I Need U

5.5K 563 18
                                    

Peach and Cream's; I Need U

.

.

.

.

Min Yoongi menepuk mantelnya yang nyaris basah terkena lelehan salju dengan kesal. Suhu nyaris mencapai di bawah nol derajat hingga wajahnya memerah, buku-buku jarinya membeku dan giginya bergemelatuk. Mantel tebal yang dipakainya tidak membantu sama sekali.

Mendesis kedinginan, Yoongi meraih ponselnya yang bergetar di saku mantel dengan terus mengumpat. Meruntukki kontak yang tertera di sana adalah nama sang kekasih yang tidak berhenti menghubunginya.

Chiminnie 26 missed call.

Berusaha tidak menghiraukannya, ia mengembalikan ponselnya ke dalam saku mantel. Kekasih bawelnya itu pasti sedang panik setengah mati di apartemen. Tapi menerima teleponnya juga bukan hal yang baik, sekitar tiga menit lagi ia akan menginjakkan kaki di lobi aparetmen mereka dan Yoongi tidak ingin membuang-buang waktu untuk menghiraukan kekhawatiran kekasihnya.

Ia meraih dua hotpack yang Jimin selipkan saat ia akan pergi ke studio tadi sore. Pemuda itu menyelipknnya sambil mengomel karena Yoongi dengan begitu keras kepala memaksakan kehendak pergi ke studio hari ini saat suhu kota Seoul nyaris menyentuh minus derajat. Bukan masalah besar sebenarnya, tetapi mobilnya sedang di bengkel dan Jimin tidak bisa menjemputnya karena terjebak dalam meeting besar hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.

Sembari meremas dua hotpacknya, Yoongi tersenyum menanggapi sapaan bell boy yang membukakan pintu untuknya. Dengan sedikit terseret ia berjalan ke arah lift, menunggu lift turun dengan masih mendesis kedinginan. Beberapa detik kemudian, lift terbuka dan ia masuk ke dalam.

Yoongi menghela napas begitu selesai menekan angka dua puluh tiga dan menyandarkan tubuhnya yang lelah pada dinding lift, beruntung lift sedang kosong. Ia melengos saat ponselnya kembali bergetar. Tak menghiraukannya, ia beranjak maju ke depan pintu, menunggunya terbuka sambil melirik monitor kecil di atas pintu yang menunjukkan angka dua puluh.

Suara lift yang berdenting membuatnya segera mengangkat wajah hendak melangkah.

Tetapi hanya dalam hitungan detik tubuhnya menabrak sesuatu. Yoongi terkesiap saat menyadari tangannya terkunci dalam genggaman seseorang.

"Naughty boy, dua puluh tujuh panggilan kau menghiraukanku?"

Mengangkat wajahnya perlahan, Yoongi mengernyit mendapati wajah kekasihnya begitu dekat. Dengan jarak sedekat ini wajah Jimin begitu terlihat jelas, sarat akan kekhawatiran yang begitu ketara.

"Mandi lalu makan. Aku tidak menerima penolakan."

Lalu Yoongi hanya mendengus saat kekasihnya itu menuntunnya ke arah kamar apartemen mereka.

.

.

Yoongi mencium bau cokelat yang menyerbak begitu ia memasuki ruang tengah. Di depan televisi flatnya yang menyala, tepat di atas karpet berbulu yang dibelinya di Jepang beberapa waktu lalu, satu porsi omelet besar dan setinggi gelas cokelat hangat tersaji di atas meja.

Di sisi meja lain ada lilin aroma terapi menyala yang begitu menyejukkan. Aroma pinusnya membuat Yoongi ketagihan menghirupnya terus-menerus.

Yoongi menggerutu begitu melihat kekasihnya yang hanya mengenakan sleveless dan celana pendek hitam membawa secangkir kopi hitam berjalan dari arah dapur.

Peach and Cream 》 pjm+mygWhere stories live. Discover now