"Tapi pria itu P'Earth.. dia sangat tampan.." dengus Puen, "tapi dia kenal P'New??? Astaga! kenapa P'New tidak pernah memberitahuku??"

New memutar bola mata jengah. Ia mendesis pelan mengabaikan pertanyaan-pertanyaan Puen sembari mendorong troli, Uhh anak remaja jaman sekarang..

Tanpa sadar New kembali melihat arah dimana Earth menghilang. Aneh. Padahal New yakin sekali kalau ada hal penting yang mau Earth sampaikan padanya, saking pentingnya New merekam jelas segala ekspresi wajah Earth. Lalu tiba-tiba pemuda itu bilang tidak ada yang mau disampaikan?? Yang benar saja!

**

Krist menggerakkan kakinya yang mulai normal berjalan. Luka di kakinya memang tidak terlalu parah, hanya saja nyeri yang menderanya sukses membuatnya tak bisa berjalan normal.

Ia barusan mengantar pacar cantiknya ke fakultas bisnis dengan mobil. Jujur Krist masih takut membawa sepeda, mungkin nanti dia akan kembali naik benda itu. Tapi belum sekarang.

Langkahnya ia pacu sedikit lebih cepat memasuki kelas. Off sudah menunggu, katanya ada hal yang ingin Off bicarakan dengannya.

Saat masuk kelas Krist sudah melihat Singto sedang membaca di tempat duduk andalannya, di sebelah Singto ada New, Oaujun dan Fluke.

"Ai'Krist!!" pekik Off sukses mengalihkan perhatiannya. Krist segera berjalan menemui Off di kursi belakang. Disana sudah ada Wawa dan Gun.

"Apa yang sangat penting sampai kau menyuruhku buru-buru?"

Off tersenyum lebar, mempersilahkan Krist duduk di sampingnya.

"Pamanku buka bar baru, kau keberatan kita pergi malam nanti? Gun dan Earth setuju untuk bergabung"

Sebelah alis mata Krist terangkat, "Luar biasa, jadi ini yang kau sebut pembicaraan penting?"

Off dan Gun tertawa.

"Kau harus ikut Ai'Krist, jika tidak kami kehilangan penggemar" terang Gun.

"Aku bisa ajak Praew kan?"

Off dan Gun saling berpandangan dengan ekspresi bosan.

"Aku, Praew dan Jan akan pergi ke fashion show di butik langganan kami malam nanti" Wawa memberitahu.

"Oh man! Itu kabar yang bagus kawan!" Off mencubit pipi Wawa senang. Wawa hanya membalas dengan wajah cemberut.

Krist mendengus, perhatiannya teralih pada sosok Singto di depan kelas sedang bercengkrama dengan teman-temannya.

"Besok mata kuliah Prof. Jeni.." Krist menggantung kalimatnya.

"Lalu?" Gun tampak tak curiga.

"Kau mau bilang malam ini akan mengerjakan PR dan belajar di rumah seperti anak sekolahan" Off menggeleng tak percaya. "Ai'Krist, ada apa denganmu? Kau sudah jarang berkumpul dengan kami"

Krist menggaruk keningnya, "Baru 2 minggu aku tak ikut nongkrong. Itu karena kakiku sakit" ia memberi alasan.

"Cih! kau ini.." dengus Gun, "kau takut Praew memutuskanmu ya? Kalian ini sudah 5 tahun, bro.. Kau tidak perlu terlalu mengekorinya kemanapun, atau melaporkan segala sesuatu yang kau lakukan padanya.. Ai'Krist, kau harus tahu kalau selama ini kau jadi pacar protektif. Jujur, itu sangat tidak bagus"

Perkataan Gun membuat Krist tersinggung. Beberapa mahasiswa di sekitar merekapun semakin penasaran dengan perdebatan kedua mahasiswa populer itu.

"Aku menjaganya, Ai'Gun!!" sentak Krist kesal.

"Tidak seperti itu caranya.. menjaga bukan mengekang Krist!" balas Gun dengan nada yang lebih rendah dari Krist.

"Kau tidak tahu apa-apa!" mata Krist berkilat tajam.

Im Not Popular [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang