[06]

312 11 7
                                    

Di luar hujan deras, rintikan hujan menari dengan tiupan angin yang menusuk hingga ke tulang. Petir membara begitu arogan seperti menggambarkan amarah kepada seseorang.

Gadis itu berbaring di sofa panjang bersama Icha yang asik membaca majalah.

Telfon rumah berdering, Icha menyuruh anaknya untuk mengangkat telfon.

"Hallo?" Ucap Delima.

"Delimaaa..." Suaranya lirih hampir tak terdengar.

"Dengan siapa ini?"

Hening, tak ada jawaban dari seseorang yang menelfon.

Tuttt...tuttt...tutttt... Panggilan terputus.

Dela berpikir sejenak, ia barusan mendengar suara dari arah telfon memanggil namanya, namun suara yang terdengar sangat lirih hampir tak terdengar.

"Siapa Del?" Tanya Icha.

"Gak tau Mah, gak jelas."

"Yauda paling orang iseng, kamu tidur sana udah malem. Mama juga capek mau ke kamar."

"Iyaa Ma."

---

Gadis itu sudah berada di kamar. Seperti biasa, sunyi menjadi teman untuk dirinya. Ia tengkurap menjejalkan dagunya dengan bantal guling. Mengingat kembali suara berasal dari telfon sejak sepuluh menit yang lalu.

"YaTuhan aku mengenal suara itu." Katanya pada diri sendiri.

Ia membuka handphone kemudian mencari kontak didalam ponsel bernama "Arga" lalu menekan telfon panggilan.

"Ada perlu apa kamu nelfon anak saya?" Suara dari arah sebrang sana.

"Tante, saya perlu bicara dengan Arga."

"Untuk apa kamu kembali datang di kehidupan anak saya!"

"Tante saya mohon lima menit kasih waktu saya buat bicara dengan Arga."

"Lupakan anak saya! Arga sudah melupakanmu, dia sudah bahagia bersama pilihannya sekarang!"

Tut...tuttt....tuttt... Panggilan terputus.

Hatinya seperti teriris pisau tajam terbelah menjadi beberapa bagian. Tetesan air matanya beribu-ribu jatuh.

Ia membeku, pikirannya entah kemana. Ia belum siap menerima kenyataan bahwa Arga telah menemukan kebahagia bersama wanita lain.

"Nggak mungkin."

Ponsel milik Dela bergetar pesan dari aplikasi WhatsApp masuk.

08578910xxxx
Lihat ke arah jendela.

Gadis berambut panjang itu mendekat ke arah jendela kemudian membuka tirai. Delima mengangkat kedua pipinya, sekarang tangisannya sudah tergantikan oleh senyuman.

Mengapa Delima tersenyum? Apa yang terjadi dengan dirinya?
Yuk ikutin cerita selanjutnya 💜

[BUKAN] Orang KetigaWhere stories live. Discover now