Vicky

335 39 32
                                    

* Chika pov*

Hai. Namaku Chika. Umurku menginjak delapan belas tahun. Aku sekolah di SMA Negeri Jakarta pusat. Aku memiliki seorang sahabat bernama Vicky. Kami adalah teman sekelas sejak kelas dua SMA. Dia adalah seorang anak yang selalu menganggap dirinya tidak penting. Aku rasa dia beranggapan seperti itu karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Padahal dia salah. Dia memiliki banyak potensi dalam dirinya. Dia pintar di semua mata pelajaran sekolah. Dia juga berbakat dalam bernyanyi dan bermain gitar.

*flashback on*

Kami saling mengenal sejak kami masuk kelas dua SMA. Pada jam pulang sekolah, semuanya begitu sepi. Dan saat aku baru keluar dari sekolah suatu hari saat kami masih baru kelas dua SMA, aku melihatnya merenung di atap gedung sekolah. Aku melihatnya dari bawah. Dia sedang berdiri di pinggir atap dan menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam.

"Hey! Apa yang kau lakukan?" teriakku saat itu. Ia pun melihatku dan tampak kebingungan. Dan aku segera menyusulnya ke atap.

"Apa yang kau lakukan? Kau sudah gila ya?" seruku. Ia melihatku dengan tatapan tajam. Aku pun maju selangkah.

"Jangan maju selangkah pun!" ujarnya. Aku pun berhenti.

"Kau ingin bunuh diri? Apa kau sudah benar-benar gila?" tanyaku.

"Kau tidak perlu ikut campur. Itu bukan urusanmu. Kau pergi saja dari sini!" dia berteriak seperti itu padaku.

"Bodoh! Mana bisa aku seperti itu?" seruku saat itu.

"Hidupku sudah tidak ada artinya lagi. Jadi biarkan saja aku mati!" serunya. Aku pun menjawab.

"Bodoh! Apa kau ini Tuhan yang menentukan umur seseorang?" seruku. Ia pun menatapku semakin tajam.

"Chika, berhentilah menggangguku! Aku takkan terpengaruh denganmu." ujar laki-laki itu. hal itu membuatku benar-benar kesal. Orang ini sama sekali tak bersyukur dengan nikmat yang diberikan Tuhan.

"Disaat semua orang menginginkan agar bisa berumur panjang, kau malah memutuskan untuk mati? Cih... menyedihkan sekali!" ucapku.

"Kedua orang tuaku sudah pergi. Tak ada artinya lagi hidupku ini. Orang-orang yang ku sayangi justru pergi meninggalkanku. Itu sama sekali tidak adil. Tuhan sungguh tidak adil. Aku ini orang miskin, tak punya apa-apa. Dan sekarang orang tuaku malah diambil oleh-Nya," sahut Vicky. Aku pun menjawab.

"Tidak. Kau salah. Tuhan justru memiliki rencana lain. Umur manusia itu adalah hal yang sangat berharga. Dan manusia harus bisa menjaga umur yang telah diberikan oleh Tuhan. Bukannya malah mengakhiri hidupnya," ucapku.

"Tuhan memberikan manusia kehidupan, itu agar manusia bisa menempuh jalan hidup yang telah dipilihnya. Dengan bertambahnya umur manusia setiap harinya, maka manusia pasti bisa menjadi dewasa. Dan kedewasaan inilah yang merubah diri kita suatu hari nanti," kataku.

"Dan jika kau bunuh diri, itu artinya kau sangat kekanak-kanakan. Kau pikir orang tuamu bahagia kalau kau menyusul mereka dengan cara seperti ini? Tidak! Mereka akan sangat membencimu!" ujarku. Mendengar semua perkataanku, ia menangis. aku rasa dia mengerti dengan perkataanku. Dan akhirnya ia duduk dan membatalkan aksi bunuh dirinya itu.

*flashback end*

Yah, itu konyol sekali. Kami justru jadi akrab karena aksi nyaris bunuh dirinya itu. Kami jadi sering bercanda satu sama lain meskipun dia tetaplah seseorang yang misterius bagiku. Bagaimana tidak? Dia bilang kalau dia sudah bekerja. Saat aku Tanya apa pekerjaannya, dia menjawab rahasia. Aneh bukan? Tapi dibalik kemisteriusannya itu, dia tetaplah seorang sahabat yang menyenangkan bagi diriku.

Di pagi hari yang cerah ini, aku kembali menonton aksi panggungnya yang tadi malam aku rekam melalui handphoneku. Aku pun tersenyum melihatnya.

"Bakatnya bagus begini kenapa dia tak pernah menunjukkannya di depan umum ya?" pikirku.
Tiba-tiba, di otakku terpikirlah ide iseng-iseng. Aku mencoba membuka akun facebook milikku. Aku pun mengunggah video performance Vicky saat itu juga di akun milikku.

"Untung saja dia tak memiliki akun media sosial. Kalau dia sampai melihat video ini. Maka habislah aku," pikirku.

Proses pengunggahan video telah selesai. Aku kembali menonton video itu. Dan aku sangat menikmati itu, mulai dari permainan gitarnya, suaranya yang berat, dan juga fisiknya yang tampan. Bisa dibilang dia sempurna. Dia memiliki mata yang tajam, hidung mancung, rahang yang tajam, dan wajahnya yang tegas. Dia juga tinggi. Bisa dibilang Vicky ini bagaikan seorang model. Namun sayangnya dia sering berpikir negatif. Terutama terhadap dirinya sendiri.

"Kenapa aku jadi memikirkannya? Ayolah, jangan seperti ini," ucapku kepada diri sendiri. Aku pun segera keluar dari akun facebook milikku saat itu juga.

Hari ini aku datang ke kafe untuk melihat penampilan Vicky. Ia tampak memukau dengan gitar dan nyanyiannya. Ia menyanyikan beberapa lagu malam itu. Saat aku tengah asyik menikmati penampilan Vicky, tampak sang pemilik kafe yaitu pak Arya duduk bersamaku.

"Ah kau yang semalam bersama Vicky itu kan?" sapa pak Arya. Aku pun mengangguk.

"Iya pak," ucapku sambil tersenyum. Pria itu pun juga tersenyum padaku. Dia pun kembali bertanya padaku.

"Oh iya, siapa namamu?" ucap pak Arya.

"Nama saya Chika pak," sahutku.

"Chika? Namamu imut sekali," ujar pak Arya. Aku pun tersenyum malu.

"Ah bapak bisa saja," sahutku dengan malu-malu.

"Kamu jangan panggil aku dengan sebutan pak. Aku ini masih dua puluh lima tahun. Jadi tidak pantas dipanggil bapak," sahut pria itu. Akhirnya aku memanggil Arya tanpa sebutan pak lagi. Kami jadi sangat akrab di malam itu.

Malam itu aku pulang diantar oleh Vicky. Ah rasanya malam ini aku sangat menikmatinya. Dan juga aku senang bisa akrab dengan Arya. Aku pikir dia orang yang serius, tapi ternyata dia orang yang menyenangkan. Aku jadi tersenyum-senyum sendiri untuk beberapa saat. Ah rasanya aku jadi seperti orang gila.

"Ya ampun. Apa-apa'an ini? Kenapa aku malah memikirkan Arya?" ucapku pada diri sendiri.
Aku lalu menyalakan laptopku dan masuk ke akun facebook punyaku. Aku terkejut, rupanya rekaman video Vicky bernyanyi di kafe sudah dibanjiri dengan puluhan komentar. Semua komentar-komentar yang ku baca itu memuji penampilan Vicky. Dan juga ada beberapa akun yang membagikan video penampilan Vicky. Ah aku tidak menyangka kalau penampilan Vicky yang aku unggah menjadi viral.

"Vicky. Jalanmu sudah mulai terlihat. Kau sudah mulai mendapatkan cahaya itu," ucapku dalam hati.

*****Bersambung*****

Hay hay.... Ini author SekarAdinda. Cuma mau bilang, cerita "Yang Paling Berharga" di up tiap senin Dan jum'at yaaaa. Thanks for all :D

Yang Paling berhargaKde žijí příběhy. Začni objevovat