Cerpen 2

142 17 7
                                    

Atas nama : Indri Fitriani
Jumlah word : 940 word
GABON ISLAND
Genre : Mystery thriller

"Jadi, kita mau liburan dimana nih? " tanya Rachel saat dirinya dan kedelapan sahabatnya tengah berada di salah satu meja di pojokan kantin.

"Guys, gimana kalo kita liburan di pulau? Gue denger-denger ada pulau namanya Gabon island, katanya pemandangan disana Bagus dan pulau itu tersembunyi jadi jarang ada orang yang tau." ucap Desi gadis berbando ungu itu.

Gita membeo. "Gabon island? Namanya kok aneh sih, lu yakin tuh pulau berpenghuni?"

Desi mengangguk antusias. "Iya! Tapi kalo soal berpenghuninya gue gak tau, kenapa gak dicoba dulu?"

"Boleh juga tuh, kita bisa sekalian cari pengalaman baru. Gimana guys? "Ucap adisty gadis tomboy yang tak pernah lepas dengan topi dikepalanya, dia juga merupakan kakak kandung Desi.

"Gue setuju. " seru Billy kekasih Desi.

"Gue sih ngikut aja, iyakan sayang? " Ucap Boyke seraya menoleh pada Gita yang dibalas anggukan oleh Gita.

"Yess! Berarti Besok jam 6 kita kumpul di rumah gue. "Ujar Desi senang.

"Gue gak bisa, gue harus remed, masih banyak tugas yang belum gue kelarin juga." ucap Rachel ragu yang membuat para sahabatnya menoleh menatapnya.

"Ayolah sayang, kita kan udah selesai ujian. Refreshing dulu lah, emang kamu gak cape apa?" bujuk azikru.

"Tau nih, sok-sokan belajar segala lo. Udahlah mending ngikut kita, otak lo juga butuh istirahat kali." Celetuk Arul malas.

"Bener tuh! Gak asik lu, chel." timpal Adisty.

Rachel memandang ragu para sahabatnya, sebenarnya bukan itu yang ia takutkan. Entah kenapa perasaannya resah saat mendengar nama pulau itu, seperti akan ada sesuatu yang terjadi disana.

"Yaudah gue ikut." ucap Rachel yakin.

"Nah gitu dong! Berarti udah fix ya?" ucap Desi yang langsung dibalas anggukan oleh para sahabatnya.

*****

Keesokan harinya mereka sudah berkumpul di rumah Desi dan Adisty. Semua pun sudah siap dengan barangnya masing-masing.

"Yaudah, kita langsung berangkat aja deh, kalo terlalu siang takutnya macet." Ucap Boyke saat melihat arloji yang melingkar di lengannya yang menunjukan pukul 8 tepat.

"GABON ISLAND I'M COMINGG!" Teriak Desi antusies yang membut para sahabatnya geleng kepala.

"Let's go, guys!" ucap Adisty.
Di perjalan Rachel terus saja merasa gelisah, Azikru yang berada di sampingnya melihat wajah gelisah kekasihnya itu.

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Azikru lembut tangannya terulur mengusap pipi cubby Rachel.

Rachel menggeleng pelan dan tersenyum, "gak papa, aku cuma ngantuk."

Azikru balas tersenyum, "yaudah kamu tidur aja, nanti kalo udah nyampe aku bangunin."

Rachel mengangguk dan langsung menyenderkan kepalanya di dada bidang Azikru, azikru tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu, tangannya bergerak mengusap pucuk kepala Rachel.

"Aku bakalan selalu jagain kamu, sayang." bisik Azikru.

*****

"WAHHH PEMANDANGANNYA KEREN BANGETTT!" seru Desi saat mereka sudah tiba di pulau itu.

Billy mendekati kekasihnya itu, dan memeluk desi dari belakang. "Nanti kita jalan-jalan sekarang mending kita ketempat penginapan dulu ya, Kamu harus istirahat dulu biar gak cape lagi." ucap Billy seraya tersenyum manis.

"Oke." jawab Desi balas tersenyum.

Mereka berjalan menyusuri hutan, mencari sebuah tempat penginapan. Tak lama kemudian mereka menemukan penginapan yang sudah usang dan tak terawat.

"Sayang, cari yang lain aja yuk. Aku gak mau disini, tempatnya kotor." ujar Desi takut.

Billy menggenggam erat tangan Desi. "gak papa, ayo masuk."
\\
Mereka masuk ke dalam tempat penginapan itu dengan ragu, namun tiba-tiba seseorang berseru yang membuat mereka berdelapan menoleh.

"Sedang apa kalian disini?" tanya kakek tua itu dengan tegas, wajahnya pucat hal itu membuat mereka takut.

"Saya ingin menginap di tempat ini, kek." ucap Arul dengan sopan.

"Lebih baik kalian tinggalkan tempat ini, sebelum semuanya terlambat." ucap kakek tua itu sebelum akhirnya pergi, yang memuat kedelapan orang itu bingung.

"Boy, maksud kakek itu apa? mending kita pergi aja yuk!" ucap Gita yang mulai ketakutan.

"Jangan didengerin, sayang. Pasti kakek itu cuma mau nakut-nakutin kita doang, udah yuk masuk." Ujar Boyke berusaha menenangkan kekasihnya itu.

Akhirnya mereka masuk ke tempat penginapan itu dan langsung disambut oleh seorang perempuan yang memiliki wajah pucat dan tingkah yang aneh.

Setelah menerima kunci dan mengetahui nomor kamar masing-masing akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Rachel merasa ada sesuatu yang janggal di tempat ini, namun cepat-cepat ia tepis karena tidak ingin membuat para sahabatnya dan juga kekasihnya cemas.

*****

Tiga hari berlalu kejadian-kejadian aneh terus berdatangan yang malah membuat mereka bertambah penasaran dan cemas dengan pulau itu, puncaknya saat mereka menyadari sudah dua hari mereka tidak pernah melihat Gita.

Hingga suatu malam Boyke menemukan Gita di taman belakang penginapan itu, tubuhnya sudah terbaring kaku dengan berlumuran darah dibaju nya.

"Mending kita cepet-cepet pergi dari sini, sebelum ada korban selanjutnya." Ucap Adisty.

"Damn it!" desis Boyke ia menatap tajam Desi. "Kalo bukan karena lo! Gita pasti masih ada disini! Cewek sialan!" sentak Boyke kesal.

Billy maju dan mendorong bahu Boyke dengan kasar. "Gak usah kasar-kasar dong lo, ini bukan salah cewek gue! Kan Desi cuma ngajak, tapi lo sama Gita mau. So ini juga salah lo sama Gita!"

"UDAH INI KENAPA JADI PADA RIBUT! MENDING SEKARANG KITA CEPET-CEPET PERGI DARI SINI!" lerai Arul tegas, "beresin barang-barang kalian, kita pergi sekarang juga!" lanjutnya tegas tak terbantahkan.

"SIAL!" desis Boyke sebelum akhirnya pergi.

Arul sedang mengemasi barang-barangnya, namun tiba-tiba terdengar knop pintu terbuka spontan ia menoleh tetapi ia tak menemukan siapapun.

Tok tok tok

Terdengar langkah kaki mendekat kearahnya, Arul semakin menajamkan pendengarannya.

Sret

"Arrrgghhh!" Ringis Arul saat tiba-tiba benda tajam mengenai tangannya.

Di sana tepat sepuluh langkah di depannya terlihat Gita dengan wajah pucat sedang memegang pisau dan menyerigai kearahnya.

"Hai Arul, sekarang waktunya lo yang mati." Ucapnya menyerigai seraya berjalan mendekati Arul.

"GITA! INI GAK MUNGKIN LO KAN? TOLONG LO JANGAN NGELAKUIN INI!" teriak Arul seraya berjalan mundur, namun terlambat pisau Gita sudah menancapkan pisau itu tepat di perut Arul. Arul pun tergeletak dilantai dengan darah di perutnya.

EVALUASI GEN-5Where stories live. Discover now