10

8 0 0
                                    

Istirahat pertama telah tiba, Fero membuka lokernya mengambil sesuatu yang tak begitu penting untuknya tetapi berharga untuk orang lain, orang yang kelihatannya baru ia kenal tetapi sebenarnya Fero telah mengenalnya cukup lama walaupun secara diam- diam. Pintu loker terbuka, ia tidak pernah menguncinya. Seperti biasa puluhan hadiah tergeletak disana. Ia hanya mengambil surat merah muda kemudian menyimpannya. Alasannya bukan karena kata- kata yang tertulis disana melainkan sebuah foto dirinya yang selalu berhasil diambil tanpa sepengetahuan lelaki tersebut. Ia menyukai semua gambar dirinya.

Tangannya kembali memegang beberapa lembaran kertas yang bertuliskan akun @kontesftgr untuk dikunjungi dan sebuah petunjuk gambar yang harus dilike. Sasaran utamanya adalah para cewek yang ada di sekolahnya. Lelaki itu menghampiri kerumunan gadis yang ada di taman. Ia disambut dengan senyuman dan sapaan dari mereka semua.

Fero kemudian memberi mereka satu persatu kertas yang ada di tangannya. "Oh iya aku mau minta bantuan sama kalian semua. Nanti buka akun ini ya, terus like gambar seperti yang ada disini." Mereka semua mengangguk dengan tatapan yang masih tertuju padanya.

Fero terlihat sibuk mencari kerumunan siswi yang sekiranya mau membantu dirinya. Tak terasa kertas yang yang ada ditangannya kini mulai menghilang. Ia berhasil menyelesaikan semuanya 5 menit tepat sebelum bel masuk berbunyi. Tubuhnya yang mulai terlihat lelah berbaring di bangku kelas. Tangannya memegang ponsel dan mengetikkan sesuatu.

Seseorang muncul menampakkan dirinya di atas wajah Fero. "Woy, Fero Maesaputra. Habis ngapain? Tumben tadi nggak mau diajak ke kantin."

Fero terkejut, ia bangkit membetulkan posisinya untuk duduk. "Huh, ngagetin aja Bob. Nggak papa, lagi males aja."

Bobby mulai penasaran dengan sikap Fero yang sedari tadi menatap ponsel dengan senyum yang menghias beberapa kali di wajahnya. Bobby mengambil dengan cepat ponsel Fero dan membacanya keras. Ia tertawa, tak menyangka jika Fero selama ini tertarik dengan Naya. Dengan segera Fero mencoba mengambil alih ponsel dari tangan Bobby, apalagi setelah melihat Bobby seperti mengetikkan beberapa kata.

"Eh, jangan bilang siapa- siapa lho Bob," ancam Fero pada Bobby

***

Istirahat kali ini, Naya menunjukkan guratan kesedihan di wajahnya. Shila dan Rani merasa ada yang tidak beres dari Naya. Karena wajahnya yang terlihat pucat, mereka berdua menggantikan Naya untuk melakukan promosi di setiap kelas. Sedangkan Naya sendiri berbaring di UKS. Matanya tertuju pada layar ponsel yang menunjukkan foto sebuah keluarga kecil yang terlihat bahagia. Iya, itu adalah foto Naya bersama Ayah dan Ibunya. Setetes air turun dari kedua sudut bola matanya. Ponselnya bergetar, ia menyeka air mata itu kemudian melihat ke bagian atas layar ponsel. Ternyata sebuah notifikasi pesan facebook.

Esa : Ciee nggak di bales ciee

Naya : Hehe. Baru buka hp nih

Esa : Iya. Aku juga tahu kok

Naya : Tahu dari?

Esa : Dari google.

Naya : Oh iya. Zaman sekarang apa sih yang nggak bisa dicari di google.

Esa : Cintaku ke kamu nggak bisa dicari di google kok Nay. Adanya di hati aku.

Ahaiii :v

Esa : Sorry- sorry. Bajak. Jangan diambil hati

Naya : Iyyyaaaa (read)

Sudah beberapa menit yang lalu pesan itu dikirim. Namun Esa tak kunjung membalasnya.

***

Virtual ImageWhere stories live. Discover now