Selayar ombak menampar batu karang dengan bebasnya
Nyiurnya menyambut dengan gemulai
Pasir putih dan kerikil menjadi penonton setianya
Matahari dikala senja itu pun menangisinya
Langit pun bersendu hati
Menangis tanpa henti
Menjadi suram dan menyeramkan
Bercampur pula dengan kesedihan sang alam
Kabut senja menutup cerita ini menghilangkan tawa dan lara.
Bontang, 15 Mei 2017
YOU ARE READING
Monolog Rindu
Poetry"prosa yang tak pernah terucap, tapi seolah terungkap dalam goresan tinta, membekas dan teringat dalam kalbu" sebuah karya sastra picisin.