Intro A Trap

107 18 26
                                        


"Nanda mana sih? Atau aku samperin ke kelasnya aja kali ya?" Ucap Viona menunggu Nanda di depan gerbang.

Viona memutar tubuhnya berniat kembali masuk ke sekolah menjemput Nanda di kelasnya, kelas 12-7.

Drrtt..

Baru saja melangkahkan kakinya menuju gerbang handphone-nya bergetar, dilihatnya terdapat pesan dari Nanda.

From: Nanda

Viona, aku ga bisa pulang bareng kamu, kamu duluan aja. Ok?

Maaf hehe^^

Viona memutar bola matanya malas, setengah jam menunggu sahabatnya sia-sia. 'Tumben banget tuh anak' Batin Viona.

Baru saja ia akan membalas pesan Nanda menanyakan dimana keberadaan sahabatnya itu handphone-nya mati.

"Ah..sial!" Gerutu Viona. " Mending aku jalan kaki aja deh" Viona mulai melangkahkan kakinya menyusuri trotoar. Dilihatnya jam tangannya menunjukan pukul setengah satu siang.

Kruyukk~

Perut Viona berbunyi, ia baru sadar kalau ia lupa memakan bekal yang dibawakan mamanya.

"Aishh..aku lapar, mengapa aku lupa memakan bekalku?" Viona merutuki dirinya sendiri, dan mempercepat langkahnya dengan harapan cepat sampai rumahnya.

"Viona aku duluan..!" Seru seseorang.

Viona mengernyitkan dahinya, berusaha mengetahui siapa seseorang yang menyapanya.

Matanyanya membulat tak percaya, 'Hah? Nanda sama Renjun naik motor berduaan? Mereka Jadian? Udah laku juga tuh anak.' Tersusun beberapa pertanyaan di otak Viona.

Memang beberapa akhir ini Nanda terlihat dekat dengan Renjun, ya walaupun sebatas komunikasi lewat handphone.

"Tenang, nanti aku ceritain..!!" Teriak Nanda yang melihat ekspresi bingung Viona sambil berlalu.

Viona mematung beberapa detik masih dalam keadaan tak percaya, pandangannya mengikuti arah laju motor Renjun.

"Udah ga usah ngelamun, buruan yuk aku anter kamu" Valen membuyarkan lamunan Viona.

Entah angin darimana yang membawa Valen kini berada di samping Viona bersama motor ninjanya.'Ni orang ngapain sih ngikutin mulu, mana ganteng banget lagi.' Batin Viona.

" Ya udah, ga ngrepotin nih?" Jawab Viona mengiyakan tawaran Valen, bagaimanapun juga kini ia sudah tidak bisa menahan rasa laparnya.

Viona memakai helm pemberian Valen, kemudian mulai menaiki motor Valen. Valen mulai melajukan motornya.

"Pegangannya jangan dibahu dong, aku ngerasa jadi abang ojek nih.." Pinta Valen.

"Apaan len, aku gak denger?"Jawab Viona yang masih berpegangan di bahu Valen. Hembusan angin yang kencang ditambah helm yang agak sempit membuat Viona sulit mendengar.

"Cantik-cantik tuli yah...!" Ucap Valen sedikit lebih keras, berharap Viona dapat mendengarnya.

"Ohh.. cuma mau ngatain aku cantik" Ujar Viona yang hanya mendengar kata 'cantik' saja dan masih meletakan tangannya di bahu Valen.

'Emang beneran tuli kali ya?' Batin Valen sembari menambah kecepatan pada motornya.

"Makasih len, kamu mau mampir dulu ga?" Ucap Viona di depan gerbang rumah Viona seraya mengembalikan helm kepada Valen.

"Lain kali aja deh, aku belum siap ketemu camer" Ledek Valen.

Viona mengernyitkan dahinya. "Eh tunggu bentar, kamu kok bawa helm dua?" Tanya Viona bingung.

"Ah..tadi aku pinjam Renjun, aku balik dulu ya" Jelas Valen sambil menyalakan mesin motornya dan melajukannya.

"Hati-hati len.." Viona melambaikan tangannya.

"Pantes aja tadi Renjun gak pake helm" Ucap Viona seraya membuka gerbang rumahnhya.

" Aku pulang mah" Seru Viona sambil melepas sepatunya di sofa ruang tamu.

"Kok mama ga jawab sih? Atau jangan-jangan mamah pergi?" Viona mencari mamanya di seluruh penjuru rumah dan benar saja mamahnya tidak ada di rumah.

Viona menuju meja makan, namun tak ada satupun makanan yang dihidangkan, karena mungkin pikir mamanya, Viona telah memakan bekal yang ia bawakan.

"Apa aku harus memakan bekal makananku? Aishh..aku sudah tidak nafsu makan." Ucap Viona pergi meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

"Ah.. aku lelah" Viona membaringkan tubuhnya di kasur miliknya tanpa mengganti seragamnya.

Viona menatap langit-lagit kamarnya sembari mengingat-ingat kejadian yang ia lakukan bersama Valen.

"Sebenernya aku itu harus seneng apa sedih sih dideketin sama cowok yang aku suka? Setahuku Valen itu cowok dingin tapi Valen kok bisa perhatian gitu ya?" Viona bertanya pada dirinya sendiri.

"Oh.. iya, hampir aja lupa" Viona mengambil power bank di lacinya, kemudian menyalakan handphonenya, dan kembali berbaring di kasurnya.

To: Nanda

Nan, Kamu jadian sama Renjun?

Drrt..

Belum ada dua detik, handphone Viona berbunyi.

"Eh busett cepet banget balesnya" Ujar Viona.

From: Nanda

OTW rumahmu!!

"Idih tuh anak semangat banget" Ucap Viona tersenyum sendiri, bagaimanapun juga ia bahagia melihat sahabat karibnya telah mendapatkan laki-laki yang sangat dicintainya.

Tok tok tok..

Setelah lima belas menit Viona menununggu akhirnya Nanda sampai di rumah Viona. Kini Viona telah mengganti seragamnya dengan pakaian rumahnya.

Viona segera turun membukakan pintu untuk sahabatnya.

"Hmm yang baru jadian senyum-senyum mulu." Ledek Viona yang baru saja membukakan pintu, dan mendapati wajah bahagia sahabatnya.

"Ekmm.." Seseorang berdehem di balik tubuh Nanda

Spontan Nanda memutar tubuhnya, dan terlihatlah sosok dari balik tubuh Nanda.

" Hah? Valen?" Ujar Viona dan Nanda hampir bersamaan.

.

.

TBC

-Plis jangan jadi siders

-jadilah readers yang setia memberi saran dan vote

-makasih udah baca:)

I Need UWhere stories live. Discover now