11. Kid(ding)

31.1K 619 32
                                    

Ally memajukan bibirnya, dan....
.
.
.
.
.
Cup..

Kecupan lembut mendarat di pipi Ally. Hanya itu saja. Harry langsung menarik wajahnya menjauh dari wajah Ally.

Ally galau! Ally kalut! Bagaimana mungkin hanya sebuah kecupan di pipi? Ia bahkan sudah memajukan bibirnya!

Ally terdiam di posisinya. Apa-apaan ini, pikirnya. Ia menatap Harry dengan raut kecewa di wajahnya. Sedangkan Harry, ia seperti biasa saja. Wajahnya datar.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku mengharapkan yang tidak-tidak?! Aku kan hanya anak kecil baginya! Camkan itu Ally! A-N-A-K-K-E-C-I-L!" Sesal Ally dalam hati.

"Ah iya aku harus pulang" ucap Ally mematahkan segala ekspektasinya itu. Wajahnya memerah karena malu, Harry tadi pasti melihat bibirnya yang sudah main sosor-sosor itu.

Harry masih terdiam seakan tak peduli. Bahkan raut wajahnya tak berubah sedikitpun, masih datar.

"Dah" kata Ally sebagai tanda perpisahan pada Harry. Ia mengambil tasnya lalu beranjak pergi menjauh dari Harry.

"Hei kau mau kemana" tiba-tiba Harry bersuara tepat saat Ally hendak membuka pintu keluar. Kali ini Ally tidak cukup bodoh untuk lewat jendela.

"Pulang" jawab Ally singkat sambil berbalik tapi tak berani menatap mata Harry langsung.

"Aku belum selesai, kemari" perintahnya pada Ally yang seolah-olah merupakan keharusan.

"Apa lagi?" ujar Ally sambil kembali mendekat ke arah Harry.

"Aku bercanda tadi, Al" jawab Harry masih lagi lagi dengan wajah datar.

Ally menjadi tak yakin karena wajahnya itu.

"Maksudmu?" Ally kebingungan sekarang.

Sudah cukup Har, sudah cukup kau membuat Ally kebingungan dari tadi.

Harry bangkit dengan susah payah, lalu berjalan mendekat ke arah Ally perlahan. Bisa dibilang Harry ini orangnya tangguh dan kuat, badannya hampir remuk tapi ia masih bisa bangun dan berjalan seperti itu.

"Ini untukmu" ucap Harry lalu...

Tangannya menyentuh dagu Ally, ia angkat dagu Ally perlahan. Wajahnya bergerak mendekat dengan wajah Ally.

Bibirnya mendarat di bibir Ally.

Ally membeku. Diam tak percaya. Ia hanya diam. Benar-benar diam.

Harry mendalamkan ciumannya, walau Ally tak membalasnya.

Bibirnya memagut lembut bibir Ally. Tangannya mengusap-usap rambut Ally. Ally masih diam, bingung harus apa. Bibirnya seolah kaku tak bisa digerakkan.

Tadi dia sendiri yang sampai menyosor ingin dicium, tapi sekarang malah dia yang tak berkutik ketika Harry menciumnya.

Harry melepas ciumannya, menatap Ally heran sambil menaikkan sebelah alisnya.

Jujur saja walaupun umurnya sudah 'matang' tapi Harry tetap terlihat mempesona di mata gadis berusia 17 tahun ini.

Wajah mereka masih dekat, wajah Ally memerah pemirsa!

Harry melepas tangannya yang masih menempel nyaman di rambut Ally dan menjauhkan diri kembali ke ranjangnya. Wajah Harry kembali datar.

"Pulanglah" usirnya tiba-tiba.

Tanpa banyak bicara Ally langsung keluar dari situ dan pulang ke rumahnya. Ia tahu ini sudah malam dan ia sudah bilang ke ibunya kalau ia akan menginap di rumah Sarah, tapi persetan, ia ingin pulang saja dan langsung tidur tanpa harus menceritakan semua hal yang terjadi pada Sarah. Mungkin tidur yang panjang sehingga besok ia bisa sekalian bolos.
~~~~~

~Oh baby i just wanna take you anywhere that you like

We can go out any day any night

Baby i'll take you there, take you there

Baby i'll take you there, Yeah!~

"Aghhhh..!! Stop please stop! I need a sleep!" Teriak Ally frustasi karena ia baru saja tidur sekitar 2 jam yang lalu dan tiba-tiba suara nada dering teleponnya berbunyi kencang sekali.

"Ah harusnya aku tak memilih lagu ini untuk jadi dering telepon!" Ucapnya lagi sambil berusaha menggapai-gapai teleponnya itu.

Itu memang salah satu lagu kesukaannya, Kiss you. Tapi sekarang mungkin ia membenci lagu ini karena sudah membangunkannya dari tidur yang sudah ia susah-susah paksakan.

Ya! Ally memang pulang ke rumahnya semalam, niatnya ia ingin langsung tidur dan melupakan semuanya. Tapi nyatanya? Ia malah berubah menjadi seorang philosophers mendadak. Ia berpikir macam-macam tentang kemungkinan apa yang tersirat dalam ciuman yang bahkan tak ia balas itu. Uh dasar berlebihan anak ini!

Ally melihat nama yang tertera di depan layar handphone-nya itu.

Sarah.

"Halo? Ally ya ampun kau kemana saja semalaman tak pulang hah? Aku menunggumu tau! Aku khawatir, kau ini bagaimana sih"

"Ah diamlah tolong, aku sudah berusaha untuk tidur semalaman, dan kau malah merusak semuanya bahkan ini masih jam enam Sar! Jam enam!" Geram Ally sambil melirik ke arah jam yang terdapat di samping ranjangnya itu.

"Aku kan khwatir Al"

"Sudahlah, lagipula aku baik-baik saja, dah, aku mau tidur lagi, kemungkinan besar aku bolos hari ini"

"Tapi-"

Belum selesai Sarah bicara, Ally langsung memutuskan sambungan telepon itu dan kembali melanjutkan tidur cantiknya yang terusik itu.
~~~~~

A/N:
Fast update biar greget.
Btw, w abis nonton FSOG, i know ini udah agak basi, tapi I'M NOT EVEN 18 YEAH. ilegal bodo amat yang penting a6. Bhakk.. Jadi ga sabar pengen bikin adegan anu-anu :3

All the love,

-Sya

Yes, Daddy? [H.S]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt