23. Gone

15K 239 10
                                    

"Ally!"

Panggil Max saat aku baru saja melewati depan ruang kelasnya.

"Iya?" Jawabku spontan menengok ke arahnya yang kebetulan sedang berdiri dekat pintu masuk.

"Um, nanti siang kau ada waktu tidak?"

"Aduh bagaimana ya, aku harus ke toko buku setelah pulang sekolah" jawabku jujur karena memang rencananya hari ini aku hendak membeli novel yang telah lama kutunggu-tunggu terbitnya. Dan setelah itu aku akan mencari keberadaan Harry lagi.

"Oh begitu ya, sebenarnya Marie memintamu untuk datang menjenguknya lagi, tapi kalau kau tak bisa ya sudah" ucapnya diakhiri senyuman diakhir.

"Marie masih dirawat?" Tanyaku.

"Yah begitulah, kemarin kondisinya memburuk" ucap Max disertai nada kesedihan.

Mendengarnya aku jadi tak tega begini, lagipula aku juga senang bermain dengan Marie. Ah apa iya aku harus membatalkan rencanaku?

"Eh, kalau begitu nanti setelah aku pulang dari toko buku, akan kusempatkan mengunjungi adikmu" ucapku memutuskan saat itu.

"Serius?"

Aku hanya mengangguk.

"Ya sudah, bagaimana kalau nanti aku antarkan kau ke toko buku, setelah itu kita berdua bisa langsung ke rumah sakit. Kebetulan aku membawa mobil" tawarnya.

Wah.
Kesempatan bagus ini.
Kapan lagi Max mau mengantarku ke toko buku? Heheh.

"Awas-awas, hey babe!" Tiba-tiba Heather datang menyenggol-nyenggol diriku dengan sengaja lalu mengecup bibir Max.

"Heather, babe, sebentar aku sedang mengobrol. Jadi bagaimana Al? Kau nau?" Kata Max pada Heather lalu merubah pandangannya padaku.

"Bol-

"Kamu tega ya mengabaikanku" Potong Heather saat aku belum selesai berbicara.

"Tidak, bukan begitu. Tadi sebelum kau datang aku kan sedang ber-

"Shh shh. Sudahlah tak usah pedulikan perempuan tak jelas itu, lebih baik kau antar aku ke kelas sebelah yuk" ucap Heather lalu dengan paksa ia menarik tangan Max.

Bukannya Max menolak, eh dia malah ikut-ikut saja ditarik begitu. Dan aku ditinggalkan sendiri seperti ini.

Tentu saja aku kesal melihatnya. Ditambah tadi Heather menyebutku perempuan tidak jelas. Ish. Pagi-pagi sudah membuat kesal saja dia ini.

"Terserah" ucapku pada diri sendiri karena mereka terlanjur sudah jauh.

"Allyyy!!" Teriak Sarah pas di samping telingaku. Berteman dengannya lama-lama aku bakal seperti haji bolot, budeg!

"Apa Sar?" Ucapku tak semangat.

"Eh tadi dari jauh kulihat kau dan Max mengobrol ya? Um yah sebelum akhirnya Heather datang"

Aku hanya mengangguk-angguk pelan.

"Kau mengobrol apa saja Al?"

"Tidak penting, cuma nanti ia bakal mengantarku ke toko buku, itu saja" jawabku.

"Wah! Bagus kalau begini sih! Sebuah kemajuan!" Sarah antusias sekali mendengarnya, berbanding terbalik dengan diriku yang terlanjur kesal.

"Loh kok kau malah tak senang begitu sih kelihatannya? Bukannya kau sudah lama menyukai Max?" Tanyanya lagi setelah melihat diriku yang tak antusias.

"Oh aku tahu! Pasti gara-gara Heather ya?" Sarah menjawab pertanyaan dirinya sendiri.

"Sudahlah Sar, lebih baik kita beralih ke topik yang lebih penting"

Yes, Daddy? [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang