Chapter I - [Prologue]

180 24 0
                                    

"Jongin, kau kenapa lagi sih?" Sehun mengernyit menatap temannya yang tiba-tiba saja seenaknya masuk ke kamarnya.

Dan sekarang sosok kecil yang bernama Jongin itu langsung membaringkan tubuhnya di kasur Sehun seolah tak terjadi apa-apa. Lalu ia kemudian menoleh ke arah Sehun, yang masih berdiri di depan pintu kamar menatapnya.

"Aku sudah izin dengan Ibumu. Dan ibumu memperbolehkan aku tidur disini" jawabnya cuek.

"Kau kenapa sih selalu tidur disini? Rumahmu kan lebih besar dari rumahku. Kalau kau mau bertukar, aku mau mau saja" ujar Sehun yang kemudian mendudukkan tubuhnya di atas karpet.

Oh lihatlah, tuan rumah layaknya tamu disini, dan tamu bertingkah layaknya si pemilik rumah.

"Kau kan sudah tau. Rumah itu kosong, membosankan" Jongin menaruh kedua tangannya dibelakang untuk menopang kepala.

"Jadi ayah dan ibumu belum pulang juga?" Tanya Sehun lagi. Yang ditanya mengangguk.

"Aku serasa tidak punya orang tua" jawab Jongin tak acuh. Lalu bocah berumur tiga belas tahun itu mendudukkan tubuhnya menghadap ke teman sebaya didepannya.

"Aku iri denganmu Sehun. Kau punya segalanya" Jongin menatap lurus ke arah Sehun. Pandangan yang terlihat membosankan dan tak bersemangat.

Sehun mempoutkan bibirnya dan menyilangkan tangannya kesal. Justru Sehun yang iri dengan Jongin yang punya banyak mainan dirumahnya.

Well, Sehun memang jarang, bisa dibilang sangat jarang melihat kedua orangtua Jongin. Anak itu selalu terlihat tinggal bersama pembantu-pembantunya dirumah mewah dan megah yang membuatnya iri itu.

Walaupun begitu, Sehun tau, setiap permintaan yang diminta Jongin pasti akan langsung dilaporkan oleh pelayannya kepada ayahnya. Dan Jongin akan mendapatkannya dengan segera.

Itu yang membuat Sehun dan anak-anak lainnya iri. Tapi Sehun memang terkadang kasihan melihat Jongin yang juga dibenci banyak anak dan teman-teman karena hal itu. Sehun mungkin hanya satu-satunya orang yang bisa Jongin anggap sebagai teman.
Ibu Sehun juga sangat menyayangi Jongin sejak kecil.

Sehun pikir ibunya dekat dengan keluarga Jongin, tapi ketika ditanya tentang orangtua Jongin, ibunya selalu menjawab dengan tidak tau.

"Oi Sehun!" Sehun pun tersadar dari lamunannya. Ia pun semakin terkejut dengan wajah Jongin yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

"Kau melamun ya?" Sehun mengerjapkan matanya dan kemudian menggeleng.

"Ayo beli es krim" ajak Jongin sambil menarik lengan Sehun. Sehun pun melepasnya dengan pelan.

"Aku sedang flu, Jongin. Ibu bilang aku tidak boleh makan yang dingin"

"Kau pasti akan sembuh. Karena setiap aku flu, aku akan langsung sembuh ketika memakan es krim. Karena itulah obatnya" Jongin tersenyum miring sambil meyakinkan.

"Baiklah" Sehun pun langsung menyetujui. Ia memang sedang ingin makan es krim. Masalah flu? Paling sebentar lagi ia akan sembuh. Tak perlu difikirkan.

Kedua bocah itu pun mulai meninggalkan rumah diam-diam, dengan bersemangat pergi untu membeli es krim.

---------------------------------

"Aku mau cicip punyamu" ujar Jongin kepada Sehun yang kini terlihat asik memakan es krim vanilla kesukaannya.

"Huh?? Kau kan sudah punya, kenapa kau meminta punyaku?" Sehun mengerutkan alisnya tidak suka.

"Tapi aku yang membelikanmu. Kau harus terima kasih" tanpa aba-aba, Jongin segera menyambar es krim di tangan Sehun dan menggigit sebagiannya dengan lahap. Melihat itu, Sehun melongo.

"Jongin! Kau enak saja! Kalau gitu aku juga cicip punyamu!" Sehun pun mencondongkan tubuhnya dengan cepat untuk meraih es krim di tangan Jongin. Alhasil, Sehun berhasil merasakan es krim rasa coklat milik Jongin, namun dengan bibir yang celemotan.

Melihat Sehun dengan bibir yang penuh dengan es krim itu tak khayal membuat Jongin tertawa senang. Sehun mempoutkan bibirnya sebal. Sementara Jongin masih memegang perutnya yang terasa perih karena tak henti-hentinya menertawakan Sehun.

"Sehun Jongin ayo segera makan- YA AMPUN!" Sehun dan Jongin menoleh dengan cepat ke arah sumber suara, dan menemukan Ibu Sehun yang sedang berkacak pinggang di depan pintu kamar, memandang kedua bocah -yang sedikit berantakan oleh karena banyaknya lelehan es krim di tubuh mereka- dengan pandangan yang mematikan.

Oh tidak!

Sehun sudah cukup merasakan jeweran yang ibu berikan kepadanya tadi pagi!

.

.

"Oh Sehun! Apa kau mendengar perkataan ibu sebelumnya?!"

"AAAAAA AMPUN BUUUU!!!!"

Jongin lagi-lagi puas menertawakan teman didepannya yang malang.

TBC

.

.

Oke ini gambaran untuk mereka yang masih kecil ya.

Chapter kedepannya mereka udah gede kok (SMA)!

Stay tune^^

-

FF ini spesial buat temen aku. Well sebenarnya alur ceritanya dan hampir segalanya ide dia, aku cuma bantu nulis dan jadiin akun aku buat tempat publish cerita ini (?) //@lovindasize :D (Apa yang gak buat kamu MIN) :')

Aku gak ada pengalaman nulis cerita yaoi. Karena itu aku bakal buat ini lebih ke brothership keknya (?) wkwk :v

Selamat Membaca xD

LOCKY - [ Kai x Sehun ~ KaiHun fanfic ]Where stories live. Discover now