GUE DULUAN WOY...

105 18 0
                                    

Pagi ini entah mengapa Syauqila ingin berangkat pagi ke sekolah. Senyum dan semangat terpancar diwajahnya.

"Dek, kesambet jin ya lo?" ucap Syauqi yang berada dimeja makan.

"Enak aja heh" balas Syauqila yang bergabung di meja makan.

"Lagian tumbenan mau berangkat pagi, biasanya juga kesiangan" ujar Syauqi heran.

"Gue kesiangan salah kepagian salah, harus gimana dong gue" balas Syauqila dengan wajah yang dibuat sedih.

"Jijik heh" ucap Syauqi menendang kaki adiknya.

"Astagfirullah, dasar abang biadab sumpah kaki gue sakit woy" pekik Syauqila.

Syauqi hanya tersenyum dan melanjutkan menyantap sarapannya.

"Berangkat bareng gue aja ya" ujar Syauqi.

"Ogah ah, entar fans fanatik lo berisik" balas Syauqila.

"Naik apaan?" Tanya Syauqi.

"Bajaj, yakali, gue pake mobil" jawab Syauqila.

"Udah ah gue duluan yaw" ujar Syauqila sembari meninggalkan meja makan yang menyisakan Syauqi yang sedang menghabiskan sarapannya.

"Hati-hati woy" teriak Syauqi yang dibalas dengan lambaian tangan lentik Syauqila.

****

Saat Syauqila sudah berada diparkiran sekolahnya dia langsung menuju ke tempat biasa Syauqila meyimpan mobilnya, tetapi sebuah mobil berwarna hitam metalik menyerobot dari arah samping dan lansung menempati tempat parkir yang sudah Syauqila carter menjadi tempat parkirnya.

"Lah siapa yang berani nempatin tempat biasa gue parkir?" Ucap Syauqila bingung.

"Tin..tin.." Syauqila membunyikan Klakson mobilnya.

"Tin..tin..." Syauqila membunyikan klakson mobilnya. Lagi.

Dengan kesal Syauqila keluar dari mobilnya dan mendatangi mobil warna hitam metalik itu.

"Woy keluar lo!" teriak Syauqila sembari mengetuk kaca mobil itu."Lama banget elah"

Syauqila sedikit mundur ketika pintu mobil itu terbuka.
Cowok dengan perawakan tinggi berkulit putih dan bermuka datar itu adalah orang yang mempunyai mobil tersebut.

"Itu tempat parkir gue!" ujar Syauqila jutek.

"Terus" balas cowok tersebut.

"Awasin mobil lo, gue mau parkir disitu!" balas Syauqila.

"Gak" cowok itu membalas.

"Harus mau pokoknya, gue duluan yang dateng tapi lo nyelonong maling tempat parkir gue!" Syauqila kesal.

Cowok itu melengos pergi. Syauqila tidak tinggal diam, dengan kekesalan yang tiada tara Syauqila melepas sepatunya dan langsung melempar sepatu itu ke kepala si cowok pemilik mobil tersebut.

"Sumpah gue mengutuk lo, cepet pindahin mobilnya woy!" teriak Syauqila.

Cowok itu hanya berbalik badan sembari memegang sepatu Syauqila, dengan muka datarnya dia melempar sepatu Syauqila ke tong sampah yang berada di sebelah kirinya.

"Anjir sepatu gue woy, dasar ga tahu diri!" teriak Syauqila lagi.

Syauqila jalan ke tempat sampah tersebut dan mengambil sepatunya lalu dia kembali ke mobil kesayangannya.

"Demi apapun gue ga terima pokoknya gue harus bales dendam!" Syauqila sembari membawa mobilnya ke tempat parkir yang lain.

*****

Syauqila berjalan lesu ke arah kelasnya.
Dinda dan Dino yang melihat sahabatnya yang biasa kesiangan berada pagi-pagi di sekolah langsung heboh tapi saat melihat mimik mukanya yang berbeda langsung berpandangan bingung.

"Lah dia kenapa?" Tanya Dino kepada Dina.

"Kok tanya gue, gue juga ga tahu" jawab Dina.

Dina dan Dino yang heranpun berbalik ke belakang dimana letak bangku Syauqila.

"Sya, kenapa si?" Tanya Dina heran.

"Gue lagi kesel" jawab Syauqila.

"Lah dateng-dateng udah kesel ae lo" ujar Dino.

"Gue hari ini udah niat dateng pagi, tapi tempat biasa gue parkir diembat orang terus pas gue nyuruh buat dia pindah tempat, dia ga mau malah langsung pergi, karena gue udah sebel sama dia yaudah gue lempar pake sepatu gue aja ehh dasar emang ga tahu diri, masa dia lempar sepatu gue ke tempat sampah. Ihh sumpah demi negeri para kecebong dia nyebelin banget, jadi pengen lindes kan gue" cerita Syauqila kepada dua orang yang dari tadi heran kepada Syauqila.

"Ehh dia kok berani ya?" tanya Dino.

Syauqila hanya mengedikkan bahunya dan menelungsupkan kepalanya di atas meja.

***

Okay ini chapter tiga udah author lanjut.
Semoga suka yak dan jangan lupa tinggalkan jejak:*

Tentang STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang