When Prince Meet Princess (Daverick POV)

24.2K 1K 17
                                    

"Tuan muda"

Suara wanita tua masuk ke pendengaran gue, membuat gue mau gak mau harus membuka mata gue yang masih ngantuk banget. Dengan mata setengah merem gue mengambil remote control di nakas dan menekan tombol unlock untuk membuka pintu kamar gue

"Tuan muda, sudah saatnya sekolah. Ayo bangun, nanti tuan muda terlambat" ujar nenek tua di depan gue dengan bawel

"Hn..."

Gue membuka mata gue malas dan menatap nenek itu, maksud gue pelayan gue yang namanya entah siapa gue udah lupa. Pokoknya gue biasa manggil dia granny. Dia- granny maksud gue, tersenyum melihat gue bangun

"Apa liat-liat?" Ujar gue malas

"Tuan muda makin besar, sebentar lagi sudah mau umur 17. Entah saya masih hidup atau tidak saat tuan muda berulang tahun"

Gue mengernyit gak suka

"Granny! Granny bakal ada sampe aku nikah dan punya anak nanti!" Marah gue

Granny cuma senyum doang. Dia ngangkat tangannya dan mengelus kepala gue

"Tuan muda masih seperti anak-anak. Ayo, mandi"

Gue mengangguk dan segera berdiri dari ranjang king size gue yang empuk banget. Gue segera masuk ke kamar mandi dan berendam dengan air hangat. Granny satu-satunya pelayan gue yang udah gue anggap seperti nenek sendiri. Cuma dia doang orang yang boleh ngomelin gue, masuk ke kamar gue sesuka hatinya

Selesai mandi gue pake bathrobe gue dan segera menata rambut gue di depan cermin lalu, masuk ke walk-in closet milik gue

"Mari sarapan tuan muda" ujar Granny

"Granny gak makan?"

"Sudah tadi tuan muda"

Gue mengangguk dan mulai menyantap sarapan gue

"Tuan muda, nyonya tadi mengatakan jika dia dan tuan tidak bisa pulang untuk beberapa hari ke depan"

"Hn"

Granny melihat gue dan menggelengkan kepalanya

"Kenapa?"

"Tuan muda tidak bertanya kenapa mereka tidak bisa pulang?"

"Gak penting. Paling juga kerjaan lagi. Ada atau gak ada mereka pun rumah tetep seperti ini kan?"

Granny tersenyum saja mendengar ucapan gue. Tapi, ucapan gue memang bener kok. Gue udah terbiasa ditinggal sendiri di rumah. Sejak gue kecil gue selalu diurus oleh granny. Makanya cuma sama dia doang gue hormat dan sopan

"Granny"

"Iya tuan muda"

"Suruh Pete siapkan mobil"

"Baik tuan muda"

Gue masih melanjutkan acara makan pagi gue sampe sebuah notifikasi masuk ke ponsel gue. Gue langsung berangkat dengan mobil kesayangan gue menuju Sky School. Sekolah yang didanai oleh daddy dan rekannya

...

"Yo bro! Apa kabar lo?" Panggil Lean atau biasa gue panggil L

"Biasa aja" jawab gue datar

Mata gue melirik kesekitar kantin dan gak menemukan sohib gue Dario atau gue lebih sering panggil dia Rio

"Rio mana?"

"Entah. Gue juga belum liat dia dari tadi"

Gak lama gue ngeliat Rio dateng dengan muka kusut dan agak biru

"Anjing!" Sumpah Rio begitu dia duduk di kursi kantin

"Napa lo?" Tanya Nathan

"Tau kenapa lo muka kusut banget kayak benang layangan" ejek Ziguain atau biasa gue panggi Ren

Gue cuma duduk di atas meja dan nepuk bahu Rio sejenak

"Hhh..." Rio menghela nafasnya kasar

"Problem?" Tanya gue penasaran

"Yo-i"

Gue diem temen-temen yang laen juga diem

"Bokap gue kemaren pulang. Ngamuk berat dan hajar gue abis-abisan"

"Biasa kali kalo gituan mah Yo!" Sela Ren

Gue suruh Ren diem

"Cuma gitu doang?" Tanya gue

"Mobil, dan segala fasilitas termasuk Blackdiamond card gue di tarik"

Mata gue terbuka karna kaget dan kembali seperti biasa. Gue tahu bokapnya memang lumayan tegas dan kejam. Kalo tingkat kekejamannya sih nyaingin bokap gue

"Terus lo kesini sama siapa?" Tanya Nathan

"Jemputan adik gue"

Gue lagi-lagi cuma bisa nepuk pundak sohib gue ini. Karna sesudahnya kita masuk ke kelas dan ikut belajar, karna ujian

.....

Ini yang paling gue benci dari anak Spring. Mereka selalu cari gara-gara padahal jelas-jelas bakal kalah. Serangan dadakan membuat gue nyangkut di tengah jalan

"Woi jing! Keluar lo!" Ujar tuh orang gak tahu diri

Gue keluar dari mobil gue

"Apa?!"

"Nantangin nih bocah!"

"Berisik lo. Minggir gue mau lewat!" Suruh gue dan mereka malah ketawa

"Woi minggir!! Lo pada budek apa tuli njing?!!" Tanya gue meremehkan

Mereka masih ketawa girang bikin gue yang lagi bete jadi gemes mau nganiaya mereka

"Aduh-aduh anak model kayak lo mau macem-macem sama kita? Gak salah?"

"Berisik loh njing!"

"Berani juga dia! Serang guys!"

Mereka ngeroyok gue. Yang tentu aja bisa gue hadapi dengan mudah. Sampe konsentrasi gue terpecah menjadi dua saat gue melihat sesosok malaikat jalan keluar dari Spring

Bughhh

'Sial! Karna gak konsen!'

Gue buru-buru bangkit dari posisi gue yang sempet tersungkur karna kena pukulan anak Spring yang entah pake apa

"Anjing lo semua!!!" Murka gue

Bughh

Duaghh

"Arrggghhh!!!"

Srakkk

Krakk

Jdaghh

Gue mengelap tangan gue di salah satu seragam anjing-anjing itu dan segera mencari keberadaan malaikat yang tadi gue liat dan dia ada di sebuah cafe di depan Spring. Gue buru-buru melepas kemeja gue dan mengenakan jaket hijau kesayangan gue lalu, gue menghampiri si malaikat itu di cafe

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt