Cerpen 5

68 9 0
                                    

Nama:Yaya
Gendre cerita: Mistery
World: 800 word
Judul: Strange.

Seperti biasa, tugasku untuk mencabut nyawa beberapa orang hari ini. Sampai sekarang, aku tidak tahu wujud yang ada dalam diriku. Terkadang, sakit saat manusia menembus tubuhku. Apakah aku bisa dibilang malaikat pencabut nyawa? Hoh..

'Raina Anwar, meninggal 11-11-2013, penyebab frustasi bunuh diri'.

Ketika aku mendapat tugas. Jam di tanganku akan berbunyi. Ku ambil buku tebal yang notabene-nya adalah buku catatan kematian kemudian kurangkul bersamaku.

"Tolong, jangan melompat," ujar lelaki yang berada di hadapan wanita yang akan ku pandu ke alam akhirat.

"Apa gunanya aku hidup. Jika kau tidak menyukai ku," Jawabnya dengan nada gemetar seraya melihat ke arah bawah gedung ini.

Haruskah aku menyaksikan drama yang biasa di tonton manusia?

Astaga..
Profil wanita yang ada di buku ini berubah menjadi porfil...
Pria yang ada di hadapannya?
"Aaa..." Jeritan keras itu membuatku refleks untuk melindunginya

Stop.
Dengan kekuatan yang kumiliki dia berhasil ku selamat kan. Tubuhnya yang jatuh dari atap gedung ku hentikan  Untung saja.

*•*

"Apakah kau baik-baik saja?" pertanyaan itu membuat ku bingung.

Apakah dia bisa melihatku?

"Kau.. Kau bisa melihatku?"
"Apa kamu geger otak akibat kecelakaan tadi?"
"Sungguh? Kau bisa melihatku?"
"Emang saya buta?"

Kurasakan ada yang berdetak di dadaku. Apakah ini?
"Kamu tahu rumahmu di mana?"
Rumah? Apa itu?

"Dengar, kalau kau ku beri tahu di mana asalku kau tidak akan percaya"
"Memang di mana?"
"Itu.. Itu di sana," Ucapku menunjuk ke arah langit di atas

"Apa? Apa kamu bercanda?" Balasnya sambil menggelengkan kepala dengan sedikit sesegukan tawa.

"Sudah, ikut aku pulang."

*•*
Apa yang terjadi padaku? Kenapa dalam sekejap aku bisa menjadi manusia?

"Hey," Teriak halusnya membuatku kaget secara tiba-tiba.
"Ayo makanlah," ujarnya sambil menyodorkan sebuah benda yang warnanya sangat mencolok
"Apa ini?" Tanya ku heran
"Hey! Apa kau amnesia akibat kecelakaan tadi? Cara memakai sendok saja kau tidak tahu!"

*•*
Sudah berapa bulan semenjak aku menjadi manusia. Hmm, 7 bulan lamanya. Sudah banyak yang ku tahu mengenai mereka dan satu lagi, hubunganku dengan Radit. Lelaki menyebalkan itu serasa sangat dekat saja.

"Ekhm.."
"Siapa itu?"
Dehaman itu serasa tidak asing, tetapi bukan dehaman milik Radit.
"Ini aku." Sesosok lelaki jangkung muncul dari luar pintu.

"Sunbae."
Dia adalah sunbae. Temanku saat menjadi malaikat maut.
"Dengar, sekarang kamu bukan manusia ataupun malaikat lagi. Kamu punya waktu 5 hari di bumi sebelum kembali menjadi malaikat kembali."
Dia menghilang. Pikiran di kepalaku mulai bercampur aduk. Bagaimana aku akan mengucapkan selamat tinggal untuk Radit?

Kalau aku meninggalkan nya dia akan sendiri. Karena aku tahu neneknya akan kembali beberapa waktu lagi.

"Kamu belum tidur?" Suara itu sontak membuatku terkejut
"Ah iya," Ucapku pelan

RADIT POV.

Belakangan ini dia tampak aneh. Dia selalu menghindar semenjak ku nyatakan perasaanku. Semenjak itu kita menjadi kaku.

Ku dengar ada suara dari dapur.
Apa dia akan meninggalkan ku hanya karena persoalan itu?
"Tunggu, jadi kamu.. Kamu mau pergi?"
"Ha itu, mm gimana yah jelasin nyah?"

Tangan nya ...Tangannya perlahan mulai menghilang. Saat ku lihat wajahnya dia tampak kaget dan begitu pula aku

"Aku adalah Malaikat pencabut nyawa entah apa yang sudah membawaku hidup ke dunia ini. Yang jelas waktuku sudah berakhir. Satu yang akan menjadi kenyataan pahit untukmu. Salah satu keluarga mu akan pergi, jaga dirimu baik-baik. Dan makanlah dengan teratur." jelasnya panjang lebar tanpa sadar air mata ini jatuh.

"Jadi kau akan meninggalkan ku?"

*•*
2 tahun kemudian.
Sejak saat itu dia tak menampakkan dirinya lagi. Dia menghilang sebelum menjawab pertanyaan terakhirku. Iya, dia memang pergi meninggalkanku. Kini, setelah lama berpisah dengan ibu kandungku kami bertemu kembali dan hidup bahagia. Andai, kau ada di sini Eulbi, pasti aku sangat senang. Lihatlah, sekarang aku sudah besar. Aku sudah bisa membiayai kuliahku tanpa mengusahakan ibu.
*•*

Seperti biasa, hari ini aku akan mengantar deliveri order di rumah makan kecil ibuku.

"Selamat malam. Dengan Rabi Restoran food. Pesanan sudah Datang," Ucap ku riang menunggu orang yang memesan makanan ini.

Cklek.
"Iya,makasih ambil saja kembaliannya," ujarnya sambil tersenyum
"Seul bi?"
"Ha seulbi?"
"Maaf selamat menikmati"

Apakah yang kulihat tadi adalah Seulbi-ku?

Belakangan ini aku menjadi penguntit. Memata-matai wanita yang mirip Seulbi-ku yang nyata nya adalah Sarah.

Kalau dia Seubli pasti dia mempunyai kalung berlambang gembok.

Hari ini akan ku luapkan segalanya.

"Hai," sapaku hangat padanya
"Hallo,"jawabnya hangat
"Aku tahu. Kamu pasti tidak percaya. Kamu mirip banget dengan sahabatku dulu waktu SMA. Aku boleh nanya?" tanyaku tanpa ragu

"Iya"
"Apa kamu punya atau memakai kalung liotin gembok di lehermu?"
Dia terdiam sejenak, lalu membuka syal biru yang ia pakai.

Dia..
Dia adalah Seulbi
"Apa kau tidak mengingat ku?"
Refleks, ku raih tangannya membawanya kedalam pelukanku.
"Ingat, ingatlah siapa aku."

Dia hanya bisa diam. Dia menolak pelukanku. Tampak dia memegang kepala dan hatinya bergantian sambil tetap berjalan ke depan meninggalkanku.

Dia berhenti.
"Maaf puppy-ku. Aku terlambat untuk mengingatmu. Maaf"
Dia berbalik kemudia berlari ke arahku dan memeluk tubuhku erat.

"Aku janji tidak akan meninggalkan mu sendiri lagi".

Aku tidak tahu pasangan hidupku sebenarnya siapa. Makhluk astral ataupun manusia yang jelas aku bahagia dengannya. Jalan cerita cintaku menjadi mysteri yang teka-tekinya belum aku pecahkan. Terkadang dia datang dan terkadan dia pergi tetapi pada akhirnya dia pun kembali juga.

Padaku.

EVALUASI GEN-5Where stories live. Discover now