani seperti seorang ayah. Satu-satunya keluarga yang Vin ketahui di dunia ini hanyalah Kak Cell.

"Baiklah, lanjutkan dengan mengincar pencurinya" Ujar kak Cell melalui headset yang terpasang di telinga Vin.

"Rojer.."

"Aku akan menunggu mu didalam mobil sebagai pemantau mu" Ucapan yang selalu kak Cell ucapkan saat Vin mulai beraksi memasuki lokasi pencurian yang dituju.

10 menit kemudian..

Tiba-tiba ada yang mengetok kaca mobil. Kak Cell melihat ke arah kaca. Ada sebuah sileut manusia. Tampaknya itu Vin. Kak Cell membuka pintu. Vin masuk dengan tampang yang fresh sepertinya ia berhasil menangkap jackpot dari pencuri yang ia curi.

"Bagaimana? Sudah cukup kan untuk hari ini?" Tanya kak Cell.

"Cukup, sangat senang" Senyum Vin.

"Baiklah, aku akan memasakkan soup untuk mu. Kita akan pulang" Setelah kak Cell selesai bicara, mesin mobil pun hidup. Mereka akan pergi ke apartemen milik Kak Cell dan mereka berhasil melakukan perampokan.

HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang