Cerpen 3

90 12 7
                                    

NAMA: Dave
JUMLAH WORD: 854
GENRE: Komedi
JUDUL CERITA: FIO

Bertemu dengan kalian, suatu kebanggaan tersendiri.

Berawal dari pertemuan keempat pemuda dan pemudi itu di MOS penerimaan siswa dan siswi baru di SMAN Merdeka.

Mereka bertemu dengan cara yang unik dan tidak bisa di duga. Ali bertemu dengan Agam di toliet karena Ali yang terpeleset karena licinnya lantai. Agam tertawa terbahak-bahak melihat itu. Dengan kesal, Ali melempar sepatunya yang super itu tepat ke mulut Agam. Ali terbahak hingga memegangi perut di kala melihat raut wajah Agam yang merengut kesal.

Kemudian, Agam yang tak di duga berjumpa dengan Aby di lapangan sekolah saat jidat mereka berdua tak sengaja bertemu mendadak. Hingga benturan tak mengenakan itu terjadi. Aby menjerit kesakitan hingga Aby memukul Agam dengan brutal.

Jangan bedakan pertemuan ini dengan yang lain. Pertemuan ini terjadi ketika Ali bertemu dengan cewek yang judes nya minta ampun.

Kala itu, Ali sedang di suruh Kakak osis untuk membantu beberapa siswa membersihkan buku yang berdebu di perpustakaan. Ali merasa kasihan pada cewek yang sedang kesusahan mengangkat berberapa buku yang tebalnya naudzubillah itu.

Hatinya tersentuh untuk membantu. Ali mendekati cewek itu dari belakang. Tanpa di duga. Cewek itu berbalik.

Brak!

Semua buku berterbangan kemana-mana. Ali terjengkang ke belakang dan di ikut cewek itu yang membentur dada Ali dengan keras.

"Uhuk-uhuk." Ali terbatuk-batuk karena merasakan dadanya sangat tercekat.

Dengan posisi cewek itu yang berada di atas Ali. Ia pun tersadar, lalu berteriak, "AAAAA......."

Sontak seluruh orang yang berada di perpustakaan itu ikut menoleh pada Ali dan cewek itu. Namun, sebelum mereka berpikir yang tidak-tidak. Bisa di bilang 'PIKTOR' cewek itu bangkit dari tubuh Ali.

"Najisun-najisun!...." cewek itu berteriak-teriak sambil menyapu tubuhnya yang tadi tak sengaja menempel pada tubuh Ali.

Ali terperangah. Emang gue anjing. Tai sekali!

Ali bangkit dari posisinya kemudian ikut membersihkan tubuhnya sambil berkata, "Haduh, gue nggak suci lagi! Mamah! Papah! Gimana ini?"

Semua yang menonton ikut tergelak. Bisa-bisanya Ali membalas perlakuan kejam itu padanya.

"Isa, kamu nggak apa-apa?" tanya gadis berbadan mungil itu pada cewek bernama Isa itu.

"Nggak papah kok, By," jawab Isa yang masih membersihkan tubuhnya.

Agam datang, lalu menepuk pundak Ali pelan.

"Lu kenapa, Li?" tanya Agam.

Ali tersenyum. "Enggak papah kok, gue cuman kejengkang tadi pas mau nolongin cewek itu." Ali mengarahkan dagunya pada Isa.

"Nolongin sih nolongin. Tapi nggak bikin gue ikutan jatoh kali." Ali hanya tersenyum kecil menanggapi ocehan Isa.

"Maaf ya, Bapak-Bapak, Ibu-Ibu sekalian... kami bukan tontonan..." Ali dan Agam nampak mengusir para penonton drama kolosal itu dengan halus.

Merasa tersinggung. Orang-orang yang merupakan masih bagian peserta MOS itu kembali pada tugasnya.

"Kamu!" tunjuk Aby pada Agam sinis. Agam menoleh tanpa dosa.

"Eh, Aby. Ketemu lagi kita. Hehehe...." cengir Agam.

Aby menatap Agam tidak suka. "Idiot!"

Ali menggeleng pelan. "Ayo, Isa. Kita nonton saja drama sekilas ini di bangku itu." Ali menunjuk deretan bangku perpustakaan.

Dengan bodohnya Isa menuruti ajakan Ali. Astaga!

"Ah, da aing mah teu ngarasa." kata Agam acuh.

Aby melongo. Lebih tepatnya tak mengerti apa yang di katakan Agam barusan.

"Apa sih lo! Jangan bawa-bawa bahasa orang utan ke sini deh, ini Jakarta hellooooooo...." Aby menjerit-jerit.

Agam mendengus. Hellooooooo, bahasa sunda terkenal kali....

"Cek google, kalo nggak ngerti mah," saran Agam.

Sama idiotnya Aby dengan Isa. Aby merogoh sakunya. Mengeluarkan handphone bergambarkan apel di gigit ulet itu, kemudian membuka aplikasi google.

"Tadi lu bilang apa?" tanya Aby dengan wajah polosnya.

Agam menggelengkan kepalanya. Iye budak bolo'on-bolo'on teuing. Aih, ieu teh budak saha?....

"Ah, ngomong idiot ke gua. Tai nya, eh, taunya lu yang lebih idiot. Astagfirullah... Ieu jaman edan...." Agam menepuk-nepuk sembari menggelengkan kepalanya bersamaan.

"Yah, gue udah buka translate google. Tai lu, ah!" Aby menjitak Agam dengan keras.

Agam meringis kesakitan. Toge nya! Eh, salah. Teganya, teganya, teganya, dirimu!

"Idiot teriak idiot! Bwahahahahaaa...." seru Ali dengan heboh.

Ali memegangi perutnya yang sakit akiba tertawa, sedangkan Isa terlihat bingung akan apa yang terjadi.

"Ini apa-apaan sih? Kok gue kaya orang sedeng ikut-ikutan lu duduk nonton mereka berdua!" Isa bangkit dari kursinya.

Aby tersadar, "Ih, kok gue kek orang bego! Ngomong sama lu!" jerit Aby, kesal.

Agam tertawa, "Hahaha, idiot!"

Ali mengibaskan tangannya sembari mendekati Agam. "Udah-udah, jangan ketawa mulu. Pepsodent mahal sekarang!"

Aby dan Isa menggeram kesal.

"Ayo, By! Serang mereka!"

Aby mengepalkan tangan, tanda siap.

"Ayo!"

Isa dan Aby mulai menyerang, memukul, menendang hingga menjitak Ali dan Agam. Ali di pukul bagian kepalanya. Agam di tendang 'anu' nya oleh Aby. Hingga keduanya mengaduh ampun.

"Ampun-ampun..." lirih mereka, terkapar tak berdaya di lantai.

Isa dan Aby tertawa puas. Ada pepatah mengatakan tertawa di atas penderitaan orang itu memanglah menyenangkan.

"Woi! Serang author!" Agam dan Ali mengejar Author yang tengah asik bermonolog di kamera.

"Kabur! anak-anak bagong ngejar gue!" Author berlari sekencang mungkin hingga tak terkejar.

"Njir, author sialan!" Agam berdecak.

Dan begitulah mereka berkenalan. Di acara yang begitu menyulitkan mereka sebagai peserta MOS. Tapi mereka tetap bisa menciptakan suasana yang berbeda.

Dengan adanya pertemuan tak di duga itu. Mereka sepakat membangun sebuah geng persahabatan yang di beri nama, 'Four In One' singkat saja 'FIO'. Karena, nama yang di berikan saat pas dengan jumlah anggota yang ada.

EVALUASI GEN-5Where stories live. Discover now