Rembang

93 1 0
                                    

Sering mendengar kata Rembang bukan, bahasa kerennya Twilight, mirip-mirip judul film dan novel. Bisa diartikan juga Temaram, waktu-waktu sore hari menjelang magrib. Waktu matahari tenggelam. Nama yang cocok sekali untuk Rembang karena memang Rembang adalah daerah pesisir dan pastinya tempat yang pas untuk melihat indahnya matahari tenggelam. Walaupun sebenarnya bukan itu asal-usul dari nama Rembang sendiri, cuma dipas-pasin aja.

Orang lokal mengatakan bahwa kata Rembang berasal dari kata Kerem(Tenggelam) dan Kemambang (Mengambang diatas permukaan air),

Nah cerita nya sendiri seperti ini :


Pada zaman dulu ada seorang saudagar kaya yang bernama Dampo Awang. Dia berasal dari Negara Cina. Dia ingin pergi ke penjuru dunia untuk mengajarkan ajaran Kong Hu Cu. Bermodal tekad Dia bersama para pengawal setianya menjelajah dunia dengan cara mengarungi samudera. Sampai dia tiba di perairan Nusantara. Dan suatu hari dia sampai di tanah Jawa bagian timur.

"Kita akan berlabuh disini"

Dampo awang dan awak kapal nya akhirnya berlabuh. Dampo awang memulai rencana nya dengan menjadi seorang saudagar kaya dari tanah China. Selain berdagang Dampo Awang juga mulai menyebarkan ajaran-ajaran Kong hu Cu. Hingga suatu hari Dampo Awang bertemu dengan Sunan Bonang, Sunan Bonang adalah salah satu dari wali songo atau sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Pada saat pertemuan pertama kali itu, Dampo Awang sudah memperlihatkan sikap kurang baik pada Sunan Bonang. Dampo Awang takut jika ajaran yang selama ini dia ajarkan akan hilang dan digantikan dengan ajaran agama islam. Hari demi hari pemeluk agama Islam semakin banyak sedangkan Dia sendiri mengalami banyak kendala dalam menyebarkan ajaran Kong Hu Cu.

Kemarahan, iri dan dengki semakin menggerogoti jiwa dan pikiran Dampo Awang. Sehingga suatu ketika dia merencanakan suatu yang sangat jahat.

"Brajak Ngilo Aku butuh pendapat darimu" Brajak Ngilo adalah satu dari sebagian pengikutnya yang sangat dia percayai. Selain memiliki kehebatan dalam ilmu bela diri, Brajak Ngilo juga lihai dalam membuat siasat.

"Menurutmu, bagaimana sebaiknya kita menghadapi Sunan Bonang, setelah kehadirannya disini, Aku semakin kesulitan menyebarkan ajaran yang kita bawa, padahal aku telah berjanji untuk menyebarkan ajaran dan kepercayaan kita ke seluruh pelosok dunia"

Brajak Ngilo tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Tuannya

"Saya sudah sangat lama mengirim seseorang untuk mengintai dan mengawasi gerak-gerik Sunan Bonang Tuan, karena saya yakin akan tiba saatnya untuk kita melenyapkannya" Brajak ngilo memberi penjelasan kepada Tuannya

"Apa yang sebaiknya kita lakukan?" Dampo Awang mengangkat sebelah alisnya bertanya kepada Brajak Ngilo Siasat apa yang akan di gunakan nya kali ini. Dampo Awang benar-benar bangga terhadap otak licik yang dimiliki Brajak Ngilo. Betapa beruntungnya dia memiliki Brajak Ngilo dipihaknya karena jika dia berada dipihak musuh, orang dengan otak licik sepertinya tidak akan mudah dihadapi.

"Berdasarkan laporan yang saya terima kebiasaan Sunan Bonang setelah sembayang sore dia akan langsung menuju meja makan. Saya kira akan sangat mudah menaburkan racun di dalam kendi nya. Saya memiliki racun yang tidak akan mampu di deteksi masyarakat lokal. Racun ini tidak berbau dan berwarna." Brajak Ngilo tidak beranjak dari tempat nya berdiri saat dia memberikan ide kejamnya kepada Dampo Awang. Senyuman licik nampak dari sudut mulutnya saat dilihatnya Dampo awang sangat puas dengan idenya

"WHA....Ha..HA.....HA.... kau tidak pernah mengecewakan ku Brajak Ngilo" Dampo Awang sangat puas dengan rencana busuk orang kepercayaannya itu

"Lalu kapan kau akan melakukannya" Dampo Awang menatap tajam Brajak Ngilo

Lasem dan sekitarnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang