Hatiku yang sejak lama kerap tersakiti kini telah tersenyum.
Berkat bertemu dengan dia.
Oh Tuhan, terima kasih.
Sangat nyaman berada di pelukan dia.
Lebih lagi bila aku bisa menjadi teman hidup dia.
Mengisi ruang kosong di hati dia.
Membuat bahagia hati dia.
Mencintai dia seluruh jiwa ragaku.
Tapi....
Mengapa Tuhan, mengapa aku tak bisa bersama dia?
Meski ku bertanya mengapa.
Kau tak pernah menjawabnya sedikitpun.
Membuat hati ini terasa remuk bagai serpihan kaca.
Hanya bersama dengan dia hati ini kan kembali tersenyum.
~Evelyn Stuart Collins
..................................................
Evelyn berjalan masih dengan tangisnya, kala itu juga orang-orang memperhatikannya dengan tatapan yang sulit dimengerti, tetapi ia sudah tidak memperdulikannya lagi. Yang ia butuhkan hanya menyendiri.
Evelyn berjalan tanpa memedulikan jalan sehingga ia tidak tahu ada batu di depan nya. Akhirnya, kakinya tersandung alhasil Evelyn terjatuh.
"Are you okey ?" ucap seorang gadis sambil membantu Evelyn berdiri.
"Oh, aku nggak papa. Makasih udah nolongin aku."
"Sama-sama seneng bisa bantu. Oh iya kenalin gue Cheryl," ujarnya sembari mengulurkan telapak tangan kanannya.
Evelyn menyambut uluran tangan Cheryl, "Kenalin juga aku Evelyn, tapi biasanya panggil Eve."
"Ok, ngomong-ngomong kenapa lo nangis ? Apa gara- gara jatoh?"
Mana mungkin juga sih Eve nangis cuma gara-gara kesandung batu, lagian tadi gue nggak liat Eve nangis, dasar bodo baget sih ryl - ryl , batin Cheryl.
"Nggak kok, emang siapa yang nangis? Mata ku nggak merah tuh, " bela Evelyn seraya memelototkan matanya dan mengusap bekas air mata di pipinya.
Lucu banget sih jadi gemes, pikir Cheryl.
Pandangan Cheryl beralih pada tangan Evelyn yang membawa kertas lamaran pekerjaan.
"Lo baru cari kerjaan? "
"Eh, kok tau? "
"Udah dapet pekerjaan? "
Evelyn menggelengkan lemah kepalanya.
"Kebetulan gue lagi cari pelayan cafe soalnya pelayan di kafe gue pada minta cuti , lo mau nggak kerja jadi pelayan kafe? Lumayan sih gajinya, " ujar Cheryl.
"Mau banget! "
"Bagus, kalo gitu besok lo dateng ke kafe di ujung sana itu, itu kafe gue, " tunjuk Cheryl.
Senyum Evelyn semakin mengembang, "Baiklah besok aku bakalan dateng plus tepat waktu, tapi aku besok dateng jam berapa?"
"Ntar gue kabarin sama minta nomer handphone lo, " ucap Cheryl sembari menyodorkan ponsel miliknya.
Evelyn menerima ponsel itu dan mengetikkan nomer ponselnya.
"Nih udah aku save !"
"Kalo gitu gue pergi dulu," kata Cheryl sambil melambaikan tangan ke arah Evelyn.
Sepeninggalnya Cheryl, Evelyn melanjutkan langkah kakinya dengan terseok-seok menuju taman.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Malam pun tiba, Aaron berjalan di trotoar seorang diri sambil mendengarkan musik dengan earphonenya. Sambil sesekali menggumamkan lirik lagu yang didengarkannya.
YOU ARE READING
Always In My Heart
RomanceDari kejauhan Aaron melihat seorang gadis dengan rambut yang tergerai duduk di kursi taman seorang diri. Aaron merasa penasaran dan melepas earphone dari telinganya , siapa dia? Langkah demi langkah ia lakukakan untuk mendekati gadis tersebut. "Hei...
