MiC [7]

5.8K 527 349
                                    

Tapi... haruskah aku mengatakan yang satu ini padamu?

Mengatakan bahwa sebenarnya aku telah menyukaimu sejak lama.

Kau cinta pertamaku, Uchiha Sasuke.



"Ya, karena kau sudah berjanji, ayo kita rayakan semua ini." Sasuke mengangkat-angkat alisnya, melempar sebuah seringai ke arah Hinata.

Hinata mengerutkan dahi, menutupi degup jantungnya yang berpacu cepat. "Tidak mau, kau pasti menyuruhku berbuat yang aneh-aneh lagi."

Wajah Sasuke memelas. "Ayolah Hinata, kali ini tidak aneh, aku janji."

"Kau ingin aku apa?" Hinata mendengus mengalah.

Sasuke melemparkan seulas senyum menggoda untuknya.

"Temani aku belanja, ya?" Sasuke mendekatkan wajahnya, matanya berbinar seperti kucing, berharap sahabatnya itu akan terpesona.

"Belanja?!"

Sasuke menutup telinganya. "Jangan berteriak, telingaku sudah cukup tuli karena teriakan Sakura di rumah."

"Memangnya kalian melakukan apa sampai dia berteriak?" tanya Hinata dengan kekehan, yang sebenarnya jauh di dalam hatinya ia menahan rasa nyeri yang amat sakit.

"Eh?" Sasuke segera menggeleng. "Kau jangan berpikir aku berbuat yang tidak senonoh terhadapnya, oke?"

Hinata menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. "Bukannya sudah sepantasnya ya?"

Sasuke mendengus seraya menyandarkan tubuhnya di badan sofa. "Yang benar saja, sudah tertulis di kontrak bahw-" ucapan Sasuke terhenti kala ia menyadari kecerobohannya.

Pria itu menolehkan kepalanya dengan gerak 'slow motion' untuk melihat ekspresi Hinata.

"Kontrak?" ucapan itulah yang menyambut lirikan mata Sasuke, pria itu gelagapan.

"M-maksudku istriku itu selalu menerima kontrak dari..."

"Dari?"

Sasuke menggaruk tengkuknya.
"Ya dari mana saja, itu membuatnya sibuk dan kita tidak sempat berbuat 'itu'."

Sasuke menatap Hinata dengan harap-harap cemas, sempat juga tadi gadis itu curiga kepadanya. Setelah Hinata mengangguk paham, barulah Sasuke mendesah lega.

"Kau ingin belanja apa?"

"Semuanya, perlengkapan dapur, bahan-bahan makanan, dan lainnya."

"Memangnya tidak tersedia?"

"Ada, tapi terlalu modern, aku ingin yang sederhana saja, lebih mudah dipakai."

"Kenapa kau yang memakainya? Istrimu melakukan apa? Dan kenapa tidak minta temani sama istrimu saja?" Hinata bertanya lagi, ia merutuki mulutnya yang tak bisa diam mengurusi urusan rumah tangga Sasuke.

"Seperti yang kubilang, dia sibuk."

Setelah menimang-nimang, akhirnya Hinata menganggukkan kepalanya, meski Sasuke sempat dibuat kesal karena gadis itu sengaja menggoda kesabarannya.

"Tapi belikan aku es krim!"

"Rutinitas biasa." Sasuke menyentil hidung Hinata. "Aku selalu ingat."

Dengan merangkul leher sahabatnya itu, Sasuke melangkah keluar.

Dia akan sangat merindukan saat-saat seperti ini, saat di mana dia bebas untuk pergi kemana saja, bercanda dengan sahabatnya, dan bekerja tanpa kenal waktu.

Man in Contract [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang