Part 5

3K 392 16
                                    

Pukul sebelas malam

Zelia menatap layar laptopnya tanpa minat. Dia sama sekali tidak bisa melanjutkan menulis ceritanya. Pikirannya kalut dan dia terkena writer block. Zelia mengembuskan napasnya dengan pelan, dia menarik pangkal hidungnya.

Tadi, dia bertengkar dengan Loan karena sama sekali tidak membuktikan kalau Logan itu anak kandung Loan. Zelia kesal dan akhirnya dia lebih memilih diam.

Zelia berdiri dari duduknya, dia mendekati jendela ruang tengah, membuka jendela itu. Dia mengintip dari tirai jendela, hujan turun lagi.

"Lagi-lagi hujan," desah Zelia dengan pelan. Setelah tadi Zelia berdebat dengan Loan, dia akhirnya menyerah dan menyuruh Loan tidur bersama Logan di kamar. Jika Zelia perhatikan, memang tidak ada kemiripan Logan dengan Loan.

Zelia sama sekali tidak bisa tidur, jadi dia memutuskan untuk melanjutkan menulis naskahnya. Ternyata dia sama sekali tidak menyentuh laptopnya sedikit pun. Dia hanya menatap layar hampir sejam sampai akhirnya dia menyerah juga.

Zelia membeku saat tiba-tiba saja tangan kokoh Loan memeluknya dari belakang. Zelia tidak memberontak lantaran lelah. Dia juga tidak ingin berbicara dengan Loan. Memikirkan dia kembali dengan Sandra saja sudah membuat kepala Zelia pusing.

"Kenapa belum tidur, hmm?" Zelia tidak menjawab, dia tetap pada posisinya. Tidak bergerak!

"Zeze, maaf ya ... bukannya aku tidak percaya padamu, tapi Sandra benar-benar tidak bisa mengandung." Masih tidak ada jawaban dari Zelia.

Loan menghela napasnya pelan. "Zeze, aku akan menikahimu," bisik Loan membuat emosi Zelia menjadi-jadi. Dia melepas dengan paksa tangan Loan dari perutnya, lalu membalikkan tubuhnya.

Zelia menatap Loan dengan sengit dan tangannya gatal untuk menampar Loan.

Plak!!!

Loan memegang pipi kirinya, dia menatap Zelia dengan sedih sampai cairan bening itu jatuh dari pelupuk matanya membuat Zelia tertegun.

"Aku akan pulang besok pagi," kata Loan dan meninggalkan Zelia yang menundukkan kepalanya. "Bajingan!" geramnya mengepalkan tangannya.

Zelia mendekati meja, dia mematikan laptopnya dan setelah itu, dia melangkah cepat menuju kamarnya. Dia melihat Loan yang hendak berbaring.

"Hei! Turun!" Zelia berkacak pinggang, dia memasang wajah tanpa ekspresinya. Loan ternganga sebentar, lalu dia mengangguk.

Dia turun dan langsung berbaring di lantai. Zelia mendekati tempat tidur, dia duduk dan menendang kaki Loan membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Kejam!" pekik Loan tertahan. "Mati saja!" pekik Zelia balik. Lalu dia berbaring dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Awas kalau kau macam-macam!" ucap Zelia membalikkan tubuhnya menghadap Logan. Dia memeluk Logan dan memejamkan matanya, berusaha bisa tidur.

Lama, Zelia terus bergerak gelisah lantaran tidak bisa tidur. Dia duduk dan menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan angka dua.

Zelia melirik Loan, lelaki itu tidur dengan posisi meringkuk. Zelia turun dari tempat tidur, dia mendekati lemarinya dan mengambil selimut dari sana.

"Merepotkan sekali!" gerutu Zelia sembari menyelimuti Loan yang menggigil.

"Zeze...." desah Loan dengan pelan menahan pergelangan tangan Zelia. Zelia yang terkejut hanya bisa terdiam. Loan membawa tangan Zelia mendekati mulutnya, lalu mengecup punggung tangan gadis itu.

"Zeze, aku kedinginan. Lantai ini sangat dingin, Zeze...." keluh Loan membuat Zelia merasa iba. Zelia menarik tangannya dan dia mengambil bantal dari tempat tidur. Dia meletakkan di lantai.

The Cold Burning LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang