02

5.7K 655 133
                                    

Yoona membuka pintu kecil di samping gerbang dengan tenang, untuk terakhir kalinya menoleh memastikan pria aneh yang mengikutinya tadi sudah pergi.

Gadis itu mengangguk begitu yakin, lalu berjalan masuk sambil sesekali menyapa orang-orang yang berada di dalam.

"Taeng, Turun atau aku akan kembali ke sekolah!" Yoona berteriak, tubuhnya ia banting pada sofa berwarna coklat di belakangnya. Menikmati sedikit hidup, pikirnya.

"HALOO YOOOOONNNN- ah, kita tidak boleh berteriak. Dia sedang tidur diatas" Taeyeon, gadis dengan rambut blonde sebahu itu menjatuhkan dirinya disamping Yoona, merampas tas gadis itu dan melemparnya. "Hey, kau bawa palunya?" Lanjutnya, duduk bersila sembari menyalakan televisi. Menjerit tertahan begitu layarnya dipenuhi wajah close up Ricky Martin. Idola sehidup sematinya.

"Mana yang harus kupasang?" Yoona ikut duduk, membetulkan kuncir kudanya lalu melepas jas sekolah miliknya. Bergidik ngeri saat menemukan Taeyeon sedang menatap wajah Ricky Martin dengan mata berbinar berlebihan.

"Naik, ayo naik, itu ada di kamarku" Kim Taeyeon menyeret Yoona dengan bar-barnya, tidak peduli pada Yoona yang mengaduh sakit saat kakinya terantuk pinggiran tangga.

Shit, man. Itu menyakitkan.

Saat Taeyeon membuka pintu kamarnya dan Im Yoona menemukan bingkai persegi berukuran satu koma lima meter dengan wajah Ricky Martin yang sedang tersenyum sok ganteng disana, Yoona hampir saja melempar palu miliknya pada jendela kamar Taeyeon. Membuat lubang disana, lalu membuang bingkai itu cepat-cepat.

"Sialan, sungguh. Kau menyuruhku bolos dan meminjam palu dari satpam sekolah hanya untuk memasang wajah si sialan ini?! Kim, kau gila?" Yoona menggeleng, mengoreksi ucapannya. "Tidak, itu bukan pertanyaan. Itu sebuah pernyataan jadi jangan jawab!" Omelnya.

Sedangkan Taeyeon hanya terbahak, duduk dengan tenang di ranjangnya sambil membuka segel botol cat kuku barunya, sekarang itu warna kuning, menyala dan cantik.

"Kenapa sih? Jujur saja.. kau sebenarnya juga akan membolos meski tidak kusuruh" dalih Taeyeon sambil memoleskan cat kuku warna kuningnya. Sama sekali tidak merasa bersalah. Lagi pula, untuk apa?

"Kau kan bisa menyuruh orang untuk memasang hal-hal seperti ini. Kenapa harus menyuruhku? Uangmu yang banyak itu memangnya mau kau gunakan untuk apa?!" Meski berseru jengkel, toh akhirnya Im Yoona juga memanjat kursi di dekatnya, memasang paku pada tanda X yang sudah dibuat oleh Taeyeon sebelumnya. Heol, gadis itu bisa mengukurnya, kenapa dia tidak sekalian memasangnya sih?!

"Kan ada kau, kenapa aku harus menyuruh orang lain?" Balasnya, santai. Diam mengamati Yoona yang dengan mudah memasang bingkai miliknya.

"Tapi kan-" "miring kekiri" Yoona mendengus, diam dan mengikuti instruksi Kim sialan Taeyeon.

"Bagus, eh tapi sepertinya sekarang harus sedikit ke ka.. yap! Sudah" Taeyeon memberikan tumbs up berpikir mungkin dengan seperti itu Yoona akan tersenyum dan berkata 'ha ha tentu saja, aku tukang reparasi pribadimu, madam' sarkas yang Yoona sekali.

Im Yoona menghela napas, berjalan dan ikut duduk berdampingan dengan Kim Taeyeon. Mengamati kamar gadis itu.

Kamarnya ber cat putih, dengan poster dan segala hal tetek bengek berbau Ricky Martin dan.. Bob Marley. Perpaduan yang wah.. Yoona sampai bingung mau memasukan Taeyeon dalam kategori manusia macam apa.

"Kurasa mentalmu perlu diperiksa, Taeng" katanya sembari berbaring, mengistarahatkan dirinya sejenak sebelum pukul lima dia harus berjalan sepuluh menit menuju halte terdekat, lalu duduk dalam bis selama hampir tiga puluh menit. Karena rumah Taeyeon itu sialan sekali jauh rutenya dari rute bis menuju rumahnya. Mereka harus memutar.

SCREWED [EXO SEHUN FF]Where stories live. Discover now