Prolog

22 5 2
                                    

Ketika aku bangun dari tidurku, aku melihat sekeliling ranjangku telah dipenuhi banyak orang yang menahan tangisnya ada juga yang terang-terangan menangis.
"Apa yang terjadi?" Tanyaku pada tanteku melinda.
Tante melinda hanya dia dan menahan tangisnya. "Apa yang sebenarnya terjadi tante?" Kataku yang kebingungan.
"Papamu.."
"Ada apa dengan papaku tante." Aku semakin kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Papamu telah meninggalkan kita semua. Papamu tidak bisa bertahan lagi menghadapi sakitnya."

Deg

Tanggisku pecah, sungguh aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan tante melinda tadi. Apa tante melinda membohongiku?

"Kenapa tante bilang seperti itu? Tidak mungkin papa ninggalin aku tante. Tante bohong!" Kataku sambil menaggis sesegukan.

Tante melinda tidak menjawab dia hanya memelukku dan memberiku kekuatan.
"Dimana mama?" Aku mencari mama karena aku tidak melihat mama dari tadi.
"Mamamu masih dirumah sakit. Dia akan pulang sebentar lagi."

Ya, papaku dirawat di rumah sakit selama sebulan lebih. Dan hanya mamaku yang setia mendampingi sampai akhir hayatnya dengan keadaan mengandung adikku.

Papaku menderita penyakit kanker usus. Papaku sempat dioperasi seminggu sebelum meninggal tetapi kata dokter semua sudah terlambat penyakit papaku sudah tidak bisa disembuhkan.

***
Itu semua terjadi ketika aku berada dikelas 4 Sekolah Dasar. Kenangan pahit yang tidak akan pernah aku lupakan. Papaku meninggalkan aku, mamaku dan janin dalam kandungan mama. Tetapi aku harus kuat, bagaimanapun juga kehidupan harus terus berlanjut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lifetime:)Where stories live. Discover now