Chapter 7 pt. 1 - Adriall

320 21 2
                                    

Adriane’s POV

“Shit, shit, shit, shit—Shei! Apa susahnya bangunin aku, sih?!”

Dia hanya melirik kearahku dan meneruskan menonton tv. “What were you doing last night?”

Dia benar—aku dan Niall di luar lama sekali, ketika kami pulang mereka berdua sudah terlelap di sofa—untungnya, masih mengenakan pakaian—membiarkan pintu tidak dikunci.

Aku melotot ke arahnya. “What were YOU doing this morning!”

“Chill, girlie—we’re not going to campus today.”

Rahang bawahku jatuh. “Wha—did I just turn idiot, or you’re saying that we’re skipping today’s classes?”

Sahabatku itu merubah posisi berbaringnya di sofa dengan santai. Aku menyambar remote dan mematikan tv.

“Apa-apaan?” Tuntutku.

Dia memutar matanya dengan gaya ayolah-Adriane-ini-tidak-penting nya yang sudah berkali-kali kuabaikan atau kutelan bulat-bulat.

“Aku bilang, kita akan ke pantai hari ini! Yaaay.” Dia mengangkat tinju ke udara dengan sarkatis.

Mulutku otomatis membentuk kata what-the-hell ketika melihat Greyson dan Niall turun dari tangga membawa tas-tas, celana renang mereka, beberapa handuk dan Greyson bahkan menenteng papan selancar. Greyson melempar salah satu handuk tepat ke muka Sheila.

“Mornin’ babe!” Niall mencium pipiku. “How was your sleep?”

Aku mendorongnya kesamping. “Seriously. Kalian tidak memberitahuku apapun tentang ini! I’m pretty sure I had a minor heart attack!”

“Wow. Aku kira Sheila sudah memberitahumu sebelum kalian menginap?” Greyson mengangkat alisnya.

Sheila berguling dan bertumpu pada sikunya sehingga dia bisa melihat kami melalui punggung sofa. “I think… I forgot?” Aku memutar mata. Dia melanjutkan, “lagi pula kau tidak perlu sekaget itu Ad, kau sudah pernah bolos sebelumnya—apalagi telat.”

Sheila melompat bangkit dari sofa dan menarikku ke lantai atas, ke kamar yang kami tempati. Ia lalu mengeluarkan baju-baju dari tas travel yang kami pakai berdua. Karena seukuran, kami berbagi semua baju yang kami punya—kecuali pakaian dalam tentu saja. Termasuk sepatu, shorts, gelang—semuanya. I guess itulah salah satu keuntungan tinggal bersama sahabatmu.

“Pilih satu.”

Kata-katanya mengingatkanku pada Niall semalam—astaga, aku meninggalkan skateboard Greyson di taman!

Mengabaikan urusan tentang skateboard, aku melihat pilihan yang ditawarkan Sheila. Tanpa berpikir panjang aku menunjuk beach dress dengan flower print bertemakan oranye yang dia pasangkan dengan short blue jeans. Tapi Sheila menampar tanganku.

“It’s mine!”

Dengan tidak percaya aku beradu tatapan dengan Sheila. “What? Kalau begitu kenapa kamu menyuruhku memilih?”

“You know you look good on sky blue, it suits your dark hair—“

“But dip dyed shorts? No!”

“YOU bought it, geez!”

“Yeah tapi kau bilang itu cute!”

“Bukan berarti aku akan memakainya sekarang!”

“Bagaimana kalau KAU memakainya dengan dress itu?”

“What? Are you for rea—“

“GEEZ GIRLS, SHUT IT!” Suara Greyson menghentikan pertengkaran kami.

Replayed [UNDER SERIOUS EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang